Prolog

44 26 47
                                    

Taman kanak-kanak itu ramai dengan anak seumurannya. TK Kasih Ibu.

Gadis kecil itu, dengan rambut kuncir dua, berjalan ke arah dua temannya yang sedang bermain di ayunan, halaman TK.

"Hai?" ucap gadis kecil berkuncir dua itu. Sedangkan yang disapa tetap melakukan aktivitasnya tanpa menjawab sapaan tadi.

"Aku main di sini ya?" Yang ditanya langsung melotot ke arah gadis kecil itu.

"Kata mama, Aurel itu anak pembawa sial. Aku sama Leno gak boleh main sama kamu." setelah mengucapkan itu, mereka -anak kecil yang tadi bermain ayunan- meninggalkan si gadis kecil berkuncir kuda itu.

Gadis kecil itu hanya menatap nanar teman-temannya.

Seperti inilah kesehariannya di TK. Tak ada yang mau berteman dengannya. Tukang sapu sekalipun. Mereka semua menganggapnya anak pembawa sial.

Pembawa sial.

Pembawa sial.

Itu semua karena insiden kelahirannya. Tepat saat tsunami di Aceh, tepat saat tentangganya meninggal, tepat saat terjadi puting beliung berkekuatan rendah di desa kelahirannya. Dan parahnya, tepat saat ia lahir, ibu yang melahirkannya meninggal. Kehabisan tenaga saat melahirkannya.

Sejak saat itu, semua yang mengetahui kelahirannya menganggapnya 'Anak Pembawa Sial' Gadis kecil dengan kuncir dua di rambutnya itu berjalan ke tempat duduk pinggir taman. Ia menyesap es krim vanila yang baru saja dibelinya.

Sementara di kejauhan, dua anak kecil duduk, melihatnya diam-diam. Hingga sang adik bertanya, "Kak Lina, emang anak pembawa sial itu apa?"

Yang ditanya hanya mengendikkan bahunya.

"Yang penting kata mama, Kak Lina sama Leno gak boleh main sama Aurel."

Dari kejauhan, seorang anak kecil lain dengan celana kotak-kotak hitamnya, dan kaca mata merah kebesaran, menatap ke arah gadis yang baru saja di kucilkan itu. Kemudian ia menggeleng singkat. Layaknya orang dewasa, ia kemudian berkata, "Dasar anak kecil!"

Ia masuk ke dalam mobilnya sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. "Untung aja, aku udah 5 tahun," katanya.


Tbc...

Jakarta, 10 April.

Not MeWhere stories live. Discover now