Enambelas

386 29 3
                                    

Semilir angin membuat rambut hitam legam panjangnya bergoyang goyang. Dia pun memejamkan matanya. Ia pun mengambil nafas perlahan. Bibirnya tersenyum tipis menikmati pemandangan kota dari atap tertinggi di apartemenya.

Tak dihiraukan luka luka di wajahnya. Saat ini dia hanya ingin rileks. Ia pun berjalan pelan ke tepi gedung apartemenya. Duduk dan membiarkan kedua kakinya menjuntai ke bawah. Sembari menunggu seseorang yang akan datang mencarinya.

"Rosee!" Panggilan itu tidak membuat Rose menoleh karena ia tau siapa yang memanggilnya.

"Rose,a-aku sungguh minta maaf,aku tau aku salah,menghindari dan mengabaikanmu sebulan ini,a-aku sadar aku sangat mencintaimu Rose,berjauhan denganmu sangat membuatku tersiksa,apa kau marah Rose? Apa ini hukuman untukku karena mengabaikanmu?" Sam bicara masih tetap berdiri tepat di belakang Rose.

"Rose,please!" Sam berbicara lagi karena sedari tadi Rose tidak merespon.

Sam tak kuasa didiamkan oleh Rose. Dengan langkah bom tak Sam berjalan mendekati Rose. Perlahan mendekati Rose lalu memeluk Rose dari belakang. Sam merasakan tubuh Rose menegang. Detik selanjutnya rileks kembali. Tak ada yang bicara. Sam memeluk Rose lebih erat. Menyalurkan kerinduan yang begitu mendalam.

Mata Rose berkaca kaca. Ia sungguh merindukan pelukan hangat dari Sam.

Keduanya pun larut dalam keheningan dalam keadaan Sam memeluk Rose dari belakang.

"Apa kau akan tetap diam seperti ini Sam?"

"A-apa maksudmu Rose?" Sam terlihat gugup.

Rose perlahan mengurai pelukan Sam lalu berbalik menatapnya.

"Apa ada hal yang kamu sembunyikan Sam?"

Sam menggeleng cepat.
"Tidak."

Rose menatap dalam kedua mata Sam.
"Kau tidak berbohong kan?" Entah kenapa Rose curiga.

Sam menghela nafas barat. Alasan kenapa Sam menghindarinya tak mungkin ia katakan pada Rose.

Sam menyatukan keningnya dengan kening Rose. Tangan kananya mengelus lembut pipi Rose.
"Dengarkan aku Rose,sebulan ini aku merasa bahwa aku terlalu beda darimu,ibaratnya kau seorang putri dan aku rakyat jelata,lihatlah  sekarang,kau ini adalah seorang pemimpin perusahaan besar dan aku hanya seorang polisi yang biasa ak-"

Rose memotong ucapan Sam.
"Dari awal kita bertemu sampai sekarang aku tidak pernah melihat perbedaan itu Sam,aku mencintaimu tulus tidak memandang kau siapa,aku hanya ingin disampingmu,disisimu selamanya,kau adalah jantungku nafasku hidupku dan satu satunya lelaki yang aku inginkan,please jangan pernah tinggalkan aku,a-ku mati tampang Sam." Rose terisak.

"Aku minta maaf Rose,begitu besar cintamu dan aku juga tak bisa mengabaikanmu,sebulan ini hatiku sungguh tersiksa,dan aku begitu menyadari bahwa jauh darimu membuatku hampa,jangan menangis Rose,aku tidak suka melihatmu menangis." Sam mengusap air mata yang jatuh dari kedua mata Rose.

"Kupikir kau menjauhiku karena Rizal."

"Sstt...jangan pernah menyebut namanya,aku cemburu,tapi aku tau cintamu terlalu besar padaku." Sam terkekeh.

"Saam,Ya Tuhan kau ini,masih bisa bercanda."

Sam menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Hehehe,apa kau sudah memaafkanku."

Rose mengangguk dan memeluk Sam.
"Aku tidak mungkin bisa marah sama kamu Sam."

Sam membalas pelukan Rose lebih erat.
"Terimakasih sayang."

"Berjanjilah jangan pernah mengabaikanku apapun alasanya."

"Ya."

Kali ini Sam akan memperjuangkan cintanya. Sam tak ingin kehilangan Rose. Rose miliknya.

Love By Gun (Selesai) (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang