6 ~ cemas

4.3K 285 4
                                    

S.I.X

Api milik Deimos berkoar siap membakar siapa saja di medan perang. Dengan kemurkaanya ia menatap musuh yang sudah menjatuhkan beberapa pasukan terkuatnya.

Ctang! Srekk!

Suara adu pedang membuat medan perang ini semakin mencekam ditambah dengan aroma darah yang menyeruak menusuk hidung.

Dari jauh terlihat Dave mulai menggerakan tanah dan menghantam pasukan musuh yang menyerangnya.

Bukk!

Bola batu mulai menghantam para prarjurit musuh.. Membuat
Prajurit itu jatuh terkapar ditanah. Hawa panas matahari ditambah dengan kobaran api milik Deimos membuat semua orang disana berkeringat.

Srett!

Sebuah pedang menggores lengan Deimos membuat sang empu menatap marah kearah orang yang dia ketahui sebagai panglima perang kerajaan sebelah.

Husstt..

Sebuah kobaran api mendekati wajah panglima tersebut dan membuat seluruh tubuhnya terbakar. Suara pekikan kesakitan membuat Deimos tersenyum smirk kearahnya.

Bukk!

Pandangannya tiba-tiba teralih saat mendengar suara hantaman batu yang ia yakin milik Dave pun terdengar. Ia menatap sang raja Lairdpark yang sedang berlutut dengan kepala yang berdarah akibat hantaman Dave.

Ia mendekatinya, menatap pria tersebut dengan pandangan tajam, "Selamat datang di pintu kematian. Kau tidak salah mengundangku sebagai malaikat kematianmu."

"Am.. Eugh.. pun yang mulia pangeran. Anda salah paham, hamba hanya terhasut oleh menantu hamba." pekiknya ketakutan seraya mengerang karena kepalanya yang mulai pusing akibat hantaman bongkahan batu.

"Kalau begitu, penggal kepalanya! Bawa kepala itu kedepan menantunya dan katakan bahwa kerajaan Lairdpark sekarang di bawah kekuasaan ku!" perintah Deimos dan langsung berbalik meninggalkan medan perang.

"Tidak pangeran! Kumohon.. Maafkan ak-- arghhh." samar-samar Deimos mendengar permohonan minta maafnya lalu teriak kesakitan. Ia tahu, Dave pasti melakukan tugasnya dengan benar.

"Bagaimana ini?" Suara panik tak karuan datang dari ruang kesehatan milik kerajaan andels membuat Lily yang tak sengaja lewat mulai penasaran.

Di bukanya ruangan tersebut dengan tiba-tiba sehingga membuat 2 perawat istana kaget.

"Ada apa?"

"Begini nona, lengan pangeran terbuka lebar namun kami bingung untuk mengobatinya sedangkan ditubuh pangeran berkobar api yang sangat panas." perawat bertubuh ramping menjelaskan tanpa menghilangkan rasa kepanikannya.

"Pangeran sudah kembali?! Dimana dia?" Lily yang mulai panik bertanya dengan tergesa-gesa.

"Dikamarnya nona.Tabib istana sedang berusaha mengobatinya." Jelas perawat bertubuh agak gemuk.

Setelah mendengar perkataan itu, Lily langsung berlari tanpa mengiraukan ia yang sudah beberapa kali tersandung dan hampir jatuh. Sesampainya dikamar sang pangeran ia terdima menatap tubuh pria yang selalu memujanya itu terbaring lemah di atas kasur dengan mata tertutup.

"Bagaimana keadaanya?" tanyanya dengan suara pelan. Nafasnya tersenggal-senggal akibat berlari, wajahnya pucat pasi, dan bahkan matanya berkaca-kaca sekarang. Ia khawatir.

"Apinya baru saja padam dan hal itu membuatnya pingsan. Ia terlalu memaksakan kekuatannya sehingga membuat tenaganya terkuras habis." jelas sang tabib yang berdiri di samping tempat tidur Deimos

Master Of The Darkness (END) #Book 1Where stories live. Discover now