CHAPTER 5-END

7.2K 577 31
                                    

Jungkook menengadahkan wajahnya, menutupinya dengan kedua telapak tangan kemudian menghempaskannya lagi dengan kasar.

Ma Ri membuka mulutnya, tangannya masih memegangi pipinya yang sedikit memerah akibat tamparan suaminya barusan.

"Apa kau bisa membayangkan apa yang aku rasakan saat kau bersama dengan Nara? Kalau kau masih mencintainya kenapa kau tidak menikah dengannya saja? Kenapa kau malah membawaku ke dalam kehidupanmu hingga membuatku menderita? Kenapa kau melakukan ini semua Jeon Jungkook!"

Amarah Ma Ri memuncak. Gadis itu hanyut dalam isak tangis. Nafasnya tersengal sedang matanya masih tak berani menatap suaminya sama sekali.

Jungkook menghela nafasnya yang terasa sesak. Sejurus kemudian direngkuhnya tubuh mungil Ma Ri seerat mungkin. Mereka terdiam, hanya pikiran masing-masing yang terus berkelana tak tentu arah.

Tangis Ma Ri mulai meredam. Pelukan itu bisa menjelaskan lebih banyak dibandingkan satu sama lain yang terus berbicara mengikuti ego masing-masing.

Ma Ri menghisap aroma tubuh Jungkook dalam-dalam. Detak jantungnya bisa ia rasakan baik-baik. Pelukan hangat yang teramat ia rindukan akhir-akhir ini.

"Maafkan aku," bisik Jungkook pelan.

Pria itu melepas pelukannya, menatap kedua manik istrinya yang sudah basah.

"Lihat aku," ucapnya.

Ma Ri menggeleng yang mau tak mau mengundang Jungkook untuk menyiratkan seutas senyum di tepi bibirnya.

Jungkook mengangkat wajah itu dengan sedikit paksaan lantas mengecup bibir itu perlahan, namun gadis itu menolaknya.

"Aku masih marah," ucapnya sembari memutar badan.

"Aku pun begitu, aku cemburu melihatmu dengan lelaki lain."

Jungkook memeluk tubuh istrinya dari belakang, bibirnya mulai bergerilya mengecup leher jenjang milik Ma Ri.

"Yeobo...."

Ma Ri menggeliat, kedua matanya terpejam menahan rasa geli dan nikmat yang bercampur menjadi satu. Dia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali membiarkan Jungkook melakukan aksinya semau hati.

"Aku mohon jangan pernah pulang semalam ini lagi. Kau tahu betapa aku sangat mengkhawatirkanmu sedari tadi? Aku benar-benar nyaris gila."

Jungkook mempererat pelukannya. Bibirnya kembali melumat leher itu, namun kali ini semakin agresif hingga membuat Ma Ri sesekali mendesah pelan saat hisapan itu semakin kuat, meninggalkan beberapa jejak merah pucat di permukaan.

Ma Ri memutar badannya ketika dirasa tak cukup hanya dengan perlakuan monoton semacam itu. Ia memberi kesempatan pada suaminya untuk segera merampungkan pekerjaannya hingga usai. Jungkook tersenyum lalu mengulum bibir itu seketika.

Ma Ri melingkarkan lengannya di leher Jungkook sembari meremas rambutnya sesekali. Jungkook menghentikan ciumannya, memberi jeda kepada istrinya agar bisa bernafas beberapa detik sebelum akhirnya kembali melumat bibir itu habis-habis dengan sesekali menggigitnya pelan.

Ma Ri masih memejamkan kedua matanya, otaknya bergejolak mengharap lebih. Jungkook terus menciumi kedua mata, pipi, hingga turun ke leher dan dadanya. Sampai disitu dia berhenti.

"Ma Ri, apa kau sudah siap?"

Ma Ri membuka matanya perlahan sebelum akhirnya menggeleng pelan sembari menggigit bibir bawahnya.

Jungkook menghela nafas sembari menyibakkan poni rambutnya ke belakang. Dahinya terlihat telah basah oleh keringat.

"Baik, tidak apa-apa. Kita lakukan saat kau sudah siap."

Don't Touch! He's My HusbandWhere stories live. Discover now