*dua puluh delapan*

51.9K 1.1K 13
                                    

#NEEDCOMMENT'S
#NEEDVOTE'S
#ABAIKAN TYPO'S!
#Rema in mulmed☝👆

***
Hari telah berlalu sangat cepat. Gosip sialan itupun sudah meredah, dan yang Hanna ketahui perusahaan stasiun tv itupun sudah bangkrut. Walaupun gosip murahan itu sudah meredah, tetapi masyarakat tetap saja membicarakan Hanna. Bahkan Hanna sering mendapat hujatan dari orang yang melihatnya ketika ia sedang pergi ke supermarket. Namun Hanna menanggapi dengan lapang dada, mereka tidak tau apa yang terjadi di kehidupan dirinya dan Brian.

***
Siang ini seperti biasanya, Hanna mendapatkan paket. Dan Hanna sudah hampir bosan membuka paket yang berisikan ancaman. Apakah dia takut dengan ancaman itu? Tidak!. Untuk apa dia takut dengan sebuah surat yang mengancamnya untuk menceraikan Brian. Tapi paket yang di kirim siang ini sungguh membuat Hanna syok. Didalam paket itu berisi foto Brian yang sedang tergeletak tak berdaya di atas brankar sambil memakai selang oksigen.

Dengan panik Hanna mencoba turun ke bawah dia tidak lagi
memperdulikan perutnya yang sudah membesar.

"Pak, bapak,"Hanna berlari menuju paviliun.

"Ada apa non?"

"Antar saya ke rumah sakit GLOBER sekarang!"ucap Hanna di sertai derai air mata.

"Baik non."supir Brian segera berlari menuju bagasi.

"Pak, Cepat sedikit pak, hiks..hiks.."
ujar Hanna kepada supir Brian.
Pak Narto segera menambah kecelatan mobil sesuai perintah Hanna.

"Angkat dong, kak!"Hanna kembali mendial nomer Daniel. "Please angkat telponku, kak!"sudah kesekian kali Hanna menelpon Daniel namun tetap tak di angkat.

***

"Rapat kita kali ini sampai di sini dulu, minggu depan akan kita bahas kembali. Trimakasih."Brian menutup rapat keuangan yang sempat di tunda. Para karyawannya pun sempat bingung, tidak biasanya boss mereka menutup rapat secepat ini.

"Gila, Bri. Miss call dari Hanna banyak banget."Daniel menunjukan hpnya.

"Coba gua liat,"Brian mengambil hp Daniel.

"Kok perasaan gua gak enak ya, Dan."Brian mengembalikan hp milik Daniel, dan segera mengaktivkan hp miliknya.

"Perasaan lo aja kali, Bri."ucap Daniel sembari merapikan file-file.

"Ya, Hallo..."

"..................."

"Ya, benar saya Brian. suaminya."

".................."

***

"Mih, gimana kondisi Hanna dan bayi ku, mih?"tanya Brian dengan nafas bergemuruh dan juga air mata yang sudah menggenang di sudut matanya.

"Hanna sedang di tangani para medis, nak. Kita tunggu saja."Azura menenangkan putrannya.

Beberapa menit kemudian Dokter keluar. "Bisa bicara dengan salah satu keluarga pasien?"tanya Dokter sambil melepas masker hijaunya.

"Saya suaminya, Dok,"Brian berdiri menghampiri sang Dokter.

"Mari ikut saya,"Dokter menyuruh Brian mengikuti kedalam ruangannya.

"Begini pak. Istri bapak banyak mengalami pendarahan, akibat benturan yang sangat keras di bagian perut dan keningnya. Dan kami harus melakukan operasi pengangkatan salah satu baby yang ada di rahin istri bapak."ucapan sang Dokter membuat Brian lemas seketika.

"Apa tidak ada jalan keluar lagi, Dok?"

"Maaf pak, hanya ini jalan keluarnya. Karena istri bapak mengalami benturan yang cukup parah."jelas sang Dokter."dan kami meminta persetujuan dari bapak untuk menandatangani surat persetujuan operasi pasien."Brian langsung menggeleng dengan kuat. Dia tidak sanggup untuk kehilangan calon babynya.

#1. The woman one billion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang