Find It: When It Start? Part 7

Start from the beginning
                                        

Disisi lain Lay terus melangkah memasuki ruangan mendekat kearah Nara dan membangunkan Nara dari tidur nyenyaknya. "Nara bangunlah sebentar. Kau harus meminum ramuan ini dulu agar kondisi tubuhmu segera pulih kembali."

Nara menurut peruntah Lay dan sedikit menegakkan badannya agar posisinya menjadi setengah duduk dengan kepala menyandar dikepala ranjang. "Kau bisa meminumnya sendiri apa perlu aku bantu Nara ?" Tanya Lay basa basi mengetahui Luhan ingin mendekat dan membantu Nara.

"Biar aku yang membantunya Lay." Sahut Luhan mendekat dan tangannya menerima ramuan yang diberikan Lay padanya.Luhan meposisikan dirinya duduk ditepi ranjang tempat Nara berbaring sembari meminumkan ramuan dari Lay. Luhan meminumkannya pelan-pelan sambil menyeka peluh Nara yang menetes didahinya.

"Apa masih terasa sakit ?" Tanya Luhan ketika Nara menyelesaikan meminum ramuan. Nara hanya menjawab dengan gelengan kepala saja.

"Baiklah aku akan keluar dulu kalau begitu." Kata Lay melihat kedua pasangan kekasih yang tampak akan saling melepas rindu.

"Terima kasih Lay." Setelah Lay keluar ruangan meninggalkan Luhan dan Nara berdua.

"Apa yang kau rasakan sekarang Nara ?" Tanya Luhan sambil menatap Nara dengan tatapan sayunya yang hanya dijawab dengan gelengan kepala oleh Nara.

"Aku baik-baik saja Lu." Jawab Nara ditemani senyum indah bak bidadari surga seraya lebih mendekat kearah Luhan dan menangkupkan kedua tangannya kepipi Luhan.

"Mungkin ragaku memang terluka tapi percayalah selama kau bersamaku, aku tidak akan apa-apa." Luhan mengangkat tangannya menyentuh tangan Nara yang ada dipipinya.

"Aku akan selalu bersamamu dan melindungimu Nara." Lalu Luhan mengecup bibir Nara singkat.

***

"Apa kau berhasil mendapatkan buruan kita kali ini ?" Tanya sebuah suara bariton yang terdengar tegas pada bawahannya.

"Iya master. Kami mendapatkannya sesuai dengan perintah anda." Jawab suara yang lain tak kalah tegas dari suara yang sebelumnya.

"Bagus. Jalankan sesuai rencana yang sudah kita susun dan tunggu perintah selanjutnya dariku." Suara pertama menyahut dengan intonasi yang menakutkan dan terdengar licik.

"Siap master."

"Bagus sekarang pergilah aku akan melanjutkan bagianku." Terlihat siluet seringaian licik dari suara bariton dari orng yang dipanggil master tadi.

***

Derap langkah terburu-buru menggema disepanjang lorong bangunan besar nan kokoh yang disebut parlemen. Tak lama kemudian derap langkah tersebut berhenti tepat didepn sebuah pintu besar disalah satu ruang dari gedung itu.

Tok ... Tok ... Tok ...

"Master apa anda ada didalam ?" Tanya suara serak terengah karena berjalan terburu tadi.

"Iya masuklah." Sahut suara berat dari dalam.

Tanpa menunggu babibu seorang terengah tadi langsumg meyeruak masuk ke dalam ruangan tempat orang yang dipangilnya master tadi berada.

"Masuklah kai, biasanya juga kau tidak pernah mengetuk pintu." Kata Kris tanpa mengalihkan pandangannya dari apa yang sedang dibacanya. "Ada apa?"

"Haera tidak ada dirumahnya" kata Kai dengan suara yang masih datar dan dingin tapi jelas tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.

Kris memandang Kai dengan raut wajah tak mengerti. "Kalau dengan merindukan Haera bisa membuatmu mngetuk pintu ruanganku, akan kupastikan kau tidak akan pernah bisa bertemu dengannya setiap hari."Kai memandang Kris tajam.

Find it : when it start?Where stories live. Discover now