3. Keputusan Buruk

125K 3.2K 15
                                    

Tadinya mau nunggu cerita a crazy love-nya selesai baru update part-3nya..
Tapi karena mumpung drafnya udah lumayan panjang bagiku.. aku update lebih cepat...

Selamat membaca

ERIENA LAURA'S POV.

3 hari....
Apa aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu...
Tidak mungkin aku minta bantuan alicia yg sudah sangat baik padaku..

Pekerjaan apa yg mau membayar gajiku di awal kerja..

"Kau melamun lau?" Suara licia membuatku tersadar dan kembali ke dunia nyata.

"Enggak kok lic.." bohongku tapi percuma.. gadis mungil ini tidak akan berhenti begitu saja..

"Ada apa? Bicara saja denganku.. aku bisa di percaya kok" ujarnya..

"Aku.. sepertinya aku merindukan keluargaku" kataku pelan..

"Kau ingin mengunjunjungi mereka? Hm.. aku antar gimana? Kau mau lau?" Tanyanya

"Tidak udah alicia.. aku bisa kesana sendiri... aku hm... lagi pula aku nggak sekarang kok niatnya mau mengunjungi mereka.. oh ya.. makan malamnya udah siap.." kataku...

"Kau baik sekali lau... baiklah.. ayo makan dulu" katanya mengajakku ke meja makan..

Dalam makan pun aku masih memikirkan bagaimana aku mendapatkan uang itu dengan cara kilat..

Apa aku harus menjual mahkotaku?
Tidak.. tidak mungkin.. aku tidak mau.. tapi hanya itu satu satunya jalan agar aku mendapatkan uang dengan sekejap.. meskipun aku akan kehilangan kehormatanku tapi kehormatan ayah jauh lebih penting.. lagipula aku hanya akan melakukannya sekali saja..

Aku hanya punya waktu dua hari.. jadi aku harus memikirkannya dulu sebelum membicarakan ini dengan pemilik rumah bordir itu..
Daripada aku harus merepotkam alicia dan justin dalam masalah ini.. aku tidak enak hati.. mereka sudah terlalu baik padaku..

"Lau..? Kau melamun lagi?" Tanya alicia membuatku tersadar kembali ke dunia nyata..

"Ah.. tidak.. aku tidak melamun," bohongku..

Dia malah tertawa kecil dan menatapku yg masih bingung dengan pertanyaan di kepalaku. Kenapa dia tertawa?
Aku mengangkat sebelah alisku tidak mengerti..

"Kalau nggak melamun, kenapa pastamu jadi seprti itu? Bukannya di makan" katanya disertai gelak tawa.. benar saja.. kini pasta yg ada di piringku sudah terbentuk seprti bola akibat ulah garpu ada di tanganku .

Aku terkikik kecil dan mulai makan..
"Maaf.." ucapku..

"Jadi sebenarnya kau ini kenapa lau?" Tanyanya menyelidik..

"Tidak apa apa kok... hm.. besok aku mau pulang.. aku akan kasih kamu kabar kalau aku sampai.." kataku akhirnya mengambil keputusan yg kuyakini keputusan ini adalah keputusan terburuk. tapi hanya ini satu satunya jalan yg bisa menolongku..

Alicia mengangguk mengert dan berhenti bertanya lebih menilih menghabiskan santapannya..
Gadis itu terlalu baik dan polos.. aku tidak mau disebut memanfaatkannya dengan terus meminta bantuan padanya..

......

Aku masih belum bisa tidur memikirkan sudah benarkah langkah yg ku ambil?
Apa benar sudah tidak ada jalan lain untuk masalah ini?

Besok aku akan menemui pemilik rumah bordir tempat dimana aku bisa menjual keperawananku pada laki laki hidung belang yg sangat menjijikkan..
Aku harap orang yg mau membeliku nanti bukan pria tua bangka bau tanah dengan perut buncit dan kepala botak..
Membanyangkannya saja aku sudah mual mual dan ingin muntah.. apa lagi aku harus bersetubuh dengannya...
Ini akan jadi mimpi burukku sepanjang hidupku..

Jangan Panggil Aku "Pelacur" (Tersedia Bentuk EBOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang