sepuluh - hampir saja

2.1K 52 0
                                    



--------

"michelle, aku sudah berada di sekerumunan orang." Kata Jensen yang sedang meletakkan handphone nya berada dekat di telinganya.

"ah baiklah, aku melihatmu. Tunggu sebentar ya"

Jensen pun segera mematikan handphonenya dan menunggu Michelle.

"Jensen" tepuk Michelle

"ah, kau mengagetkanku. Ini acara apa chel? Kenapa megah sekali?" Tanya Jensen sambil menatap sekelilingnya

"ini acara reuni nenekku. Ia sedang temu kangen dengan semua teman dan rekan rekannya.ayo aku kenalkan kamu dengan nenekku" Michelle pun segera menarik lengan Jensen dan menenmui neneknya Michelle.

Mata Jensen tengah terlihat menatap arah halaman belakang, rasanya ia ingin pergi kesana merasakan kesunyian.

"nek, kenalkan ini temanku. Namanya Jensen. Ia adalah pengacara terpandang di kota ini" kata Michelle memperkenalkan diri Jensen didepan neneknya

"salam kenal nek, saya Jensen. Senang bertemu dengan anda. Dan trimakasih telah mengundang saya" kata Jensen dengan senyum yang amat sangat manis. Semua mata dara meleleh bila melihat senyumnya ini.

"Senang berkenalan dengan anda anak muda yang sopan. Margaret. Kau anggap saja aku ini nenekmu sendiri. Andai saja aku masih muda, aku akan merebutmu dari si Michelle ini" goda neneknya sambil menatap Michelle

"nenek.. apaan sihh" jawab Michelle malu malu.

Jensen hanya bisa tersenyum kecil karena tak tahu apa yang ingin ia bicarakan.

Saat mereka tengah berbincang,terdengar dari kejauhan suara pria yang tengah memanggil neneknya. Sadar akan suara itu, Michelle pun segera menarik Jensen pergi

"nek, aku dan Jensen pergi dulu ya kesana" Michelle pun menyeret Jensen untuk berbaur dengan tamu yang lain. Ah, maksud saya menarik.

"kenapa chel?" Tanya Jensen bingung karena tiba tiba Michelle menariknya keluar

"taka da. Aku hanya tak ingin kau bertemu bocah kerdil yang banyak Tanya itu" Kata Michelle dengan nada yang sedikit kesal

"bocah kerdil?"

"ya, dia adikku. Maksudku anak dari adik mamaku"

"oh begitu, kukira kau punya adik"

"aku anak tunggal. Karena itulah aku tak tahu cara bergaul yang benar" jawab Michelle apa adanya

"tapi ketika bertemu denganmu kesanmu sangat bagus. Hanya saja ya benar sikapmu perlu di revisi. Hahaha" kata Jensen dengan tertawa

"kau ini. Memuji apa menghinaku?" Michelle malu. Karena ia tak pernah terpikir akan bertahan seama ini bersama dengan Jensen. Karena setiap pria yang bersamanya hanya melihat fisik dan hartanya saja.

Setelah asik mengobrol dengan para undangan, Jensen tertarik menatap wanita yang berada jauh diseberangnya. Tatapannya melekat dan sangat dalam. Tak sedetik pun ia berkedip menatap wanita itu. Walaupun hanya terlihat punggungnya saja.

"apa yang kau tatap?" Tanya Michelle

"taka da, aku hanya memantau seseorang yang ada disana" jawab Jensen singkat

tatapan Jensen seolah mengartikan bahwa ia sedang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan wanita itu. Tersentak karena sadar bunyi alarm dari jam tangannya, ia pun segera pamit kepada michelle untuk pulang. Karena ingat bahwa jam 11 begini Jean akan sendirian. Ia tak ingin meninggalkan Jean sendirian lagi

Forbidden LoveWhere stories live. Discover now