8

1.1K 222 40
                                    

Yeri sekarang lagi nunggu di depan kelas MIPA 2 sambil jalan sana-sini, kakinya gak bisa diam dan kadang dia hentak-hentakin kakinya.

Hingga akhirnya dia capek, dan menyenderkan punggungnya ke dinding sambil menunduk kebawah. Yeri menatap sepatunya nanar, terlintas di pikirannya tentang Mark dan Koeun.

Yeri memang bukan siapa-siapanya Mark, tapi dia dulu kenal Koeun. Malah, dia kenal dekat sama Koeun.

Jadi, antara Mark dan Koeun, apa hubungan mereka berdua?

Yeri menghela nafasnya pelan, apa yang ia takutkan jika ada sangkut pautnya dengan Koeun bukanlah rahasianya semata. Yah mungkin Saeron yang paling tau,

Yah walaupun sebenarnya Jeno-lah yang tau hingga detil-detilnya.

Yeri masih menatap sepatunya lurus, pikirannya masih sibuk dengan Koeun dan Mark hingga ia tidak sadar ada seseorang yang siap mengetuk puncak kepalanya.

"Mark!"

Suara ini,

Koeun?

Yeri mengangkat wajahnya, dan dilihatnya wajah Mark yang beberapa senti lebih tinggi darinya tengah menatap iris mata Yeri dengan dalam. Yeri diam, hingga ia sadar bahwa wajah Mark semakin mendekat.

"Mark! Aku nyariin kamu loh, eh Yeri? Ngapain nih?"

Yeri kaget, ia langsung mendorong muka Mark dengan kasar dan melihat Koeun yang berdiri dengan wajah ditekuk.

"O-oh, engga kok. Aku mau ke ruang dance sama Mark." Jawab Yeri gugup, ia tak berani memandang Koeun.

"Hah? Apa hubungannya? Kan bisa kesana sendiri. Ngapain ngajak Mark sih? Gatel."

Deg. Yeri tidak menyangka bahwa Koeun akan memanggilnya sekasar itu. Ia menundukkan kepalanya sambil menggigit bibirnya pelan.

Sedangkan Mark sendiri, dia tidak tau kenapa diantara dua gadis yang membuatnya bingung sedari tadi. Ia tau bahwa dari nada Koeun kepada Yeri saja, itu nada sangat tak suka dengan kehadiran Yeri.

Namun dengan Yeri sendiri? Ia tak tau jika sang gadis tengah menahan tangis.

Yeri mengangkat wajahnya, kemudian tersenyum dan menatap Koeun.

"Oh- engga kok! Aku gak jadi kesana sama Mark, karena katanya Kak Taeyong tadi kalau bisa pergi ke sana sama Mark biar gak perlu dicari."

"Tapi kayanya aku kesana sendiri aja deh? Duluan ya, Mark, Koeun!"

Yeri berlari meninggalkan dua sosok yang memandang punggungnya dengan tatapan yang berbeda.

Mark memandang punggung Yeri dengan perasaan menyesal.

Dan Koeun memandang punggung Yeri dengan perasaan tak suka.

***

"Yer, Mark mana?"

Yeri diam, suara Kak Taeyong terdengar ketus tapi dia tau kalau itu memang nadanya kalau bicara.

"Mmm, Kak- maaf ya. Tadi aku udah nyariin Mark dan ternyata dia gak ada, waktu aku tanya sama temen-temen sekelasnya, dia udah duluan ternya—"

"Dude, i'm here. Sorry."

Yeri membulatkan matanya, aih ternyata dia gagal membohongi Taeyong. Niatnya sih dia mau bilang kalau Mark sudah pulang duluan. Tapi nyatanya?

"Oh, bagus. Tunggu ya, gue masih ada urusan. Ini masih jam 4, gue balik jam 5 nanti."

Dalam hati Yeri merutuk, kalau begitu buat apa dia datang cepat-cepat? Tapi ia tersenyum, mengiyakan Taeyong yang meminta mereka untuk menunggu 1 jam.

Disinilah Yeri dan Mark sekarang, diam dan tidak ada yang berbicara meskipun mereka bersebelahan.

"Yer,"
"Mark,"

Mark menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia mempersilahkan Yeri untuk ngomong duluan. Tapi Yeri mana mau?

"Tadi-
"Gini,"

Yeri tidak bisa menyembuntikan wajahnya yang memerah, lantaran sudah dua kali mereka berdua menyahut di waktu yang bersamaan.

"Yer, what happened to your face?"

Mark bergerak, makin memperkecil jarak diantara mereka. Tangannya terulur untuk memegang pipi Yeri, Mark bisa tau jika wajah Yeri memanas. Ibu jarinya mengusap pipi Yeri dengan pelan, sedangkan pemilik pipi tersebut tidak bisa melihat kearah Mark, sama sekali.

"Yer, look at me."











































"Ceritain, Koeun kenapa sinis sama lo."

Yeri bersumpah, bahwa Mark adalah pria terbodoh yang membuaynya harus mengingat kejadian lama.

***

YHAAAAAA

Dengan adanya part 8 ini,

maka aku mau izin untuk slow update sampai tanggal 20 mei nanti. Karena jadwal sekolah yang naudzubillah dan sudah dekat UAS, aku bakalan hiatus ngetik-ngetik.

TAPI TAPI TAPI.

Begitu aku selesai UAS dan kelar tugas ini itu,

Aku puengend publish Jeno x Yeri.

Yang ini

Apakah harus ku publish apa tidak.

Dear Mark ( MarkRi / Mark Yeri ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang