Three

53.7K 1.3K 70
                                    

THEA berdiri di depan mansion mewah milik Adam. Oke, dia tahu, dia memang sudah keterlaluan. Maksudnya, bagaimana mungkin dia bisa seberani ini? Dia masih ingat bagaimana tatapan tajam Adam yang begitu menantangnya. Tetapi serius, hal itu justru membangkitkan sisi liar Thea untuk semakin mengejar Adam.

Sejujurnya, tas putih yang Adam sita sama sekali tidak berarti apapun untuk Thea. Bahkan, jika Thea mau, Thea bisa saja membeli 10 tas model terbaru yang jauh lebih bagus dari itu, ketimbang harus menyusahkan dirinya untuk terlibat lebih jauh dengan guru baru Matematika di sekolahnya. Namun, masalahnya, guru baru itu adalah Adam Harrison! Pria yang dengan telak mampu menciptakan fantasi liar di tubuh Thea, hanya dengan menatap mata coklat setajam elang miliknya.

Thea baru saja akan menekan bel mansion tersebut, ketika tiba-tiba pintunya sudah terbuka. Menampilkan sosok Adam yang tengah menatapnya begitu datar.

"Ha-Hai, Adam." Entah mengapa, Thea  gugup. Bagaimana tidak? Pria ini hanya memakai kaos putih yang mampu memperlihatkan bentuk dadanya yang bidang. Thea bahkan yakin, dibalik kaos putih itu, ia bisa menemukan surga dunia para wanita.

Pria itu tidak menjawab pertanyaan Thea, melainkan kembali melangkahkan kakinya memasuki mansion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu tidak menjawab pertanyaan Thea, melainkan kembali melangkahkan kakinya memasuki mansion. Melihat itu, Thea mengikutinya. Ditatapnya punggung tegap Adam yang begitu menggodanya. Dan lagi-lagi, ia harus menahan gejolak dalam tubuhnya, agar tidak berlari dan mengoyak kaos putih pria itu.

"Bagaimana kau tahu alamatku."

Baiklah, ucapan Adam bahkan terlalu datar untuk dikatakan sebagai pertanyaan. Pria itu tidak mau repot-repot menatap matanya. Namun, hal itu justru lagi-lagi membuat Thea semakin bergairah, "Apakah hal itu penting, Adam? Bukankah kau tahu jika aku adalah putri Kennova?"

Adam kini menolah ke arahnya sengit, "Bitch, stop calling me Adam. I am not your friend."

Thea terkekeh, "You are not, you are more like my next sex partner, eh?"

Adam tersenyum sinis, "Kau benar-benar masih kecil. Kau tidak tahu apapun."

"Apakah aku tidak menarik? Apa kau benar-benar tidak tertarik padaku?" Thea masih tak ingin menyerah. Gadis itu mendorong tubuh Adam dan menjatuhkan pria itu ke atas sofa. Selanjutnya, ia terduduk di atas pangkuan Adam, membiarkan rok merah mudanya tersingkap hingga pangkal pahanya.

"Apakah kau benar-benar..." Thea mendekatkan wajahnya ke telinga Adam, menggigitinya kecil. Lantas tangannya menarik telapak tangan Adam agar mau mempermainkan payudaranya, "...tidak tergoda, Adam?"

Adam lagi-lagi tersenyum sinis. Pria itu mendorong tubuh Thea hingga gadis itu tersungkur di lantai, membuat rok merah mudanya semakin tersingkap. Memperlihatkan g-string pink yang menempel di bongkahan pantat padatnya.

"Adam?!"

"You don't call me Adam, bitch." Adam berlutut, menjenggut rambut blonde wanita itu.

"Adam! It's hurt!!" Thea berteriak, memegang telapak tangan Adam yang masih menarik rambutnya begitu kuat.

MR. DOMINANT [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang