" Aku dan kenangan masa kecilku"

285 2 0
                                    


Aku terdiam sendiri di perpustakaan membolak-balikan buku, entah apa yang aku cari yang pasti bukan buku, aku ingin bersembunyi dulu dari keramaian sepertinya perpustakaan adalah tempat yang pas untuk aku berpikir dan menyendiri. Berharap ketenangan namun keterusikan yang aku dapat bagaimana tidak laki-laki dan perempuan yang duduk di hadapanku sedang tertawa-tawa pelan, mereka bercengkrama, si laki-laki berbisik di telinga si perempuan, dan si perempuan tersenyum-senyum malu, rasanya aku ingin muntah saat melihatnya, entah mengapa adegan itu lebih memuakan di bandingkan di film india, ini bukan karena aku munafik aku hanya tak suka dengan orang-orang yang mempertontonkan kemesraannya di tempat umum, seakan akan dunia milik mereka berdua, hah egois sekali mereka, sepertinya sopan santun sirna sudah dan tak berlaku bagi orang yang berpacaran, dan aku tak ingin jika penyakit memuakan itu menimpaku, apa salahnya mereka menjaga sikap ketika berdua di tempat umum tidak perlu mempertontonkan yang seharusnya tidak harus di pertontonkan.

" husshhhh tatapan kamu itu seakan-akan ingin memakan mereka berdua" bisik nola mengagetkanku

Aku menatapnnya malas, dan dia nyengir tanpa dosa

" mereka menjijikan dan kamu juga lebih menjijikan dari mereka, hisssss apa lagi bibirmu yang merah itu, ini kampus bukan mall"

" ohhhh nenek-nenek mulai ngomel, kata gladish ini keren kok lipstik ini dia yang membelikannya untukku harganya mahal loh, butuh uang jajan kamu sebulan untuk membeli lipstik ini"

"hah sampai kapan kamu akan jadi pengemis seperti itu" ucapku sambil menjambak rambut nola yang di kepang ala-ala gadis pedesaan, dia terlihat kesakitan dan menepis tanganku dari kepalanya

" heh sampai kapan kamu akan berkata sekasar itu, pantas saja tidak ada laki-laki yang suka sama kamu dasar nenek lampir"

" kenapa harus membahas hal itu!! " sahut ku keras sambil melangkah cepat meninggalkan perpustakaan, nola terlihat setengah berlari mengejarku

"ayolah reon, malam ini kita ikut gladish ke pesata ulang tahun dara, kapan lagi kita pergi ke acara mewah seperti itu, sahabat ku sayang kamu perlu penyegaran dalam hidup ini jangan terus-terusan berkutat dengan tugas-tugas kuliah dan permasalahan organisasai kemahasiswaan, kamu perlu menikmati hidup"

Aku menghentikan langkahku dan menatap nola tajam

" apa aku pantas ada di tempat itu, apa aku pantas menikmati hidup sedangkan orang tua ku di luar sana sedang berusaha mencari uang untuk kuliahku, sudahh kamu saja yang ikut gladis aku tidak mau"

" aku akan marah jika kamu tidak ikut" suara gladis terdengar dari balik badan ku, aku melihatnya datang dengan raut wajah setengah marah

" anggap saja ini permohonan aku sebagai sahabat mu, aku ingin kamu ikut reon, kita bertiga harus ada di pesta malam ini, tenang saja gaun untuk kalian berdua sudah aku belikan sepatunya juga sudah, nah nanti sore kita tinggal ke salon setelah itu kita bertiga pergi ke pesta itu"

Mendengar perkataan gladis entah mengapa aku merasakan kemuakan yang luar biasa sebenarnya kami belum benar-benar menjadi sahabat hanya saja akhir-akhir ini dia selalu menempel padaku dan nola entah apa itu alasannya.

" aku tetap tidak mau datang ke acara itu, kalian pergi berdua saja"

" kamu tak mau pergi ke acara dara karena takut melihat dara dengan degas kan? Sampai kapan kamu akan menjadi orang menyedihkan seperti ini, katanya sudah tidak mencintainya lagi tapi kenapa kamu tetap saja bersikap seperti itu, munafik..."

Sejujurnya aku amat tak terima dengan apa yang sudah gladis katakan, ingin rasanya aku menjambak rambutnya, namun tak bisa gladis bukan lah nola, dia tak mungkin menerima jika aku perlakukan dia seperti itu.

wanita dan pilihannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang