"Tolong, kawan. Bersikap biasa aja," lirih Reno yang menutupi wajahnya dengan telapak tangan saat melihat kedua temannya menempel di tembok dekat mereka selayaknya detective yang berada di televisi. Ya Tuhan, jangan lagi! batin Reno berteriak frustasi dengan sikap ajaib sahabatnya.

"Mas! Anda ikut saya ke pos," bahu Dylan dan Andi di tepuk dengan keras membuat mereka membalikkan badan serentak dan mendapati seorang security menatap mereka dengan garang.

Dylan dan Andi dengan serentak menurunkan masker dan melepaskan kacamatanya sembari menatap satu sama lain. Kita dalam masalah, kawan batin Dylan dan Andi berbarengan. Reno yang melihatnya hanya mampu menahan tawa dan melihat ke arah lain seakan dua orang yang berada di sebelahnya bukan orang yang ia kenal.

"Ayo, ikut saya ke pos!" Perintah Pak Roji, security yang menangkap dan membawa mereka ke pos untuk di periksa.

Misi pertama
Status : Gagal

***

Setelah melepaskan semua atribut penyamaran dan menjelaskan perihal siapa mereka, tentu saja dengan bantuan Reno sebagai sahabat sekaligus saksi untuk memperkuat penjelasan mereka.

Akhirnya, setelah dua jam mereka berada di pos yang pengap dan di pelototi oleh Pak Roji, mereka dapat keluar dan menghela napas panjang akibat kelakuan mereka. Sial, coba adek ikut. Lebih seru kan jadinya batin Dylan protes mengingat Keenan yang tak lain adiknya sedang melakukan pendekatan lagi dengan sang mantan.

"Ren, mereka ke mana?" Tuntut Dylan saat baru menyadari jika mereka sedang dalam misi.

"Coffee shop di dalam," untung mereka memiliki informan yang terpercaya, jadi tidak perlu mencari Ana dengan memutar seluruh mall yang berujung sia-sia.

"Tunggu apa lagi?" Ujar Dylan seraya berjalan menjauhi mereka yang terbengong melihat semangat yang berkoar dalam diri Dylan.

Itu anak kesambet setan mana? Batin Reno dan Andi berbarengan.

Ketika hendak memasuki coffee shop, mereka tak dapat masuk karena segerombolan anak-anak SMP mulai menyerbu memasuki area dengan bercanda tawa dan menabrak sampai menerobos sehingga Darren, Andi dan Reno memandang lautan manusia di hadapannya dengan pandangan tak percaya.

Setelah keadaan sepi, mereka baru bisa memasuki area dan mulai memesan pesanannya.

"Maaf, Kak. Coffee Late sudah habis, hanya tersisa long black coffee." Ucap pegawai itu dengan wajah meminta maaf. Yang benar saja, mereka di suruh meminum kopi pahit tanpa gula? Hell no.

"Hot chocolate 3, mbak." Pesanan datang dan mereka mengambilnya dengan sigap, tak lupa memberikan bayaran. Mereka memutar mata memandangi area yang penuh dan gaduh karena suara gerombolan anak SMP yang tak tahu malu, menurut mereka.

Mereka mencoba mencari bangku kosong namun tak menemukannya. Seketika seorang wanita paruh baya keluar dari coffee shop dan mereka langsung bergegas menduduki meja wanita tadi.

"Oh my God!" Seru Dylan seolah baru mengingat sesuatu yang penting. Ya, tujuannya kemari. Dengan pandangan bertanya mereka memperhatikan Dylan yang memandang sekitar dengan cemas.

"Kita kehilangan mereka," Andi dan Reno paham apa yang di maksud Dylan dan menghela napas panjang secara bersamaan.

Misi kedua
Status : gagal

***

Thanks for reading😘😍

Gue mau curhat dikit ya hahaha

Jadi gini, gue gak tau kalian suka atau enggak sama cerita ini, karena ya gue liat respon buat cerita ini sedikit banget. Entah kenapa niat gue nulis jadi hilang.

Gue gak maksa kalian harus vote dan komen cerita gue. Kalau kalian vote dan komen gue berterima kasih banget, kalau enggak juga gue seneng kalian udah nyimpen story ini ke perpustakaan kalian.

TERIMAKASIH BANYAK KALIAN SEMUA😘😘❣️

By the way, gue akan update setiap seminggu sekali, kenapa? Karena gue jadi males update kalau gaada yang baca, apalagi vote sama komen hehehe

Gini aja ya, gue akan update lebih cepet kalau bab ini sudah ada lima vote, lima komen. Kenapa gue ngasih syarat? Nyesek coy, nulis tapi enggak di respon, jadi gaada niat update hahahaha

Tapi gue gak maksa kok, ke ikhlaskan kalian aja. Tapi kalau syaratnya belum sampai, ya gue akan update seminggu sekali😂

Bisa kan? Bisa kan? Hahahah

TERIMAKASIH BANYAK KALIAN💞

4 Juni 2017
22.34 WITA
-Anas

DylanaWhere stories live. Discover now