DELAPAN

2.5K 271 10
                                    

Mereka keluar asrama pukul 8 pagi. Sekolah masih sepi, tidak banyak murid yang sudah berkeliaran di akhir pekan seperti ini. Setelah sampai di terminal Hogwarts, mereka menaiki mini bus menuju Diagon Alley. Draco dan hermione duduk di kursi belakang dengan posisi hermione di dekat jendela dan draco dipinggir. Sambil menikmati perjalanan mereka mengobrol akan hal-hal ringan dan sesekali tertawa. Topik nya bahkan sama sekali tidak penting. Hanya membicarakan merek coklat panas kesukaan mereka, lalu sedikit berdebat tentang mana yang lebih enak, teh susu atau kopi susu. Setelah 20 menit perjalanan mereka akhirnya sampai di ujung jalan Diagon Alley.

            Draco mengakatan ia yang membayar tiket bus nya, padahal hermione sudah bersikeras mengatakan bahwa ia membawa uang dan sanggup membayar sendiri. Setelah turun, mereka mulai menyusuri sepanjang jalan yang dipenuhi toko dan orang-orang yang berbelanja.

"ngomong-ngomong, apakah kau selalu berdandan seperti tomboy setiap saat?"

Hermione yang mendengar ucapan draco merasa sedikit tersinggung. Tapi ia tidak pernah kalah dalam perang mulut dengan draco.
            "aku berpakaian sesuai dengan kenyamananku. Asal kau tau saja, aku sebenarnya pintar berdandan." Jawab hermione dengan ketus.

"aku tidak yakin akan hal itu."

"akan ku-buktikan nanti"

"kapan?"

"secepatnya"

"jadi kau berusaha menampilkan sisi feminim-mu?"

"aku memang sudah feminis dari dulu. Jadi berhentilah mengataiku tomboy"

Hermione agak kesal saat draco menyebut diri nya tidak feminim. Sebetulnya gadis itu memang sangat sangat suka berdandan, hanya saja terkadang ia merasa terlalu banyak berdandan membuatnya tidak nyaman. Setelah percakapan selesai hermione membuang muka dan mulai cemberut. Draco suka hal itu. Ia sengaja menggoda hermione Karena menurut draco perempuan yang sedang marah sangatlah imut.

"hei, jangan marah padaku hermione. Walaupun gaya mu tidak seperti perempuan kebanyakan, bagiku kau tetap yang paling manis."

Hermione yang sedang memalingkan wajah langsung menoleh kearah draco. matanya menangkap sosok lelaki itu sedang tersenyum. Melihatnya, membuat hermione ikut tersenyum.

"apakah kau sedang berusaha merayuku?"

"kalau iya bagaimana?"

"kalau begitu terimakasih telah memuji ku." Jawab hermione. Gadis itu benar-benar blushing dan tidak bisa menahan rona merah di pipinya.

Akhirnya percakapan itu berlanjut  diiringi dengan tawa dan wajah merah hermione. Dipuji oleh lelaki adalah pertama kali baginya. Hermione benar-benar tesipu. Ia tidak mengerti apa yang akan terjadi di antara nya dan draco, tapi apapun itu ia pasti akan sangat senang menjalaninya.

***

"triple scoop nya dua porsi. Aku ingin rasa mint, vanilla dan chocolate-chip. Dan kau hermione?"

"samakan saja denganmu." Jawab hermione.

Siang itu matahari sangat terik, gadis itu bahkan berkali kali mengelap keringat di wajahnya.  mereka mampir ke kedai es krim yang telah dijanjikan draco. Sambil menunggu, hermione duduk di meja di pinggir kedai. Terdapat dua kursi berhadapan, ia sengaja memilih  bagian outdoor kedai karena menurutnya ia  dapat melihat orang yang berlalu-lalang. Kedai itu bernuansa hijau muda terang. Tempat nya luas dengan kursi-kursi berwarna putih.  Banyak pengunjung yang mengantri memesan es krim, ada juga yang sedang duduk menikmati makanan.

Draco datang membawa dua es krim ditangan kanan dan kirinya. Hermione yang sangat tidak sabar untuk mencicipinya langsung menampilkan cengiran lebar diwajah.

"mengapa tidak memilih rasa?malah menyamakan milikku?" Tanya draco sambil menjilat es krim.

"aku hanya ingin tau selera-mu. Ngomong-ngomong kau sering kesini?"

"tidak terlalu sering. Menurutmu lezat?"

"ini adalah es krim ter-enak yang pernah kucoba! Kau pintar memilih rasa draco!"

Draco tersenyum sebentar, "tentu saja." ia berhenti sebentar untuk menggigit es krimnya. "aku memang hebat dalam segala hal." Jawabnya sambil menaikan alis.

"cih, sombong sekali."

"walaupun aku menyebalkan kau tetap suka aku, iya kan?" draco suka sekali menggoda hermione. Ia tahu, sebentar lagi gadis itu pasti akan bicara panjang lebar lalu mencibir dan bisa-bisa meninggalkannya pergi.

"kau ge-er sekali. Kau tau, mungkin sebenarnya kau yang menyukaiku." Jawab hermione dengan asal.

            Draco tidak tahu harus menjawab apa. Jadi ia hanya menanggapinya dengan tawa kecil.

            Setelah makan es krim, mereka kembali berjalan-jalan menyusuri diagon alley. Mereka sesekali mampir ke beberapa toko, hanya sekedar melihat-lihat dan terkadang membeli barang. Dari kejauhan hermione melihat sesuatu yang terbang dengan bentuk bulat berwarna-warni, yang ia maksud adalah balon. Hermione suka sekali balon. Tanpa menunggu draco, ia berlari menerobos pejalan kaki menuju tukang balon. Penjualnya ialah kakek tua dengan sebuah sepedah usang. Di bagian belakang sepeda terikat banyak sekali balon helium. Balon yang melayang di atas.

            Draco menyusul hermione sambil berjalan dengan santai. Ia menghampiri hermione yang sedang memberikan 5 galleons kepada penjual balon. Rupanya gadis itu membeli 2 balon berwarna putih dan hitam. Ia mengikatkan kedua balon tersebut di pergelangan tangannya agar tidak terbang.

            Hermione terlihat sangat senang bisa membeli balon tersebut. Ia selalu mendongakan kepala nya sepanjang jalan untuk memastikan bahwa balon nya aman dan tidak hilang. Bahkan hermione tidak peduli dengan draco yang sedang berjalan disampingnya.

            "kau tau kenapa aku memilih balon berwarna putih dan hitam?" Tanya hermione.

            Draco menoleh dan mengedikan bahu menandakan bahwa ia tidak tahu jawabannya.

            "Karena dari berbagai warna dalam hidup akan selalu ada hitam dan putih yang berdampingan. Selalu ada masa gelap dan akan selalu ada titik terang. Ingatlah bahwa hitam tidak selalu buruk dan putih tidak selalu bersih."

***

Stay (dramione)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang