Hujan III

21 2 0
                                    

Sementara itu, tidak peduli berasal dari mana; tidak peduli pukul berapa; tidak peduli kaya atau miskin; bahkan tidak peduli sudah ada yang double atau masih single, di muka bumi sendiri pun terkena dampak dari langit yang tiba-tiba menangis ini. Bahkan dimanapun mereka berada di berbagai pelosok negeri, warna langit pun tampak sama semua. Di bagian siang mungkin masih terlihat terang, tapi tentu saja sinar matahari tidak bisa menembus pekatnya awan.

Hari itu hari biasa. Sebagian besar penduduk akan atau sedang beraktivitas, terutama di daerah pagi sampai sore. Beruntung yang masih bisa beraktivitas di dalam gedung, bagaimana nasib yang beraktivitas di luar gedung?

Awalnya daerah-daerah terbelakang seperti di Afrika dan Timur Tengah senang akan hujan yang datang karena mereka kebanyakan dilanda kekeringan. Namun, pagi itu akhirnya mereka tidak dapat beraktivitas karena hujan makin lama makin deras.

Di Indonesia sendiri dan beberapa negara berkembang lainnya jangan ditanya lagi. Beberapa daerah yang sudah langganan banjir tak terelakan lagi.

Di samping itu, di daerah bagian petang hingga dini hari, mungkin sudah ada yang bersiap pulang dari beraktivitas, atau bahkan sudah atau sedang terlelap. Suara hujan bagaikan lagu mengiringinya ke alam mimpi. Namun, apakah bisa tenang jika badai ikut serta di dalamnya?

Si kaya takut usahanyamerugi karena situasi alam yang tak disangka-sangka ini. Banyak orang pastinya lebihsuka berteduh. Si miskin waswas takut atap gubuknya terbawa angin atau gubuknyahanyut terbawa air. Yang berpasangan mungkin yang di daerah malam hari sedangasyik memadu kasih atau malah gagal bertemu karena ada penghalang di antaramereka. Si jomlo yang mempunyai koneksi cukup kuat di situasi seperti itumungkin saja sedang asyik berselancar di dunia maya atau mungkin saja sedangmenatap sendu suasana langit yang sama dengan rasa tragis yang telahdialaminya.


Kerajaan AwanWhere stories live. Discover now