Kebahagian.

26 3 0
                                    

Alana terus tersenyum menatap Samudra yang berada dihadapanya. Samudra yang merasa dirinya diperhatikan langsung memberhentikan kegiataanya dan balas menatap Alana dengan kesal.

      " Lana! Gue ngajak makan lo, buat makan bukan buat lo liatin gue,"  Ucap Samudra kesal.

     " Biarin si ka Sam! Kan Lana gak mau buang-buang rezeki liat liat ka Sam yang makannya kaya anak kelaperan,heheeh,"

Samudra yang mendengar ucapan Alana lantas mengelengkan kepalanya. Dia suda tidak peduli dengan apa yang akan Alana lakukan kepadannya. Yang samudra pedulikan hanya satu. Makan dan makan.

    " Ka Sam laper ya?," Tanya Alana.

Samudra tidak menjawab pertanyaan Alana ia masih sibuk dengan makananya. Ah bahkan ia sudah tidak menjaga sisi buruknya di depan Alana. Yaitu, makan banyak.

    " Nih makanan Lana buat ka Sam,"

Samudra menegakan kepalanya dan menatapa Alana heran. Yang ditatap hanya nyengir tanpa dosa.

     " Lo makan deh, gue gak mau punya pacar cungkring macem lo,"

    " Emang badan yang bagus kaya gimana menurut lo?," tanya Alana sedikit kesal.

Samudra mengerutkan alis bingung dengan pertanyaan Alana yang menurutnya aneh.

     " Bintang dia bagus badanya," jawab Samudra dengan senyum yang lebar. Samudra sengaja menyebut bintang karena ia tahu saat ini Alana sedang cemburu dengan adiknya itu.

    " Oh!," Ketus Alana. membuat Samudra tidak bisa tahan tertawanya.

    " Udah lah, gak penting badan cungkring kaya lo atau gendut kaya babon pun, kalo udah suka mah gak akan liat fisik," Jelas samudra membuat bibir Alana yang tadinya melengkung kebawah langsung tertarik keatas lagi.

      " Lo suka sama gue?," Tanya Alana antusias.

       " Gak,"

*******

Seharusnya Alana tahu ia tidak boleh berharap kepada Samudra dengan mengajukan pertanyaan seperti tadi. Seharusnya  Alana juga jangan langsung berharap. Hanya karena Samudra menelponya waktu itu, menjemputnya tadi pagi,dan mengajaknya makan. Bukan berarti Samudra telah menyukainya kan?

    " Lana lo bakal gue turunin kalo lo masih gerutu gak jelas!,"

Alana langsung diam. Ah ingin sekali Alana memecahkan kepala Samudra yang keras ini agar tidak menyebalkan. Omong-omong Alana lantas tersenyum ketika ia ingat kepala.

    " Ka Sam kenapa gak pak helm?malah kasih ke Lana?," Tanya Alana sedikit teriak karena ia yakin suaranya akan kalah dengan suara kebisingan dijalan.

    " Gue lagi bosen pake helm, dari pada gue pengan kan ribet. Terus kepala lo ngaggur yaudh gue pake," jawab Samudra.

Lagi - lagi Alana membuang nafas kasar karena telah salah menilai Samudra. Alana fikir Samudra tidak ingin terjadi sesuatu yang membuat Alana celaka. Karena ia membawa satu helm jadi dengan rasa cemas Samudra kasih ke Alana. Tapi salah. Dan Alana kembali sesak akan harapan.

    " Lana turun!,"  Bentak Samudra membuat Alana tersentak lalu turun dari motor dengan cepat.

    " Makasih ka," Ujar Alana lirih seraya memberi helm kepada pemiliknya.

    " Lana lo sakit?," Tanya Samudra.

Alana hanya mengeleng. Dia tidak sakit hanya saja ia merasa malu pada dirinya yang terlalu berharap dengan samudra.

     " Lana untuk saat ini gue emang belom suka sama lo,"

    " Iya gue  tau,"

  
Samudra menyalakan motornya lalu ia tersenyum menatap Alana.

     " Tapi untuk saat ini gue bahagia bisa deket dengan lo, malem Lan,"  Ujar Samudra lalu pergi begitu saja tanpa melihat reaksi Alana. Alana langsung melompat-lompat karena ia baru sadar apa yang samudra katakan

Bahagia..

Bahagi dengan Alana.

Ah bagi Alana dirinya yang bahagia.




[JTS~1] HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang