Penginapan Pertama

6K 69 3
                                    

"Alex, kau itu sudah tidak punya bapak, tidak punya ibu. Kamu masih aja membuat onar! Kapan kau taubat Alex?" teriak paman Farid padaku.

Adikku Shinta hanya menangis di kursi paling sudut. Aku menatap Shinta penuh iba. Aku menghampirinya, lalu memeluknya.

"Maafkan mas ya dek. Mas tadi mencuri uang buat penuhi kebutuhan kita." Jelasku padanya. Adikku tetap diam, sesekali dia hanya menggelengkan kepalanya.

"Lex, ubahlah kebiasaan burukmu itu! Sekarang kau sudah 18 tahun juga." Kata pamanku lagi.

Aku berkata padanya; 'sudahlah om, aku bisa mengurus diriku! Om dan tante kan juga sudah berjanji mau mengasuh Shinta sampai dia menyelesaikan sekolahnya. Jadi jangan urus kehidupanku om!'

Tanteku menghampiri Shinta, dia mengajak Shinta ke rumahnya. Dan tanpa bicara apa-apa lagi, om ku juga menyusul Shinta dan istrinya pulang.

Rumahku dengan rumah paman Farid tidak jauh, hanya berjarak beberapa puluh meter saja.

Aku ke dapur, membuka kulkas. Aku mengambil empat kaleng bir ku dan kembali duduk di ruang tamu. Aku menghabiskannya seorang diri. Aku melipat kakiku, menundukkan kepala ku sambil merenung.

"Ya Tuhan, aku sangat lelah tanpa kehadiran orang tuaku. Tolong aku di manapun Engkau berada." Ucapku dalam hati.

Keesokan paginya, aku ke rumah pamanku. Ada hal penting yang ingin ku sampaikan ke Shinta...

"Tante, dimana Shinta? Apa dia uda pergi sekolah?" Tanyaku padanya.

Tanteku menjawab; 'dia masih ada di kamar tuh.'

Aku masuk ke kamar Shinta. Aku melihatnya tengah merapikan buku-buku sekolahnya. Lalu aku mengajaknya ke ruang tamu.

"Dek dengerin mas. Ini penting!" kataku seraya memegang pundaknya.

Ada apa mas? Jawab Shinta.

"Mulai hari ini, kamu jangan merepotkan om Farid dan tante Tatik. Karena mas akan meninggalkan mudisini."

Shinta bertanya padaku; 'emang mas mau kemana?'

"Mas mau keluar kota, mencari pekerjaan. Mas akan kumpulin duit untuk sekolahmu. Supaya kelak kamu jadi orang yang sukses!" jawabku padanya.

Shinta mulai menitikkan air mata. Aku berpamitan ke pamanku dan tanteku. Aku berjalan keluar rumah pamanku, lalu menengok ke belakang sekali lagi. Tanpa terasa, air mataku mengalir pelan. Aku merasa berat meninggalkan adikku sendirian.

Aku mempersiapkan pakaianku dan ku masukkan ke dalam tas. Aku belum taukemana kakiku akan melangkah. Aku hanya punya satu tujuan, rumahnya abang Frans.

"Tok toktok permisi, tok toktok." aku berdiri di depan pintu rumah abang Frans.

Klekk!

'iya dek, cari siapa ya?' seorang wanita paruh baya keluar rumah menyapaku. Sepertinya dia istri abang Frans.

"Ada mas Frans mba?" Tanyaku kemudian.

'Oh iya ada dek, ayo masuk dulu.' Katanya mempersilakan aku duduk di ruang tamu.

Abang Frans keluar dari kamarnya menemuiku.

'Oh kamu Lex, tumben kesini. Ada apa Lex?" kata abang Frans seraya memakai kaosnya.

"Maaf bang, pagi-pagi udah ganggu. Aku butuh pekerjaan nih bang. Apa abang bisa bantu aku?" pinta ku padanya tanpa basa-basi.

'Jadi begitu Lex. Kalau pekerjaan pabrik sih, abang gak tahu. Kalau kamu mau, ikut abang aja jadi kernet di truk abang?' tawaran bang Frans menarik minatku.

PREMAN dan WANITA BERCADARWhere stories live. Discover now