(3) Planning

2.1K 117 5
                                    

Tepat pukul 7 pagi, Siana sudah sampai disebuah perusahaan ternama yang menjadi tempat kerjanya sekarang.

Ia berjalan cepat untuk menaiki tangga karena lift sedang diperbaiki. Tepat didepan pintu kaca blur. Ia menarik nafasnya panjang, kemudian menghembuskannya perlahan.

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuknya. Ia sudah masuk kedalam ruangan tersebut dan disana memperlihatkan pria tampan yang tengah fokus pada layar komputer.

Ia itu mendongak kala mendengar suara sepatu khas wanita yang tengah mengganggu konsentrasinya.

"Duduklah.." Siana mengangguk dan kemudian duduk dihadapan Leo.

"Kau sudah siap ?" Tanya Leo dan Siana hanya mengangguk saja. Entah kenapa, tiba-tiba mulutnya terkunci begitu saja kala mendengar suara sexy milik Leo.

"Baiklah, ayo ikut denganku.." Ucap Leo yang langsung beranjak dari duduknya.

"Sekarang ?" Leo diam tidak menjawab. Bukannya tidak dengar, hanya saja ia sengaja untuk diam. Agar gadis itu tidak banyak tanya.

Leo berjalan terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh Siana. Disana Leo sudah masuk ke dalam lift khusus untuk orang penting.

"Mr.Haston.. Bukankah liftnya sedang diperbaiki ?" Tanya Siana yang langsung masuk kedalam lift juga.

Leo masih tetap diam tidak menanggapinya dan itu juga cukup membuat Siana kesal.

Sesampainya dilantar dasar, Siana mengikuti langkah Leo yang begitu cepat seperti orang yang sedang berlari maraton. Walaupun terlihat Leo sedang jalan, tapi pria itu memang selalu cepat kalau sedang berjalan yang membuat Siana kualahan karena ia juga memakai heels.. Jadi cukup susah untuk berjalan cepat.

"Apa kau tidak bisa cepat sedikit ?" Lagi, suara itu begitu ketus dan dingin yang keluar dari mulut Leo dan sekian persen pria itu terus diam.

Sesampainya di lapangan parkir. Leo langsung masuk kedalam mobil dan Siana langsung masuk kedalam mobil bagian belakang.

"Heh ! Apa kau pikir aku ini supirmu ?" Tanya Leo dengan nada ketusnya.

"Maaf, Mr.Haston. Lalu saya harus duduk dimana ? Atau saya jalan—"

"Duduk disini." Dengan cepat Leo memotong dan menepuk kursi penumpang bagian depan tepat disampingnya. Siana menerut. Ia duduk tepat disamping Leo.

Selama perjalanan entah kemana. Mereka terus diam tanpa membuka mulut masing-masing, walau didalam hati Siana cukup dongkol karena si CEO ini lebih suka diam dari pada berbicara. Mungkin, berbicara kalau ada maunya atau keperluan penting.

Tidak lama mobil Leo berhenti disebuah butik yang bisa Siana tebak, bahwa butik itu pasti hanya menjual baju-baju mahal. Tidak mungkin jika menjual baju-baju KW.

"Panggil aku Leo.. Hanya Leo." Leo mencoba memperingati Siana dan gadis itu hanya mengangguk mengerti.

Siana turun dari mobil dan langsung mengikuti langkah Leo dari belakang.

Sesampainya didalam butih tersebut. Terpampang jelas manekin-manekin yang berdiri tegak dengan setelan gaun-gaun yang sangat indah.

"Leonel.." Suara itu cukup membuyarkan pikiran Siana dan ia memilih ikut mendongak sama seperti yang Leo lakukan.

Wanita itu mencium kedua pipi Leo dan matanya kini mengarah ke Siana.

"Dia pacarmu ?" Tanya wanita itu sambil tersenyum.

"Ya.." Jawab Leo santai sambil merangkul pinggang Siana.

"Wow.. Ku pikir kau akan menjadi pria lajang seumur hidup, mengingat Reine yang selalu stres ketika kau terus menolak gadis-gadis pilihannya." Jelas wanita itu sambil tersenyum.

The Bad BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang