Part 5. Di Seberang Tujuan

4.2K 241 56
                                    

Part 5. Di seberang tujuan

Lamunan Park Min-Hyun buyar seketika. Meskipun awalnya ia mengira dirinya sedang berhalusinasi namun yang ada di seberang tujuannya adalah nyata adanya. Pria itu masih berdiri di posisi yang sama sembari menyunggingkan senyum. Lalu apa yang harus ia lakukan? Beberapa detik berselang, Min-Hyun memutuskan melangkah menghampiri pria itu.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya sedikit terbata.

"Kebetulan aku sedang bertemu dengan rekan bisnis di sini. Oiya kau sudah makan?"

*****

Dari tempat duduknya ia melihat pria itu sedang memesan makanan untuk mereka. Ia berulang kali berpikir dengan keputusan akhir mungkin tidak ada salahnya untuknya mulai menerima kenyataan hidupnya terutama yang berkaitan dengan pria itu. Karena berusaha menyangkal berulang kalipun, fakta tidak akan pernah bisa hilang. Meski sesakit apa pun dirinya, ia harus kembali ke dunia nyata. Entah apa tujuan ibunya namun setidaknya ia tahu sang ibu telah mengirim seorang malaikat untuknya. Malaikat tanpa sayap yang akan membantunya bangun dari keterpurukan hidupnya.

"Chocolate milkshake. Itu favoritmu bukan?" suara itu langsung membuyarkan lamunannya. Pria itu duduk di hadapannya berseberangan meja dengan senyuman yang tak lekang dari kedua sudut bibirnya. Ia hampir tidak bisa bernapas. Pipinya serasa panas melihat senyuman pria itu.

"Maaf sebelumnya, tapi boleh aku mengatakan sesuatu?" Min-Hyun memberanikan diri untuk berbicara. Pria itu pun mengangguk.

"Meskipun itu memang benar, tapi aku rasa aku tidak bisa memanggilmu dengan sebutan 'appa'? Kau sudah tahu pasti alasannya tanpa perlu aku menjelaskannya. Ini terkesan aneh jika aku memiliki ayah yang...." ia mengangkat wajahnya memandang ke arah pria itu yang terlihat sedang menunggu lanjutan ucapannya. "terlalu muda."

Itu tentu saja. Min-Hyun menghela napas. Sebenarnya ia masih tidak habis pikir kenapa ibunya bisa menikahi pria yang seyogyanya umurnya masih layak menjadi seorang mahasiswa atau bisa dibilang lebih cocok menjadi anaknya. Kepalanya hampir pecah jika ia memikirkannya ulang.

"Aku tidak masalah dengan panggilan apa pun. Aku memang terlalu muda untuk dipanggil appa atau ahjussi bukan?" Kyu-Hyun menyunggingkan senyumnya dan Min-Hyun hanya mengiyakan dalam hati. Pikiran lain juga menghantuinya, kenapa pria ini mau menikahi seorang ibu- ibu. Apa mungkin ini yang disebut selera anak muda jaman sekarang. Dia hampir gila jika memikirkannya.

"Begini saja, kau bisa memanggilku oppa. Setuju?" lanjutnya lalu mengulurkan tangannya di hadapan Min-Hyun. Untuk sekejab ia memandang tangan yang terulur itu lalu wajah pria itu. Dengan perasaan enggan ia pun menyambut uluran tangan pria itu. Kyu-Hyun menyunggingkan senyum tulus dalam bungkusnya tidak untuk sisi lain dirinya. Gadis itu akhirnya masuk ke dalam perangkapnya.

****

"Kyu-Hyun?" suara seruan itu mengalihkan perhatian pemilik nama tersebut dan Min-Hyun. Keduanya memandang pada sumber suara dimana menemukan seorang pria berambut hitam dengan paras imut di sana. Ia menebarkan senyum sumringah. Min-Hyun mengerutkan keningnya sedangkan Kyu-Hyun membulatkan matanya. Pria itu sebentar memandang ke arah Min-Hyun dengan raut wajah cemas. Kenapa pria itu harus muncul di saat seperti ini? Dan apa yang dilakukannya di Seoul?

"Sudah lama tidak bertemu ya. Kau masih ingat aku kan?" katanya sembari menyunggingkan senyum ramah tapi Kyu-Hyun menyadari bahwa pria itu sebentar melirik ke arah Min-Hyun. Im Si-Wan, ia sudah bisa menebak apa yang dipikirkan pria itu. Jika ia tidak mengambil tindakan, semua kerja kerasnya akan terbongkar dalam sekejap. Kyu-Hyun kembali memandang pada kenalannya itu namun teralih sebentar pada seorang bocah lelaki di belakang Im Si-Wan.

IRRESISTIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang