4. For Sale?

124K 3.2K 20
                                    

AUTHOR.'S POV.

Gadis berkulit putih dan berperawakan sedikit kurus dan tinggi itu melangkah dengan ragu ketika ia masuk ke sebuah rumah ah tidak tempat ini jauh lebih pantas di sebut dengan mini hotel yg berisi ratusan pria hidung belang dan wanita wanita berpakaian seksi yg sedang berlomba lomba menggoda pria hidung belang berkantung tebal...

Pikiran erien masih berputar putar antara lanjut atau berhenti.. jika di lanjutkan ia akan kehilangan harga dirinya namun jika ia berhenti, maka keluarganyalah yg akan kehilangan harga diri..
Tidak apalah jika dia mengorbankan harga dirinya demi keluarga yg ia sayangi..

"Sepertinya kau bukan anak sini..? Mau apa kau? Apa kau mau menemui seseorang?" Tanya seorang wanita berperawakan seksi dengan pakaian transparan di bagian belahan dadanya..

Erien meneguk ludahnya berkali kali menjawab pertanyaan wanita itu..

"Hm.. saya ingin bertemu dengan madam elisa.." ucap erien dengan suara beratnya seberat ia memutuskan langkahnya untuk masuk ke jalur gelapnya dunia..

"Apa kalian sudah ada janji?" Tanya wanita itu.

Erien menggeleng pelan
"Tapi aku ada sedikit urusan penting dengan madam elisa" jawab erien..

"Baiklah.. ikuti aku.." ucap wanita itu..

Erien menurut dan mengikutinya... di sepanjang langkahnya erien sangat risih dengan tatapan tatapan pria hidung belang yg menatapnya seperti singa yg sedang kelaparan dan mendapatkan mangsanya.. bahlan erien terus bergidik ngeri..
Bagaimana jika pria yg membelinya nanti adalah pria tuan bangka yg memiliki kelebihan ukuran di perutnya?

Astaga membayangkannya saja erien sudah tidak sanggup lagi..
"Oh ya.. namaku meira.. panggil saja aku memey" ucap wanita itu sambil terus berjalan menggandeng lengan erien..

"Aku eriena.." jawab eriena..

"Nama yg cantik kayak yg punya" puji memey...

"Hm.. tunggu.. kau datang kesini, apa kamu hm.. maaf sebelumnya.. kau seorang perawan?" Tanya memey yg lebih tepat disebut tebakan..

Eriena mengangguk lemah.. seketika memey menghentikan langkahnya..
"Apa kau mau menjual keperawananmu?" Tanya memey menyelidik..

Lagi lagi erien mengangguk lamah... memey menghela nafas kasar dan menatap erien dengan sayu...

"Kenapa kau melakukan ini?" Tanya memey merasa prihatin dengan eriena.. tentu saja dirinya sudah begitu mengenal gelapnya dunia yg ia pilih..
Dan kini dia tidak ingin gadis seperti erien akan menyesal setelah masuk kedalamnya..

"Aku butuh uang cepat.. aku tidak punya pekerjaan" jawab erien tertunduk sedih sekaligus malu.

"Apa kau sudah memikirkannya matang matang? Ini menyangkut masa depanmu juga erien" ucap memey..

"Aku sudah memikirkannya.. aku tidak punya pilihan lain.. aku benar benar membutuhkan uang itu atau ayahku akan masuk ke penjara" ucap erien mulai menitihkan air matanya..

"Uang memang bisa membeli segalanua erien.. baiklah.. kalau kau sudah yakin.. aku akan mengantarmi ke madam elisa.." ucap memey..

Erien mengangguk,
Memey melanjutkan jalannya bersama erien menuju ruangan madam elisa.. wanita pemilik rumah penuh dosa itu..

"Permisi madam.. ada yg ingin bertemu dengan madam elisa" ucap memey..

"Bawa dia masuk" jawab madam elisa..

Erien benar benar sudah tidak punya pilihan lain.. mau tidak mau, suka tidak suka, ia harus mengambil jalur ini sebelum semua terlambat..

Erien melangkahkan kakinya masuk ke ruangan madam elisa dan berjalan melambat karena takut.. bukan karena wajah madam elisa yg menyeramkan atau terlihat kejam..
Bahkan madam elisa masih sangat muda dan seksi selain itu wajah malaikatnya sama sekali tidak menampakkan bahwa dia adalah seorang penjual seks..

"Siapa namamu..?" Tanya madam elisa pada eriena yg baru saja mendaratkan bokongnya di kursi..

"Eriena laura, madam" jawab erien..

"Eriena.. ok.. apa kau kesini untuk mengukiti acara kami, 'virgin for sale?'" Tanya madam elisa..

"Benar madam.. saya ingin ikut.. saya butuh uang" jawab erina dengan nada bergetar..

"Apa kau sudah mempertimbangkannya sayang?Sepertinya kau gadis baik baik.. apa kau tidak akan menyesal?" Tanya mada elisa.

"Saya sudah memikirkannya..dan saya terima segala konsekuensinya.." jawab erien cepat sebelum keputusannya berubah dan membuat keluarganya terlantar..

"Baiklah.... memey.. ajak Erien bersamamu... dia harus siap siap di dandani.." ucap elisa..

"Baik madam" jawab memey..

Erien mengikuti memey memasuki sebuah ruangan dengan penerangan yg cukup berlebihan untuk ukuran ruang make up..

"Erien.. biar aku saja yg dandanin kamu..mulai sekarang kita berteman kan?" Ucap memey lembut.. tidak begitu tampak wajah jalang yg di muka memey. Dia justru terlihat seperti seorang putri yg anggun jika saja pakaian yg ia kenakan saat ini bukan pakaian kurang bahan yg mengekspos bagian bagian area terlarang wanita..

ERIENA LAURA'S POV.

Hari ini... astaga... aku akan kehilangan semuanya mulai malam ini juga..
Ayah.. ibu.. maafin erien..
Erien harus melakukan ini.. erien nggak mau menikah dengan pria yg lebih pantas menjadi kakekku daripada menjadi suamiku..

"Kau sedang dilema? Boleh aku tahu kenapa kau mau menjual mahkota berhargamu?" Tanya memey di sela sela kegiatannya mengatur rambut panjangku..

"Sebenarnya aku melakukan ini hanya untuk membebaskan ayahku dari ancaman seseorang yg dari penjara.. keluargaku memiliki hutang padanya.. dan kami tidak sanggup membayarnya sebagai gantinya ia memintaku untuk menikahinya.. dia itu lebih pantas menjadi kakekku" ucapku bercerita

"Terkadang kita memang harus mengorbankan sesuatu yg berharga yg kita miliki demi orang orang yg kita sayangi rien.. dan percayalah.. semuanya tidak ada yg sia sia.." ucap memey bijaksana..

"Kalau kamu sendiri.. bagaimana bisa kamu berada disini? Jika aku lihat dari wajahmu, kau perempuan baik dan terpelajar" tanyaku penasaran..

Memey menghela nafas panjang sebelum bicara..
Dia mensejajarkan tubuhnya denganku yg kini sedang duduk di meja rias..

"Aku sama denganmu rien.. tapi bedanya.. dulu ayahku adalah pengusaha sukses.. tapi karena rekan bisnis ayah yg terobsesi dengan kesuksesan ayahku.. usaha ayah mengalami kebangkrutan dan itu membuat ayah dan ibuku terpuruk hingga ayah meninggal dan ibuku sakit keras.. aku putus kuliah disemester ke dua..
Aku harus membiayai perawatan ibuku.. aku tidak punya pilihan lain selain pekerjaan ini yg memang lebih cepat mendapatkan uang untuk biaya pengobatan ibu" ucapnya sesekali terisak pelan..

"Maaf mey.. aku tidak bermaksud mengungkit masa lalu kelam kamu.." sesalku.. dia mengusap air matanya dan kembali berdiri dan melanjutkan tatanan rambutku..

"Tidak masalah rien.. ini semua sudah tertulis didalam takdir kita.." ucapnya terdengar lebih tegar..

"Aku yakin kau akan mendapatkan kebahagiaan untuk ini mey.. percayalah.. semua ini hanyalah ujian bagi kamu.. lalu bagaimana ibumu saat ini?" Tanyaku.

"Dia sudah sembuh dan saat ini ibu membuka usaha kecil kecilan dan tinggal di rumah kontrakan kecil" katanya..

"Ohya mey.. berapa umurmu?" Tanyaku.. sejak tadi kami belum membicarakan soal berapa usia kami masing masing..

"Duapuluh satu rien.. kamu?" Tanyanya balik..

"Sama.. kita seumuran mey.. kita akan jadi sahabat baik kan mey" kataku..

"Tentu..aku harap kita akan menghabiskan waktu kita bersama setelah hari ini jika seseorang yg akan membeli mahkotamu nanti tidak meniginginkan menikah denganmu.. kau sungguh cantik rien percayalah..." puji memey yg membuatku bersemu malu..

"Terimaksih mey.. kau juga cantik" balasku..

Kami saling bicara dan topik pembicaraan kami kali ini tidak lain adalah pengalaman pengalaman lucu memey saat menjajakan tubuhnya pada pelanggan pelanggan memey yg terdengar sangat konyol di telingaku...

TBC..

Partnya aku buat pendek pendek biar bisa cepat update ya..
Di tunggu reaksi dari kalian para reader setiaku...

Jangan Panggil Aku "Pelacur" (Tersedia Bentuk EBOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang