Find It: When it start? Part 3

372 16 2
                                        

yuhuuuuu... author comeback bareng Luhaann...

dsni mulai dceritakan awal mula pertemuan Luhan n Nara... happy reading.. jgn lupa vote n coment biar lbh smngat buat nglanjutin critanyaa.. #Bow

Author POV

Penglihatan yang ditunjukan Haera padanya membuat Luhan ingin segera menuntaskan rasa keingintahuannya pada keberadaan Shim Nara dan masalah yang mengenai Shim Changmin. Menelusuri jalan yang sama seperti dalam penglihatan Haera membuat Luhan dengan mudah bisa menemukan pondok kecil ditepi hutan Ionia.

Luhan mengamati betapa kumuh dan sangat tidak manusiawi kalau Shim Changmin menyembunyikan adiknya ditempat seperti ini, sedangkan dirinya sendiri hidup dalam kemewahan dan lingkungan yang bersih. Tapi Luhan mengakui kalau ini memanglah tempat yang sangat bagus untuk menyembunyikan sumber informasi. Luhan mengeluarkan ramuan yang dia minta dari Lay sebelum berangkat untuk menemui Nara tadi lalu segera meminumnya. Luhan melangkahkan kakinya dengan sedikit terseok-seok, bukan karena sakit tapi memang sengaja membuat dirinya tampak seperti orang sakit atas bantuan ramuan dari Lay yang baru saja dia minum untuk melancarkan aksinya menemui Nara.

Luhan mendekati pondok kumuh itu dan mengetuk pintunya berharap sang pemillik rumah yang tidak lain adalah Shim Nara bersedia membukakan pintu untuknya. Dan bingo pintu terbuka sembari menampilakan sosok wanita muda dengan perawakan tubuh kurus tinggi sama persis dengan yang ada dalam penglihatan yang Haera tunjukkan, hanya saja kali ini Luhan bisa dengan jelas melihat wajah si pemilik tubuh.

“Ada yang bisa saya bantu tuan ?” Sapa ramah sang pemilik rumah sambil berdiri di belakang pintu.

“Maaf, bisaka...” Sebelum Luhan sempat mengatakan alasannya mengetuk pintu, ramuan Lay sudah bekerja dan membuat Luhan pingsan yang sukses membuat sang pemilik rumah kebingungan apa yang harus dia lakukan.

Tanpa pikir panjang lagi sang pemilik rumah membawa Luhan masuk dan membaringkannya di ranjang tua yang berukuran cukup untuk satu orang saja.

Nara POV

Aku tidak tau siapa orang ini, tapi melihatnya pingsan tepat di depan rumah membuatku tidak tega untuk membiarkannya tergeletak begitu saja disana. Aku membawanya masuk ke dalam rumah dengan susah payah dan membaringkannya di ranjang tualku. Sebenarnya aku takut kalau Changmin tau aku membawa orang lain masuk karena selama ini dia tidak pernah membiarkanku dekat dengan siapapun. Tapi sudahlah toh Changmin juga jarang bahkan tidak pernah datang kesini, aku yang mengunjunginya kalau dia ingin bertemu denganku. Lagi pula pria ini kelihatan seperti orang baik, dan mungkin juga dia bisa menjadi temanku.

Aku kembali menaruh kain basah dikeningnya supaya panas tubuhnya turun, karena sejak aku menemukannya pingsan kemarin tubuhnya panas tinggi. Aku mengamati wajah pria ini, begitu tampan garis matanya begitu sempurna, hidung mancungnya, bibir tipisnya merona merah, menampilkan perduan yang begitu sempurna. Tanpa terasa tanganku bergerak menyusuri wajah indahnya, dan mengusap pipinya pelan. Tapi tiba-tiba saja dia menggerakkan kepalanya yang sukses membuatku tersentak dan segera menarik tanganku.

“Anda sudah sadar tuan ?” Sapaku ramah mencoba menyembunyikan rasa kagetku karena dia terbangun tiba-tiba.

“Aku dimana ?” Tanyanya sambil mencoba bangun dari posisi berbaringnya.

“Anda dirumah saya, pondok kecil di tepi hutan tuan.” Jelasku sambil membantunya bangun.

Aku memperhatikan dia terdiam sebentar, dia terlihat berpikir dan kemudian kembali bersuara.

“Ah iya terima kasih telah merawatku.” Katanya sambil menundukkan kepalanya.

“Tidak perlu berterima kasih, lagi pula aku tidak mungkin membiarkan orang tergeletak pingsan didepan rumahku.” Balasku sambil tersenyum.

Find it : when it start?Where stories live. Discover now