Don't Leave Me

1K 149 65
                                    

Perhatian guys.. Chapter ini lumayan panjang^^
..
..

Lelaki itu lebih memilih menulikan pendengarannya meskipun bel rumahnya berbunyi beberapa kali. Suara ibunya di luar sana dia abaikan, ponselnya yang berkedap-kedip dan bergetar juga dia abaikan. Yang hanya dia lakukan adalah terduduk lemas di ruang tengah di bawah cahaya lampu yang redup.

Chan Yeol masih setia memejamkan matanya. Amplop cokelat hasil tes DNA-nya masih ia genggam erat. Chan Yeol belum membukanya, dia terlalu takut. Takut menghadapi kebenaran menyakitkan jika lelaki itu melihat apa yang ada di dalam amplop itu.

Di sisi lain dirinya, Chan Yeol merasa sangat yakin. Tapi anehnya, akal dan pikirannya tidak mau membenarkan semua itu. Tidak perlu tes DNA, karena dia sudah tahu semuanya. Hanya saja dia memilih untuk tidak perduli.

Karena Chan Yeol sudah terlalu terkurung dan tidak bisa keluar dari lubang hitam yang Hyun Bi buat. Cintanya terasa nyata tapi semu. Bahagianya terasa menenangkan sekaligus memberikan kekhawatiran.

Jika Hyun Bi tahu, apakah wanita itu masih akan mencintainya seperti Chan Yeol masih mencintai Hyun Bi meskipun lelaki itu sudah tahu kebenarannya?

Chan Yeol sempat berpikir, dia mungkin saja akan membawa Hyun Bi pergi bersamanya ke suatu tempat dimana tidak ada yang bisa menghalangi perasaan mereka berdua. Dia mungkin saja akan melakukannya, jika Hyun Bi setuju.

Bel rumahnya berhenti berbunyi, seketika suasana menjadi hening. Ibunya sudah pergi, mungkin menyerah karena Chan Yeol tak kunjung keluar dan menyambutnya. Lelaki itu melangkah perlahan menuju pintu. Dia melihat kotak makan yang dibawa ibunya di atas lantai, namun Chan Yeol memilih mengabaikannya dan masuk kembali ke dalam.

Mesin telepon rumahnya berbunyi, pesan suara dari seseorang terdengar dari sana.

"Ya, sialan. Kenapa mengurung dirimu di rumah?"

Itu Jong In.

"Kau tidak akan pergi dan meninggalkanku, kan? Aku punya kekasih baru. Kali ini aku sungguh-sungguh. Akan kukenalkan padamu nanti. Jadi jangan pergi, kau idiot!"

Chan Yeol masih berdiri di tempatnya, hanya mendengarkan. Pesan suara lain terdengar lagi dari mesin itu. Ibunya.

"Chan Yeol-ah, ini ibu. Kau baik-baik saja? Apa kau sudah makan? Ibu tidak akan mencegahmu pergi jika kau memang mau pergi. Hanya saja, ibu tiba-tiba merindukanmu. Bisakah kau menemuiku sebelum pergi?"

Chan Yeol mendengus keras sebelum beranjak menuju dapur untuk mengambil segelas air putih. Namun langkah kakinya terhenti ketika dari mesin pesan suara itu terdengar suara seseorang yang sangat ingin ia temui saat ini.

"Jika kau pergi untuk menghindariku, kau akan menangis seumur hidupmu. Dan kau akan menyesalinya, akan kupastikan itu."

Lalu hening.

"Jangan pergi, Chan Yeol."

Chan Yeol tertawa menyedihkan. Dia mentertawakan takdirnya dan dirinya sendiri. Sangat lucu sampai membuatnya sesak tanpa bisa melakukan apapun selain menghindar dari kenyataan.

..
..
..

Sore itu hujan turun cukup deras. Tetesan air tak henti-hentinya berjatuhan dari langit, membasahi sebagian tubuh mungilnya yang kedinginan di depan toko roti. Hyun Bi memandang langit, lalu bergantian mengamati bingkisan roti yang digenggamnya.

Dia tidak membawa payung saat menuju kesini. Menerobos hujan sepertinya bukan hal bagus mengingat dia sangat benci jika tubuhnya basah kuyup. Awalnya, Hyun Bi tidak berniat membeli roti-roti ini, dia hanya kebetulan lewat saja sesudah pulang dari rumah sakit dan bertemu dokter Zhang.

My (False) Destiny (Chanyeol FF) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang