-15-

811 28 9
                                    

Pagi ini sang surya menampakkan sinarnya tanpa malu malu, membuat seorang perempuan terpaksa membuka matanya karena sinar surya memaksa masuk di celah gorden kamarnya. Pevitta bangun dari tidurnya, mengumpulkan banyak banyak oksigen untuk dihurupnya, tangan kanannya sibuk mengucek matanya agar dapat melihat sekeliling dengan lebih jelas, dengan sedikit tenaga yang dimiliki ia beranjak dari tempat tidur dan melangkah menuju kamar mandi yang telah tersedia di kamarnya itu,

Lantas ia mengambil kimono mandi tak lupa menyiapkan seragam yang akan dipakai hari ini, ia melihat ke arah jarum jam, "masih jam 6, cukup kira kira" ucapnya.

Ritula paginya selesai sekitar 15 menit yang lalu, kini ia berada di hadapan cermin, memantulkan potret dirinya yang tengah menyisir rambutnya yang kini mulai tumbuh panjang, kira kira sepunggung, tak lupa juga ia mengepang satu rambutnya dan mengarahkannya ke samping.

Entah akhir akhir inu ia lebih suka jika rambutnya ia kepang, tak lupa ia sedikit memoleskan lipbalm pada bibir cantiknya dan memakai bedak setipisnya.

Sudah siap! Kini ia melangkah menuju lantai bawah untuk sarapan bersama keluarga kecilnya. Senyum merekah ia berikan kepada kedua orang tuanya yang kini menunggunya di meja makan "Pagi mah, Pagi pah"

"Pagi sayang, sini duduk"
Lalu, mereka pun saling melempar senyum antara satu sama lain, acara sarapan pagi ini sudah selesai, dan kini Pevitta siap untuk berangkat ke sekolahnya, tapi sebelum ia mengambil kunci mobilnya itu, sang papa nenyelanya "Vitta, kamu gak liat didepan udah ada yang nunggu kamu?" Sontak Vitta berhenti sejenak untuk menoleh kepada papanya yang sedang sibuk membenarkan dasinya, "Iya sayang, kasian tuh daritadi nungguin kamu, mama ajak masuk dianya gak mau, cepet gih kasian juga anak orang kamu jemur diluar" kekeh mama Vitta.

Vitta yang tidak mengerti kemudian menanyakannya kepada mamanya "Emang siapa yang jemput Vitta mah? Vitta gak ada janji minta jemput seseorang loh hari ini"

Mamanya hanya mampu tersenyum menggoda kepada anak semata wayangnya itu "udah liat aja sendiri, kamu mah suka malu malu aja, udah sana samperin ntar keburu telat loh kamunya "

Vitta menuruti ucapan mamanya dan melangkah keluar untuk mengecek siapa sosok yang telah menunggunya itu.

Seketika wajah Vitta terlihat kaget. Dia, orang yang paling dihindari dan tidak disukai Vitta, meskipun ia tampan sekalipun tetap saja Vitta ogah jika harus berdekatan dengannya.

"Reynald".

****

Rachel membuka tasnya dan menunjukkan sesuatu kepada Gilbrand, sebuah amplop berwarna biru dan didalamnya terdapat surat,

Gilbrand tampak mengerutkan dahinya, tak paham dengan apa maksud Rachel dengan memberikannya amplop tersebut,
"Ini apa Chel? " tanyanya.

"Oh iya Gil, ini gue lupa kasihnya ke lo, sebenernya sih udah lama tapi gue lupa kasihnya, ini gue nemu di loker si Pevitta"

Seketika itu Gilbrand mengambilnya secara paksa dan membuka surat yang telah usang tersebut.

Teruntuk Gilbrand,

Hai, gimana keadaan lo sekarang? Pasti sehat ya Gil :) lo gausah tanya keadaan gue karna gue baik baik aja kok :), oh iya Gil, maaf ya kalo gue gak bisa kasih kabar kepindahan gue langsung ke lo, gue minta maaf banget soal itu :) maafin Pevitta ya Gilbrand.

Gilbrand mau tau alasannya kenapa ? Karna gue gak bisa liat gimana ekspresi lo saat gue bilang gue akan pergi jauh, pasti lo akan sedih, yakan? Eh, kok gue kepedan ya, hahaha :D udah lupain aja. Maka dari itu gue nulis surat aja.

Tapi, gue bingung mau kasih apa nggak, gue kan bukan siapa siapa lo, jadi kenapa harus kasih tau segala, namanya juga Pevitta, alay haha. Jujur gue bingung pas julis ini, ini gue nulis terus kalo gk gue kasih kan juga percuma :) tapi gapapa deh, kali aja ada malaikat baik buat nerbangin ini surat ke lo dan lo bisa baca. Duh Pevitta ngayal tinggi banget, impossible kan kalo surat terbang gitu aja trus kamu baca ini surat. Haha:D maaf ya Vitta banyak ketawanya dari tadi.

ONLY YOU ❤Where stories live. Discover now