Wiro Sableng - Keris Tumbal Wilayuda

4K 5 2
                                    

_______________________________________________________________

http://ebooksters.blogspot.com/2010/04/wiro-sableng-keris-tumbal-wilayuda.html

WIRO SABLENG

PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212

Karya: BASTIAN TITO

KERIS TUMBAL WILAYUDA

PROLOG

SUARA beradunya berbagai macam senjata, suara bentakan garang ganas yang

menggeledek di berbagai penjuru, suara pekik jerit kematiansera suara mereka yang merintih

dalam keadaan terluka parah dan menjelang meregang nyawa, semuanya menjadi satu

menimbulkan suasana maut yang menggidikkan!

Di mana-mana darah membanjir! Di mana-mana bertebaran sosok-sosok tubuh tanpa

nyawa! Bau anyir darah memegapkan nafas, menggerindingkan bulu roma! Pertempuran itu

berjalan terus, korban semakin banyak yang bergelimpangan, mati dalam cara berbagai rupa.

Ada yang terbabat putus batang lehernya. Ada yang robek besar perutnya sampai ususnya

menjela-jela. Kepala yang hampir terbelah, kepala yang pecah, dada yang tertancap tombak.

Kutungan-kutungan tangan serta kaki!

Di dalam istana keadaan lebih mengerikan lagi. Mereka yang masih setia dan berjuang

mempertahnkan tahta kerajaan, yang tak mau menyerah kepada kaum pemberontak meski

jumlah mereka semakin sedikit, terpaksa menemui kematian, gugur dimakan senjata lawan!

Istana yang pagi tadi masih diliputi suasana ketenangan dan keindahan, kini tak beda

seperti suasana dalam neraka! Mayat dn darah kelihatan di mana-mana. Pekik jerit kematian

tiada kunung henti. Perabotan istana yang serba mewah porak poranda. Pihak yang bertahan

semakin terdesak. Agaknya dalam waktu sebentar lagi mereka akan tersapu rata dengan lantai

yang dulu licin berkilat tapi kini dibanjiri oleh darah!

"Wira Sidolepen dan Braja Paksi, menyerahlah!," teriak seorang laki-laki berbadan

kekar dan berkumis melintang. Seperti kedua orang yang dibentaknya itu diapun mengenakan

pakaian perwira kerajaan.

Bradja Paksi -- kepala balatentara Banten -- menggerang dan balas membentak.

"Bangsat pemberontak! Meski nyawaku lepas dari tubuh, terhadapmu aku tak akan

menyerah!"

Parit Wulung -- laki-laki yang berkumis melintang itu -- tertawa bergelak. Sebelumnya

dia adalah perwira pembantu atau wakil kepala balatentara Banten tapi yang hari itu telah

tersesat dan memberontak terhadap kerajaan !

"Mengingat hubungan kita sebagai ipar, aku masih mau tawarkan keselamatan buat roh

busukmu! Tapi jika kau sendiri yang hendaki kematian, jangan menyesal!"

Parit Wulung menerjang ke muka. Pedangnya menyambar mengirimkan satu serangan

yang cepat dan dahsyat. Tapi dengan sebat Bradja Paksi menangkis dengan Pedangnya pula.

"Trang!"

Novel Wiro SablengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang