LIMA BELAS

3.1K 242 15
                                    

Draco membuka kemeja putih serta melemparkan dasi hijau nya ke tempat tidur. Ia menghela napas kasar, tugas nya lupa dikerjakan, susunan patroli yang berantakan membuat harinya sangat buruk. Ditambah prefek baru yang menggantikannya. Ia tidak suka Hermione dekat-dekat dengan orang baru itu. Sebenarnya Draco bukan tipe yang cemburuan. Ia Cuma kesal. Setidaknya itu yang ia ucapkan berulang kali didalam hati.

Aroma teh dari ruang tengah membuat Draco tersenyum kecil. Dengan langkah pelan ia menghampiri Hermione yang tengah sibuk menuang air panas ke cangkir. Tangannya ia lingkarkan di pinggang gadis itu, sambal menyandarkan kepalanya ke bahu Hermione. Seketika tubuhnya dikelilingi perasaan hangat. Gadis itu tersenyum, "Aku tahu hari-mu tak begitu menyenangkan." Draco kembali tersenyum kecil. Ia memejamkan matanya sejenak, tubuh tegap nya menutupi badan Hermione yang mungil.

"Nah, sekarang berhenti memelukku. Ayo, duduk yang manis dan nikmati teh buatanku yang paling enak sedunia."

Walaupun Draco ingin lebih lama memeluk Hermione, cowok itu tetap menurut. Sepertinya Hermione punya semacam ikatan batin dengannya. Entah bagaimana gadis itu selalu bisa merasakan apa yang ia rasakan. Secara tidak langsung, Hermione tahu apa yang harus dilakukannya agar Draco merasa lebih baik. Hal itu membuat Draco merasa menjadi cowok paling beruntung.

Aroma teh persik itu menyeruak keseluruh ruangan. Draco menyesapnya perlahan, menghirup aroma nya. Suasana manor ketua murid itu lengang. Hanya ada suara malam dan sepercik kebahagian diantara mereka.

"Kau tahu Hermione? Kupikir sebaiknya kapan-kapan kau membuka kedai teh. Aku akan dengan senang hati datang setiap pagi dan sarapan disana."

Hermione tertawa sambil menatap Draco yang sudah kembali menyesap teh buatannya. "Mungkin, kapan-kapan."

Gadis itu berdiri lalu duduk di sebelah Draco, ia mengambil selimut tipis di sisi sofa. Dengan gerakan perlahan ia meringkuk di paha cowok itu lalu menatap dalam-dalam matanya. Tangannya menelusuri wajah Draco, membelai nya lembut. Ia menangkup sisi kanan wajah cowok itu yang dibalas sebuah kecupan singkat di telapak tangannya. Iris abu-abu yang begitu berkilau, serta tatapan itu, tatapan yang hanya ia berikan pada Hermione.

"Jangan pergi. Jangan pernah sekalipun berpikir untuk pergi."

Hermione takut kehilangan seseorang yang benar-benar ia cintai sepenuh hati. Seseorang yang begitu mencintainya. Ia memejamkan mata, berusaha menghalau semua kemungkinan buruk yang mungkin menimpa mereka berdua.

"Tidak akan pernah."

***

Seperti biasa setelah kelas pertama, Hermione selalu menyempatkan diri untuk membaca buku di taman. Duduk di bawah pohon yang rindang tanpa diganggu siapa-siapa. Ia sengaja meluangkan waktu untuk tetap melakukan hobi kesukannya walaupun sekarang jadwal kesibukannya padat.

"Kau mau kuberitahu ending-nya?"

Gadis itu menoleh. Edmnund Miller.

"Ellen akhirnya meninggal karena kesedihan yang berlarut-larut karena Jason memutuskan untuk berpaling darinya dan lebih memilih Amanda, sahabatnya sendiri." Dengan wajah santai, Edmund tersenyum menatap Hermione yang kini menganga tidak percaya. Jelas gadis itu kesal sekali. Buku yang ia nantikan untuk dibaca kini tidak lagi menarik. Ia benci diberitahu.

"Jangan marah dulu, oke. Kau benci sad ending dan menurutku lebih baik memberi tahu diawal daripada menyesal di akhir halaman."

Sialan. Walaupun ia kesal Edmund ada benarnya juga. Hermione menutup buku itu dan meletakannya di rumput.

"Kau menyebalkan."

Edmund terkekeh kecil. "Aku baru saja menyelamatkan-mu dari cerita yang buruk, kau seharusnya berterima kasih."

"Darimana kau tahu aku benci sad ending?"

"Mudah saja. Semua gadis seperti itu. Mereka lebih suka bahagia selamanya, seperti dongeng cengeng kebanyakan. Klise sekali."

Hermione mendengus, cowok disebelahnya baru saja memicu perdebatan yang sangat tidak ia setujui. "Kurasa hal itu wajar. Dan aku yakin kau juga pasti ingin hidupmu berakhir bahagia. Tidak ada yang tidak suka akhir bahagia."

"Aku tidak bilang bahwa aku benci akhir bahagia. Hanya saja menurutku seharusnya cerita-cerita itu dibuat lebih realistis. Lebih masuk akal."

"Kalau begitu beritahu aku bagaimana sebuah cerita harusnya berakhir, Edmund, jika kau memang keras kepala."

Ini menyenangkan. Hermione suka mengobrol dengan seseorang yang bisa diajak berdebat. Seperti mendapat paham baru dari sudut pandang yang berbeda.

"Kau tahu cerita cinta remaja segiempat. Ketika kau mencintai seseorang namun seseorang itu mencintai yang lain. Kau mungkin tidak sadar ada seseorang yang lebih mencintaimu. Kau hanya, bisa dibilang, bersikeras. Padahal menurutku, cinta tidak selalu soal kemauan hati. Dibutuhkan insting dan kejujuran diri sendiri. Apakah kau akan bahagia dengan orang yang kau pilih? Belum tentu."

Edmund mengucapkannya dengan santai. Seperti benar-benar spontan keluar dari mulutnya. Dan Hermione mau tidak mau menyetujuinya.

Gadis itu menatap Edmund, rambut coklat cowok itu bersinar dibawah matahari pagi, wajahnya damai. "Mungkin kapan-kapan kau harus memberitahu lebih banyak soal persepsi-mu tentang akhir bahagia. Karena yang tadi, kau malah membahas tentang cinta."

***

A SURPRISE CHAPTER EVERYONE!!!



Jadi ceritanya gabisa tidur dan memutuskan untuk ngelanjutin chapter 15 yang masiiih fresh baru diketik. Doain aku ya guys, aku lagi uts HEHEHEHHE.

So hows your days latelyy? semoga para readers Stay tetep stay ga bosen nunggu update an yang suupper lama. But you guys have to understand, aku kelas sembilaan yang lagi sibuk-sibuk nya try out, ujian praktek dan ngerjain setumpuk soal.

Tapi aku seneng banget karena notif votes dan reading list Stay tetep jalan setiap hari and its literaly really made my day!!

By the way, untuk kalian yang lagi iseng-iseng gaada kerjaan bisa cek olshop instagram ku di  craftyshopid. Ayo penasaran dan buruan cek okayyy. Follow bakalan langsung aku follow back. HEHEHEHHE

SO DONT FORGET TO KEEP YOUR VOTE AND COMMENTS ON THIS STORY AND BE PATIENT WAITING FOR THE NEXT CHAPTER.

next chapter 100 vote.

ALL THE LOVE, Zara.

Stay (dramione)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang