kesembilan - Lepaskanlah

Mulai dari awal
                                    

"Mike .." sapa Jean sudah berada disampingnya

seolah olah tak ingin berbasa basi, Mike langsung menatap Jean dimulai dari kaki hingga kedua bola matanya, lalu turun lagi menatap dada. Dan ingat, bukanlah hal negative. Ia hanya mengecek, apakah Jean menggunakan kalung pemberiannya apa tidak.

"kenapa Mike? Apakah ini berlebihan?" Tanya jean sembari merasa canggung. Karena ini pertama kalinya ia menggunakan gaun dan dijemput seorang pria yang menjadi orang pertama dalam dirinya setelah Jensen.

"kan sudah kukatakan padamu, kau itu terlihat menarik dalam balutan apapun itu. Bahkan sehelai benang sekalipun akan membuatmu terlihat indah" Jawab mike dengan mata yang tak lepas menatap Jean

"apakah kau sedang membayangkanku dengan keadaan telanjang?" Jean kaget

"bukan Jean. Itu hanya lah sebuah perumpamaan. Aku hanya akan melihatmu utuh nanti ketika aku sudah melegal-kanmu." Goda Mike sambil mencubit pipi Jean

"legal? Kau kira aku ini barang? Hey lepaskan. Ini sakit tau"

Mike tertawa bahagia. Ia pun membukakan pintu untuk Jean dan segera pergi melaju menuju acara neneknya..

Mereka hanya diam dalam tenang selama perjalanan. Tak tahan karena hanya berdiam diri, sebagai lelaki Mike pun membuka topic pembicaraan.

"Jean, selama ini aku ingin bertanya. Kenapa kakakmu selalu terlihat ketus ketika bertemu denganku?" Tanya Mike mulai membuka topic pembicaraan

"entahlah Mike. Mungkin karena selama ini ia bekerja sebagai pengacara membuatnya terbiasa berbicara seperti itu" Jawab Jean dengan santai

"oh begitu. Kakakmu pengacara? Sama seperti kakakku"

"kakakmu? Kau punya kakak? Kenapa aku tak pernah tau?" Tanya Jean bingung

"bukan kakak kandung, dia anak dari tanteku. Hanya saja aku sangat akrab dengannya. Sudah seperti kakak sendiri. Baru baru ini ia baru saja pulang ke sini karena alasan bisnis katanya"

"oh begitu .." jawab Jean seolah paham.

"ah ini rumahku, kita sudah sampai Jean"

Mike pun segera memarkirkan mobilnya. Dihalaman rumahnya tampak banyak sekali mbil mewah terparkir.

Wah,, sepertinya Mike orang yang sangat kaya.. pikir Jean ketika turun dari mobil sembari melirik kiri dan kanan.

Mike pun mengambil lengan kiri Jean dan meletakkannya di lengan kanannya bagaikan pangeran dan putri. Merekapun berjalan masuk rumah dan Jean kaget dengan seisi rumah Mike. Rumahnya terlihat bak istana. Kiri kanan terlihat banyak wanita menggunakan dress yang terlihat mewah dan mahal. Telinga mereka dan pergelangan tangan mereka penuh dengan aksesoris yang senada dengan apa yang mereka kenakan.

Mike yang menyadari Jean seolah terkagum, segera membawa Jean menjauh dari mereka menuju halaman belakang rumahnya

"kenapa kita ke halaman belakang?"

"hmm entahlah, aku hanya ingin menghabiskan mala mini bersamamu"

"dimana nenekmu?"

"ah iya, aku akan memeprkenalkan kau padanya"

Mike membawa Jean masuk kembali dan mencari neneknya. Dan terlihat disana ada seorang wanita paruh baya sedang berbicara dengan sepasang kekasih yang tak terlihat asing bagi Jean.

Seperti pernah lihat? Tapi siapa ya?

"nenek .." sapa Mike dari kejauhan

saat sadar bahwa Mike datang menghampiri, pasangan tersebut segera membaur pada undangan lainnya

"aah, cucuku sayang" sapa neneknya sambil cipika cipiki Mike. Jean yang berada di belakang Mike hanya terdiam karena tak tahu harus berbuat apa. Canggung

"nenek, perkenalkan. Ini Jean, kekasihku" kata Mike sambil memperkenalkan Jean "cantik bukan?" sambungnya

Neneknya hanya mengernyitkan dahi seolah merasa tak senang. Buth waktu lama baginya untuk menetralkan keadaan dan penampilannya. Jean gelisah karena merasa tak pantas berada disini.

"Jean ya?"

"ah iya nek. Salam kenal. Saya Jean"

dan lagi, neneknya yang mengernyitkan dahi membuat Jean merasa malu.

"kau sangat cantik.. maafkan aku yang terlihat kurang senang, mataku sudah rabun. Jadi aku tak bisa melihatmu dengan jelas" jawab neneknya sambil diiringi tawa kecil sesudahnya.

Fyuh, syukurlah. Kukira neneknya tak menyukai. Jean membathin.

"tapi engkau mirip seseorang yang tak asing bagiku. Namun engkau sangat cantik. Itu mengakihkanku. Untuk tak mengingat ingat masa lalu"

"hahaha benar kan nek? Cucumu ini tak akan pernah salah pilih soal penampilan" sambung Mike membuat suasana sedikit bersuara

"Selamat datang ya Jena, Panggil saja aku ini seperti nenekmu sendiri" kata Neneknya Mike sembali memeluk Jean.

"nek, namanya Jean, bukan Jena" sambung Mike lagi sambil memutarkan bola matanya

"hahahaha, maafkan nenek. Tapi entah mengapa nenek menyukai memanggilnya Jena" katanya diiringi tawa kecil

"tapi nek—"

"taka pa Mike, aku suka dipanggil Jena." Jawab Jean sambil senyum sehingga matanya tak terlihat lagi

mereka pun asyik mengobrol seolah olah ruangan itu hanya milik mereka.

.

.

disisi lain, terlihat ada sepasang kekasih tadi sedang berdiri. Sang pria selalu menatap Jean tanpa berkedip sedikitpun.

"apa yang kau tatap?" Tanya sang wanita

"taka da, aku hanya memantau seseoran yang ada disana" jawab sang pria dengan nada yang sedikit serius.

_

_

_ hayoloooooo siapa

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang