Hujan IV

23 2 0
                                    

Setelah seharian, tim industri kerajaan barat akhirnya berhasil menyingkirkan percikan yang diduga dari kembang api. Namun, turunnya hujan tidak bisa langsung diberhentikan. Mesin sendiri tidak bisa dipaksa berhenti karena produksi air masal yang sudah telanjur besar malah akan membuat mesin menjadi lebih rusak. Setidaknya di hari-hari pertama angin dan petir sudah mereda. Ya, air masih belum mau berhenti selama beberapa hari. Meskipun angin dan petir sudah mereda, tetap saja aktivitas masih terganggu. Di hari keempat angin sudah mau mereda. Tinggal sisa-sisa anak petir yang masih menghiasi langit siang dan malam, seperti menandakan hujan belum mau berhenti.

Telepon kerajaan barat berdering.

"Raja, ini sudah hari keempat," suara Sir Joe di seberang sana mengharapkan kejelasan. Raja yang dikenal dengan mudah emosi itu kali ini menghela napas panjang dan mulai menjelaskan apa yang sedang terjadi. Dipastikan hujan akan berhenti dua atau tiga hari ke depan.

"Seminggu?" Sir Joe tak percaya. Raja beberapa kali meminta maaf, sekaligus menekankan bahwa ia sudah berusaha yang terbaik. Perwakilan GESA itu juga tak bisa memaksa Raja menjelaskan lebih lanjut dan pembicaraan pun berakhir.

Begitu pula dengan Raja Awanno yang merasa halaman awannya dirugikan karena terkontaminasi. Meskipun petir dan guntur sudah tidak ada, tapi tetap saja masih ada sisa-sisa air yang harus diturunkan. Penjelasan yang ia terima dari Raja Cloudio pun sama dengan yang didengar Sir Joe. Mau tak mau semuanya menunggu alam yang bereaksi.



Ternyata wilayah timur lebih cepat reda. Tidak sampai seminggu matahari sudah bisa melewati sela-sela awan dengan lancar jaya. Para penduduk pun tersenyum senang dan memulai aktivitasnya seperti semula. Telepon kerajaan timur berdering kembali menerima banyak ucapan terima kasih dari para perwakilan GESA.

'Mereka akan mendapat jawaban yang lebih memuaskan di rapat nanti,' pikir Raja Awanno sambil tersenyum ikut senang.

Namun, berbeda dengan yang dialami wilayah barat. Mereka harus menunggu beberapa hari lagi untuk menikmati sendunya hujan. Titik-titik air masih agak padat. Sekali menerjang hujan, dua tiga gayung terlampaui. Tak perlu mandi lagi.

Kaki-kaki orang Brazil sudah gatal. Di tengah hujan dan genangan air mereka tetap memaksakan diri untuk menyalurkan hobi mereka. Penduduk yang tinggal di sub urban mau tak mau memakai halaman tak terpakai yang biasanya ditumbuhi ilalang dan becek.

Di tempat lain ada sesosok anak kecil yang hanya mengurung diri di kamar.


Kerajaan AwanWhere stories live. Discover now