"Bagaimana bisa mereka melakukan ini padamu di saat mereka belum mendengar kepastian dari pihak bersangkutan." lanjutnya dengan nada kesal.

"Aku baik-baik saja, Kak. Pencabutan beasiswa Joowon tidak akan berpengaruh terhadap keberadaannya di sekolah. Aku masih memiliki beberapa tabungan untuk biaya sekolahnya beberapa waktu ke depan." jawabku dengan senyuman pasti. Tak ingin terlihat menyedihkan di mata kak Shihoo. Di pandang dan di kasihani oleh oranglain seperti aku adalah orang yang paling menyedihkan di dunia.

"Anak itu bahkan belum siuman. Tidak ada yang bisa di perbuat untuk saat ini." jawabku dengan biasa saja. Membuat kak Shihoo terlihat geram terhadapku.

"Tidak kah itu tidak adil untuk kalian? Apa kalian tidak ingin mencari pembenaran?" tanyanya lagi dan aku lagi-lagi mengangguk mantap.

Aku berniat meninggalkan ruang kerja kak Shihoo  namun tertahan oleh sesuatu di otakku.

"Boleh kami pulang lebih awal, Kak?" tanyaku meminta izin agar pulang lebih cepat dari biasanya.

Aku menjelaskan pada kak Shihoo alasan pulang lebih cepat. Kak Shihoo pun mengerti dan membiarkan ku tanpa berat hati. Aku tersenyum, membungkuk kecil. Mengucapkan kata terimakasih.

***

Author Pov

Pedal gas Joongki injak tanpa asa dan kesal di wajahnya terlihat jelas oleh mata. Harus kah ia nekat menenggak lagi racun serangga membasahi kerongkongannya? Hal konyol yang ia lakukan beberapa tahun silam di saat raganya harus di paksa menikah dengan seorang wanita tak di cintanya. Hal ampuh untuk membatalkan pernikahan sepihaknya. Meski pun ia tahu suatu hari nanti salah satu dari mereka bahkan lebih akan menagih kembali sesuatu yang belum terselesaikan. Ya, seperti hari ini dan beberapa hari lalu. Meminta suatu pernikahan yang sempat tertunda untuk di laksanakan dengan segera.

"Argh~" erang Joongki memukul keras kemudi saat mobilnya berhasil ia tepikan.

Bukan kah sesuatu yang tanpa di landasi dengan kata Cinta akan berubah menjadi bencana? Akan jadi apa hubungan mereka setelah menikah nanti? Bersikap seperti tak saling mengenal saat berada dalam petak apartemen dan mengumbar kemesraan saat di depan publik? Munafik sekali!

Lalu… bagaimana jika dari pihak keluarga masing-masing meminta sebuah nyawa baru untuk di jadikan penerus? Jangankan bersetubuh, untuk sekedar saling menyapa saja rasanya enggan.

Apakah kalian mencium aroma sesuatu? Aroma kebencian Joongki terhadap Hyekyo.

Tidak! Joongki tidak benar-benar membencinya. Hanya kesal saja padanya. Dulu… mereka adalah teman baik bahkan sering menghabiskan waktu bersama. Sekedar menghilangkan penat di kepala karena pekerjaan. Namun, semuanya berubah di saat kata 'Perjodohan' menghampiri mereka.

Joongki yang tak terima itu pun meminta Hyekyo untuk membatalkan perjodohan ini karena Joongki tahu Hyekyo juga tidak menaruh hati padanya. Hubungan mereka hanya sebatas teman baik. Joongki sudah menganggap Hyekyo seperti kakaknya sendiri. Begitu juga Hyekyo.

Namun… di luar nalar, Hyekyo dengan ringan hati menerima perjodohan ini membuat Joongki kesal dan marah padanya. Bukan kah Hyekyo tahu bahwa Joongki sudah memiliki cinta pertama dan akan segera menemukan cintanya itu? Bahkan Hyekyo sudah memiliki dambaan hati juga saat itu.

Balas budi. Dua kata yang diam-diam mengurungmu dalam mengendalikan perasaanmu. Perasaan tidak enak untuk menolak atas segala tabiat yang telah seseorang berikan padanya. Itu lah yang Hyekyo rasakan saat ini. Kebaikan Tn. Seo terlampau banyak untuk dirinya dan ayahnya membuat Hyekyo tidak ada alasan untuk menolak perjodohan ini.

Wajah tampannya terlihat semakin memerah dan rahangnya mengeras menahan amarah. Penat di kepalanya semakin terasa. Joongki mengacak rambutnya frustasi. Haruskah? Haruskah…?

Kiss The RainWhere stories live. Discover now