"Lagian lo gak nyadar diri sih Dhe kalau lo lompat - lompat main basket yang ada nanti lapangannya retak - retak terus kalau lo main volly nanti bolanya malah melambung tinggi ke angkasa raya" Ucap Angga sambil mengajak Dhea melihat ke arah langit dan dengan bodohnya Dhea mengikuti Angga melihat ke arah langit.

    "Iya Dhe mending lo duduk manis disini aja ya! Selamat sentausa deh" Ucap Ferdy ikut menimpali ucapan teman - temannya.

    "Ih" Dhea menghentak - hentakan kakinya karena kesal

    "Dhea - Dhea plis jangan membahayakan keselamatan orang lain!" Ucap Rizky sambil berpegangan pada Fian bergaya seolah - olah terjadi gempa bumi.

     Sekarang Dhea menyesal telah bertanya seperti itu pada Fian, karena akibat dari pertanyaannya tadi teman - temannya menjadi mem-bully dirinya.

     "Iya sih gue gendut tapi gak segitunya kali" Dhea bergumam dalam hati.

    Akhirnya Dhea memutuskan untuk tidak lagi memperdulikan teman - temannya, melainkan menonton jalannya lomba. Setelah hampir 2 jam akhirnya lomba volly sudah terselesaikan dan kelas Dhea sudah kalah dari awal. Dan sekarang bagi anak - anak yang mengikuti lomba basket sedang bersiap - siap.

     "Kalian tanding sama kelas apa ?" Tanya Dhea pada kelima temannya

     "Gak tau" Ucap Sofi sambil mengangkat bahunya.

    "Lomba selanjutnya adalah basket dan yang akan bertanding untuk nomor pertama adalah kelas XII IPA 1 dan XI IPA 2 Putra dilanjutkan dengan tim putri"

    "Kita tanding sama kelasnya kak Malvin?" Tanya Sofi dengan nada terkejut.

    "Iya" jawab Dhea singkat karena matanya mulai fokus pada cowok - cowok yang sedang berlarian dilapangan, tapi mungkin fokusnya hanya pada Erza sekarang.

    Dilapangan basket terlihat Malvin, Erza, Egha, Bryan dan David sedang melawan teman - teman kelas Dhea dan  teman - teman Dhea terlihat sangat kewalahan melawan Malvin dkk. Walaupun Malvin dan David bermusuhan tetapi waktu di lapangan mereka adalah tim yang sangat kompak. Dan pertandingan berakhir dengan kekalahan telak dari kelas Dhea dengan skors 45 - 81.

    "Semua juga tau kali kalau mereka gak ada yang bisa ngalahin di sekolah kita" Ucap Dhea pelan.

     Yang Dhea maksud dengan mereka adalah Malvin dkk, karena mereka memang tim basket inti sekolahnya. Dan siapapun juga mengetahui jika Malvin dkk sulit untuk dikalahkan.

    "Guys kok gue ngerasa gak yakin bisa ngalahin kak Varsya ya?" Ucap Zahra pelan sambil meremas ujung baju basketnya.

    Memang tim putri kelas Dhea akan melawan tim putri kelas Malvin dan ternyata tim putri dari kelas Malvin adalah Varsya, Ayya, Caca, Tania dan seorang siswi lagi bernama Diana. Mereka memang bukan termasuk dari tim basket sekolah tetapi kemampuan mereka juga tak bisa diragukan.

    "Udah lah optimis aja" Ucap Sofi berusaha men-support walaupun hatinya juga tak kalah gelisah.

    "Apapun hasilnya itu urusan belakangan yang penting kita udah berusaha di awal" Ucap Freya.

    "Kita ikutan lomba ini juga bukan karena pengen menang kan? Jadi menang atau kalah yaudah terima aja" Ucap Afrill dan yang lain hanya menganggukan kepalanya tanda meng-iyakan .

    Peluit panjang berbunyi tanda pertandingan dimulai dan 2 tim pemain sudah memasuki lapangan siap untuk bertanding diiringi sorak - sorakan penonton, mungkin menurut mereka ini adalah tontonan yang menarik karena 2 tim musuh bebuyutan akan kembali bertanding.

Never Rewarded [END]Where stories live. Discover now