Part 1

388K 18.8K 222
                                    

Marius menatap frustasi ke ranjang besar yang sedang di dudukinya. Ia menggeleng pelan kemudian mengacak rambutnya asal.

Disana, diranjang yang sama seorang perempuan tertidur hanya dengan balutan selimut untuk menutupi ketelanjangannya. Terlihat sangat nyenyak seakan ia sedang berada di ranjangnya sendiri.

Ingin rasanya Marius berteriak kencang, namun disisi lain ia tak ingin membangunkan perempuan itu. Apa jadinya jika perempuan asing itu terbangun kemudian berteriak, menuduhnya yang tidak-tidak pasti akan menimbulkan keributan di hotel dan mengundang perhatian banyak orang.

Marius melirik perempuan asing itu sekali lagi, ia menghembuskan napasnya. Kemudian Marius beranjak dari ranjang lalu memakai kembali pakaian yang ia kenakan semalam.

Setelah itu Marius men-dial angka di ponselnya yang langsung terhubung kepada Pedro, salah satu orang kepercayaannya.

"Pedro" katanya setelah panggilannya tersambung

". . . . ."

"Ya, Ritz Carlton. Jemput aku lewat jalur belakang, tidak jangan bawa tim keamanan. Hanya kau, baiklah cepat"

Marius melirik wanita asing itu lagi

"Dan Pedro, bawakan koper uangku serta belilah sepasang pakaian untuk perempuan. Tidak, sudah jangan banyak tanya. Aku menunggu mu segera!"

Kemudian Marius memutuskan panggilan teleponnya. Ia menggulung lengan kemejanya sampai siku lalu mengambil jas nya yang tergeletak di sofa hotel.

Mengingat kembali apa yang telah terjadi, Marius tidak begitu ingat apa yang sesungguhnya terjadi kepada dirinya semalam sehingga membuat ia terjebak bersama perempuan asing di kamar hotel.

Yang Marius ingat hanyalah, Ia bersama Damian Oakly mengunjungi sebuah Cafe kecil dan menghabiskan malam bersama sahabatnya itu kemudian semuanya hitam. Marius tak mengingat apapun hingga pagi ini saat bangun tidur dikejutkan oleh kehadiran perempuan asing di sampingnya.

Awalnya, Marius mengira bahwa perempuan asing itu adalah perempuan iseng yang ingin mengambil keuntungan darinya namun, saat melihat ada bercak darah di sprei, Marius yakin seratus persen sesuatu sudah terjadi diantara mereka dan ini bukanlah hal yang baik untuk dirinya, maupun perempuan asing itu karena jika perempuan itu terbangun dan melihat apa yang sudah terjadi kepada dirinya, kemudian melihat kehadiran marius perempuan itu pasti akan menyerangnya dengan makian atau pukulan. Dan Marius tak akan membiarkan hal demikian terjadi.

Ponsel Marius berdering, Pedro mengirimnya pesan singkat. Lelaki itu sudah berada disini, Marius segera beranjak membuka pintu lalu ia melihat Pedro membawa tas belanja beserta koper yang tentunya berisi uang dengan jumlah banyak.

"Kau datang sendiri?" Marius berbisik

"Yes sir" ujar lelaki plontos dengan perawakan kekar itu

"Good, kemarikan koper dan tas belanjanya"

Pedro memberikan koper dan belanjanya tersebut kepada Marius kemudian Marius berjalan kembali menuju kamar meletakan koper besarta tas belanja diatas ranjang, tepat dimana Marius tidur.

Marius mengerutkan dahinya, ia benar-benar seperti bajingan brengsek yang pengecut. Meninggalkan seorang perempuan dengan sekoper uang dan tas belanja setelah mengambil hal yang paling berharga di hidupnya.

Marius menggeleng cepat, tidak! ia tidak brengsek. Hanya saja, caranya melampaui kata cerdas.

Ia hanya tak ingin jika perempuan itu terbangun kemudian mengetahui siapa yang telah menidurinya, perempuan itu pasti akan membencinya atau yang paling buruk akan memanfaatkan Marius.

Dunia tau siapa Marius Kneiling, selama hidupnya Marius dikenal sebagai lelaki sukses yang bebas dari skandal apapun. Banyak orang yang telah memujinya ntah itu karena prestasi, ketampanan, kesuksesan maupun kekayaan di usianya yang masih 26 tahun.

Tak ada media yang memberitakan hal negatif tentang dirinya, dunia memujinya sebagai sosok yang sempurna dan Marius tak akan membiarkan hal seperti ini Menghancurkan dirinya terlebih lagi membuat dunia salah menilai dirinya. Memang kenyataannya Marius tidak se sempurna yang orang-orang bilang. Hanya saja, selagi orang mengenal dirinya sebagai Marius Kneiling yang sempurna maka Marius akan selalu menjadi yang sempurna dimata orang-orang.

"Sir, sebentar lagi suasana hotel ini ramai bisa kita segera beranjak?" bisik Pedro yang tiba-tiba berada di belakangnya.

Marius tertegun "Tentu.. ayo" katanya lalu melenggang pergi mendahului Pedro yang mengekor di belakangnya.

Dan jangan lupa dengan perempuan asing dengan sekoper uang dan tas belanja yang masih berada di kamar hotel.

Segalanya sudah ditakdirkan, dan setelah ini semuanya tak akan sama lagi.






ur vomment means a lot to me :)

Mr. Dangerous ✔ (AVAILABLE AT BOOKSTORES)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang