*sebelas*

64.6K 1.4K 22
                                    

Maaf ya update lama, sebenernya aku lagi proses nulis tadi sore. Tapi karena keasikan nonton debat pilkada DKI jadi aku singkirkan dulu ceritaku. Dan baru ku lanjut pas udah selesai.

Enjoy and Happy reading guys😎😎

Brian POV

Aku akan berangkat ke Jerman pagi-pagi sekali menggunakan pesawat pribadi milikku.

Di Jerman aku akan mengadakan meeting penting dengan para pembisnis hebat dari berbagai negara.

Sebenarnya meeting kali ini membuatku berat meninggalkan jakarta. Tidak seperti biasanya.

Hanna,

Ya wanita itu, karena Hanna aku berat meninggalkan Jakarta. Oh God!

Kalau saja meeting kali ini bisa di gantikan, akan aku suruh Daniel dan Niken yang menjadi perwakilan dari perusahaanku.

Tapi untung saja aku sudah menipikan Hanna dengan Daniel. Juga ada mata-mataku yang siap melaporkan apa saja yang Hanna lakukan. Kalian jangan salah paham ya, aku hanya tak ingin kejadian yang lalu terulang. Dimana Hanna mengunci dirinya di kamar mandi untung saja dia hanya pingsan.

"Selamat pagi, sir. Pesawat sudah siap."ucap peramugari kepadaku.

Aku mengangguk lalu segerah masuk kedalam pesawat di ikuti asisten dan para bodyguad di belakanku. Kali ini aku hanya membawa 2 bodyguad dan  Fred asistenku yang bertugas menyiapkan pakaian yang akan aku gunakan selama meeting karena kebetulan fred asisten ketigaku setelah Daniel dan Niken. Fred bukan hanya asistenku ia juga seorang pria yang bertugas merancang jas-jas milikku.

"Karen, apa yang sedang Hanna lakukan?"tanyaku kepada mata-mataku lewat telpon.

"Saat ini nona Hanna dan tuan Daniel sedang pergi menuju toko bunga Lyli, Tuan. Mereka pergi menggunakan mobil hitam milik tuan Daniel."ucap Karen memberi informasi kepadaku.

"Baiklah. Terus awasi mereka. Terutama Hanna. Dan beritahu saya apa yang Hanna lakukan setiap 4 jam sekali. jangan sampai lengah!"tegasku lalu memutuskan sambungan telpon dengan mata-mataku.

Karen, dia seorang wanita yang sudah aku percayakan sebagai mata-mataku. Karen itu sudah menikah dan sudah mempunyai seorang anak perempuan.

***

"Fred siapkan pakaian yang akan saya gunakan nanti malam. Juga disk yang saya perluka untuk presentasi."aku meminta tolong kepada Fred untuk menyiapkan kepeninganku.

"Ada apa, Karen?"tanyaku saat menerima panggilan masuk dari Karen.

Aku berjalan ke arah balkon. "Saat ini saya melihat Nona Hanna masuk kedalam ruangan CEO M&M, pak. Namun sudah hampir 30 menit saya tidak melihat Nona Hanna keluar dari ruangan CEO M&M."aku menggeretakan gigiku.

Ku cengkram hp milikku dengan erat."sedang apa di dalam? Suruh dia keluar, Karen!"perintahku.

"Tapi Tuan, saya sedang menjadi mata-mata tuan. Bagaimana kalau tuan Daniel tau saya ada di sini?"

"Shit!! Dimana Daniel?"tanyaku. Kuku-ku sudah memutih. Hp milikku sepertinya akan hancur.

"Sampai saat ini saya belum melihat dimana Tuan Daniel berada."

Prang... ku lempar hp milikku ke kaca balkon.

"Sir, apa yang terjadi?"tanya Fred ketika datang membawa jas dan dokumen-dokumenku.

"Saya akan pesan kamar untuk anda, sir."ucap Fred ketika melihat kaca balkon ku pecahkan.

"Tolong sekalian belikan hp untuk saya. Fred."aku menyerahkan kartu gold kepada Fred.

