*sembilan belas*

59.2K 1.4K 33
                                    

Enjoy and happy reading😎

-

-

-

Azura segera meminta pilot pribadinya untuk menjemput dirinya di bandung hari ini juga. Pasalnya Azura mendapat telpon dari suaminya bahwa putra pertama mereka telah membuat anak orang hamil.

Satu masalah selesai timbul lagi masalah baru.

"Daniel tolong jagain Hanna ya, Nak. Aunty mau balik ke jakarta. Jika Brian berbuat ulah atau membuat Hanna nangis lagi, jangan segan-segan untuk memukul wajahnya."

"Sip Aunty Daniel pasti jagain Hanna kok. Hanna kan udah Daniel anggap adik sendiri."

"Bagus kalau begitu. Yasudah, Aunty berangkat dulu ya. Titip salam buat Hanna dan Brian. Aunty tunggu kalian lusa di jakarta."

"Hati-hati Aunty,"Daniel melambaikan tangannya.

30 menit perjalanan bandung-jakarta. Perjalanan singkat tidak seperti saat dia, Hanna dan Daniel mengunakan mobil untuk pergi ke bandung.

Mobil jemputan sudah menunggu. Supirpun membantu memasukan koper kedalam bagasi mobil.

Perjalan menuju mansion cukup melelahkan karena hari ini jalanan sangat padat merayap.

14:02pm Azura tiba. Lelahnya hilang digantikan oleh murka yang meletup-letup.

"Nyonya, nyonya sudah pulang. Mau saya buatkan teh jahe, nyonya?"Nilli datang tergopoh-gopoh dari dapur untuk menyambut nyonya besarnya.

"Untuk saat ini saya tidak butuh teh jahe, Nilli. Saya butuh sarung tinju, apa kamu tau dimana para bodyguard menyimpan sarung tinju mereka?"tanya Azura. Nilli bergidig untuk apa nyonya besarnya mencari sarung tinju?

"Di-di gudang nyonya, atau ada di ruang latihan mereka."jawab Nilli tergagap masalahnya Nilli takut bahwa dialah yang akan menjadi santapan nyonya besarnya.

"Baiklah tolong bawakan saya satu pasang sarung tinju itu,"ucap Azura semakin membuat Nilli takut. "Saya tidak akan meninjumu Nilli,"jawaban Azura membuat Nilli bernafas lega.

Nilli segera mengamibil salah satu sarung tinju yang ternyata tersimpan rapi di rak ruang latihan.

"Trimakasih,"Azura menerima sarung tinju dari Nilli dan ia melangkah menuju kamar anaknya.

Saat di tangga Azura bertemu dengan Darius. "Mana anakmu?"tanya Azura kepada Darius.

Darius lantas waspada kepada istrinya ini. Apalagi saat ini istrinya terlihat seperti pereman. Celana jeans hitam dengan sobekan buatan di lutut dan kaos hitam longgar serta jaket kulit putih tak lupa ikatan kepala dan sarung tinju yang melekat di tangannya.

"Ah dia di atas. Aku ada urusan di kantor nanti aku kembali,"Darius sengaja menghindar dari istrinya.

"Jangan menghindar kamu ya pih!"Azura tau gelagat suaminya.

Kalau seperti ini Darius yakin dia akan terkena ocehan istri cantiknya.

"Iya mih,"jawab Darius ikut melangkah bersama Azura menuju kamar Barrak.

"Barrak buka pintunya!"mami menggedor-gedor pintu kamar Barrak.

Di dalam Barrak sedang tertidur pulas. Namun tidur pulasnya terganggu karena suara bising maminya.

"Ett mami pintu kamar anaknya bisa rusak, mi."Darius menahan tangan Azura.

"Diam! Nanti mami yang ganti. lagi pula ini pintu tidak akan hancur juga."Darius mendesah kasar.

#1. The woman one billion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang