CHAPTER 1

11.9K 700 5
                                    

Ma Ri membanting tas di atas meja kerjanya. Setumpuk notes berserakan begitu saja di depan komputernya. Semua berisi ucapan selamat atas pernikahannya kemarin sekaligus gelar barunya sebagai pengantin baru.

Dia baru saja menyadari jika di ruangan itu tidak ada siapapun kecuali dirinya, padahal sudah siang. Kemana perginya staff yang lain?

Sedetik kemudian semua orang menyembul dari balik meja kerjanya masing-masing dan membuat jantungnya nyaris saja copot saat itu juga.

"Selamat menjadi pengantin baru Baek Ma Ri!!" teriak mereka bersamaan.

"Baek Ma Ri selamat ya! Ah aku lupa, sekarang namamu menjadi Jeon Ma Ri, hihi. Wah, lihatlah wajahmu Ma Ri, kau kelihatan capek sekali."

"Ceritakan kepada kami apa yang terjadi semalam? Haha."

Ma Ri hanya bisa tersenyum melihat perlakuan rekan kerjanya. Dia sudah menduga hal ini akan terjadi di hari pertamanya masuk kerja .

"Ma Ri, kenapa diam saja? Ah lihatlah! Wajahmu bersemu merah seperti kepiting rebus, haha," tandas yang lain.

Ma Ri jadi teringat akan malam pertamanya semalam. Kata orang, itu adalah hal paling sakral dan ditunggu-tunggu pengantin baru. Namun semalam... semalam setelah pulang dari gereja dan menjalani serangkaian prosesi pernikahan, dia justru tertidur pulas hingga pagi, dan bahkan mungkin tidak akan bangun jika saja suaminya tak membangunkannya. Hanya itu yang dia ingat, jadi cerita malam pertama macam apa yang dinantikan semua orang ini?

***

Ma Ri menatap ulah kedua sahabatnya dengan penuh kekesalan.
Mereka tak henti-hentinya cekikikan dan terus asik men-scroll layar ponselnya sembari sesekali mencuri pandang ke arah Ma Ri. Ada yang sedang mereka sembunyikan.

"Wae? Apa yang kalian tertawakan?"

Ma Ri yang sedari tadi menahan rasa penasarannya seketika merebut ponsel dari tangan sahabatnya itu secara paksa. Gigi gerahamnya bergemeretak tatkala melihat foto-foto yang sedari tadi mencuri perhatian kedua orang ini hingga dia terabaikan.

"Haissh, apa tidak ada hal menarik yang bisa kalian lakukan selain diam-diam menstalker akun orang lain?" Ma Ri mengumpat, kalau saja bukan karena foto wanita cantik itu, barangkali dia tak akan semarah ini.

"Mianhae, tapi semenjak kau menikah dengan Jungkook, kita jadi lebih banyak ingin tahu soal perempuan yang menjadi sainganmu ini," ucap Na Young berapi-api.

"Cih, saingan apanya?"

"Ma Ri, bahkan sampai sekarang kami yang sahabatmu saja masih belum percaya akhirnya kau menikah dengan Jungkook, padahal hubungannya dengan wanita ini sudah berjalan sangat lama. Siapa sangka akhirnya kau bisa menaklukan hati Jungkook dan mengalahkan wanita cantik ini dengan skor telak!"

Ma Ri menelan sisa potongan daging asap terakhirnya dengan rakus. Ekor matanya sedikit mencuri pandang pada foto yang terpampang di layar ponsel Na Young. Dilihat dari sisi manapun, Jang Nara memang cantik, sangat cantik. Pantas saja gadis yang menggeluti dunia model itu sangat populer. Kalau dipikir-pikir lagi, dia juga tak mengerti kenapa suaminya lebih memilih menikah dengannya.

Bukankah Jungkook yang tampan akan sangat sepadan jika disandingkan dengan Jang Nara? Dalam hatinya pun dia mengakui mereka sebagai pasangan yang ideal.

"Itu hebatnya tangan Tuhan. Se-serasi apapun mereka dulu, kalau tidak berjodoh... mereka bisa apa? Haha."

Ma Ri tertawa penuh kemenangan namun terdengar sangat dipaksakan dan dibuat-buat. Dibalik itu masih tersimpan teramat banyak keraguan. Dia baru saja mengenal Jungkook di sebuah perusahaan retail tempatnya dulu dia bekerja, dimana Jungkook menjabat sebagai assistan managernya. Baru beberapa bulan saja, dan Jungkook sudah mempersuntingnya tiba tiba.

Don't Touch! He's My HusbandWhere stories live. Discover now