Meeting berjalan lancar. Aku berusaha mempresentasikan yang terbaik. Sebenarnya saat aku mendengar info dari Karen aku ingin terbang kembali ke Jakarta.

Sim cardku di hp yang tadi ku lempar sudah di pasang kembali oleh Fred.

Kunyalakan hpku. Beberapa pesan dan panggilan tak terjawab. Salah satunya pesan wanita yang saat ini ingin aku berikan hukuman.

"Brian, boleh aku membawa sahabatku ke Apartemenmu? Hanya sebentar saja,"terlihat sekali dia memohon.

"Hanya 10 menit, tidak boleh lebih. Jika lebih dari 10 menit para bodyguardku akan menyeret sahabatmu!"aku langsung mematikan hp sebelum ku banting.

Bravo, kau hebat, sungguh hebat, sangat hebat. Karena sudah kau sudah berhasil membangunkan sisi iblisku! Kau akan mendapatkan Hukuman dariku, Hanna! Tunggu aku pulang, sayang.

3 hari berlalu dengan cepat. kerjasamaku dengan berbagai negara sudah mulai berjalan perlahan-lahan. Mereka juga salut dengan hasil presentasiku. Tak jarang mereka memujiku sebagai CEO dari indonesia yang berbakat dan pantas menjadi pembisnis terkenal di semua benua.
Walaupun aku memang tak terlahir di Indonesia namun aku bangga tinggal di indonesia.

"Langsung ke apartemen saya saja pak,"ucapku.

"Dimana Hanna?"tanyaku kepada Ali.

"Nona sedang berada di cafe bawah Tuan, sedang bersama Tuan Daniel."jelas Ali.

Kakiku melangkah lebar, aku sudah tak sabar untuk memberikan hukuman untuknya. Hukuman ini akan sangat menyenangkan. Karena darah akan menetes.

Darahku kembali menindih saat melihat Hanna sedang cipika-cipiki dengan seorang pria.

"Hanna!"panggilku keras. Ku tau dia menegang.

"Brian."ucapnya pelan namun aku masih bisa mendengar.

Bugh.. Bugh... Bugh kulayangkan pukulanku ke rahang pria sialan itu!

Ku tarik pergelangan tangan miliknya dengan kencang. Dia berusaha mengimbangi langkah besarku.

Sedangkan Daniel dan pria itu ikut mengejarku dan Hanna.

"Sakit, tolong lepaskan hiks.. hiks.."Hanna memegang tanganku yang sedang mencengram kuat lengannya.

"Brian, Brian tunggu.."teriak Daniel terdengar jelas di telingaku.

"Tunggu,"pria itu menghalani jalanku.

Ku dorong dan ku hajar wajahnya. Ternyata pria ini punya cukup nyali untuk berhadapan denganku.

"Stop.. stop Brian,"teriak Hanna masih terisak dan berusaha meleraiku. Tidak ada yang bisa menghentikanku menghajar pria sialan ini!

"Brian sudah cukup,"Daniel mendorong tubuhku.

"Lu apa-apaan sih? Hah! Pulang dari Jerman marah-marah salah makan apa sih lo?"teriak Daniel.

"Lo, dan juga si bajingan ini akan mendapatkan pelajaran. Lihat saja!"aku kembali menyeret Hanna.

"Janagan biarkan dia masuk kedalam."tunjukku kepada pria itu dan Daniel.

Sahabat macam apa dia! Tidak seharusnya aku menitipkan Hanna kepadanya. Padahal dia tau, Hanna itu milikku!

***

Maaf gantung, karena adegan selanjutnya adegan sadis. Ngomong-ngomong nih ya, part selanjutnyakan part apa ya, hm.. part di mana Hanna tuh harus di beri hukuman oleh Brian karena berdekatan dengan pria lain. Dan part itu ada adegan kekerasannya dan so pasti ada adegan vulgar. Aku baru pertama kali bikin adegan sadis BDSM. Aku sih kaga yakin ya bisa. Jadi mohon maaf kalau next part kurang memuaskan ya hehe✌✌ atau mau di skip langsung povnya Hanna? Hayo di jawab😎😎

Jangan lupa vote dan coment🤗

Tbc...

#1. The woman one billion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang