part 9

248 12 1
                                        

"Lama sekali,,!!"decak seorang pria di ambang pintu,
"Maaf,,"
Wanita bermata hijau itu pun segera masuk ke kamar apartement tanpa menunggu lagi,di letakannya 2buah plastik berisi buah dan makanan itu di atas meja,,sedangkan seorang pria yang baru saja membukakan pintu masih berdiri seraya menatap wanita yang tengah sibuk memindahkan buah-buah itu ke dalam piring,wanita itu menoleh.matanya sedikit memicing saat menyadari pria itu menatapnya sambil tersenyum-senyum.
"Mengapa masih berdiri disana?kau bilang sedang sakit?"
Pria itu berjalan menghampiri lalu memeluknya dari belakang seraya bermain main di rambut hitamnya.
"Aku sudah sembuh."
"Benarkah?cepat sekali.."
"Heumm !!"
"Sejak kapan?"
"Sejak kau datang.."bisiknya.
"Gombal sekali,,sudah lebih baik kau duduk aku akan membuatkan makanan untukmu.."
"Tapi aku tak lapar !!"
"Lalu kau mau apa??"
Pria itu mendekatkan mulutnya di telinga kanan akira lalu berbisik lirih,,sedetik kemudian wanita itu tertawa lalu mendorong pria itu hingga terjatuh di atas sofa.
"Awwww..ini sangat sakit !!"
"Kau pantas mendapatkannya steve,,"ledeknya kemudian berjalan menuju dapur untuk membuatkan makanan.
Kini ia tampak begitu sibuk membuat makanan..namun lagi-lagi pria itu terus mengganggunya,memeluknya dari belakang,mengelus perut seraya menciumnya beberapa kali di leher sehingga membuat Akira juga sibuk menggerak bahunya.
"Steve hentikan.."
"Kenapa?aku berhak melakukannya kan??"
"Tapi waktunya tidak pas.."
"Alasan..!!"decaknya..
Bahkan ia tak perduli berapa kali Akira mencoba mencubit tangannya..hembusan nafasnya yang hangat membuat Akira menggeliat,berbalik dan melepaskan kasar pelukan itu.
"Steve !!!!"
"Ada apa denganmu??"
"Kau melakukannya dimana saja,kau tak lihat aku sedang membuat makanan.."
"Siapa yang menyuruhmu?sudah ku bilang aku tak lapar"
"Stupid !!"decaknya lalu berjalan menjauh
"Awwww.."rintih Steve seraya memegang keningnya,itu membuat Akira panik dan cepat menghampirinya lagi.
"Kau kenapa?apa yang sakit?"ucapnya seraya memegang pipi sang kekasih dengan wajah panik,Steve hanya tersenyum meraih tangan wanita itu dan meletakan di dadanya.
"Di sini."
"Bodoh !!,mengapa kau begitu senang membuatku khawatir?"
"kemari."ia kembali menarik akira kedalam pelukannya,mencoba mengibaskan rabut hitam itu yang menghalangi leher jenjangnya.
"Kau membuatku risih.."
"Biar saja..."
"Steve,,"lirihnya dengan nada sedikit parau.pria itu hanya berdehem tanpa menghiraukan.
"Steve,,hentikan dulu.."
"Apa lagi.."
"Jangan lakukan ini sekarang.apa kau tak malu?bagaimana jika ada yang melihat kita??"
"Hahh?untuk apa aku malu,kau kekasihku,aku mencintaimu.apa yang harus kau takutkan?lagi pula ini kamar pribadiku,hanya ada kau dan aku.tak akan ada yang melihat apapun yang sedang ku lakukan padamu,disini,di ranjang atau di ruang tamu.bahkan aku tak memasang cctv untuk memutar ulang setiap adegan yang akan kita lakukan.."ocehnya panjang lebar,dengan cepat Akira membekap mulut pria itu lalu mendorong tubuhnya menjauh dari dapur,.
"Hey,,mengapa kau selalu mencari alasan untuk menolakku?"teriaknya yang kini berjalan ke ruang tamu.
"Kau hanya perlu menunggu Steve "jawabnya.
"Jika kau menolakku hari ini,maka aku tak akan pernah memintanya lagi,dan kau tak akan melihatku lagi besok.."
Tak terdengar jawaban lagi,pria itu terus mencibir tak jelas seraya menjatuhkan tubuhnya di sofa sesekali mendelik ke arah dapur.

15 menit kemudian Akira kembali membawa sepiring spagety,,ia kembali tersenyum melihat wajah sang kekasih yang nampak semakin kesal,bahkan ia memalingkan wajahnya.
"Sendiri atau ingin ku suapi,,"
Pria itu tak menjawab,justru berpura-pura sibuk dengan ponselnya.akira kembali tersenyum melihat tingkah pria itu,dengan cepat ia merebut ponsel itu dari tangan steve.namun rupanya pria itu justru memalingkan wajahnya kesamping,
"Kau marah??"
"Sedikit.."ketusnya.
Akira menarik wajah pria itu kemudian kembali berbisik di telinganya."kita akan bahas itu nanti,bagaimana??"
"Benarkah?"ia menoleh cepat.wanita itu hanya mengangguk."sekarang makanlah..!!"
Suap demi suap sudah mengisi penuh mulut steve menyisakan piring dan sendok di atas meja,,kini giliran sebuah jeruk yang tengah akira kupasi untuk sang kekasih.
"Ini,,bagaimana manis??"tanyanya.
Pria itu mengeleng.."yang benar?apa penjual itu menipuku?"
"Buah ini tidak manis,kau tau kenapa??"
"Tidak !!"
"Karna ia kalah dengan manisnya wajahmu,,"
"Kau ini senang sekali merayuku!!!"
"Akira apa aku boleh,,"ucapnya menunjuk kearah kaki sang wanita.
"Kemari,,"
Pria itu lalu segera merebahkan kepalanya di kaki sang kekasih,sedangkan akira sibuk mengusap-usap bagian rambutnya.
"Sebenarnya kau sakit apa??"
"Hanya demam biasa"
"Kau selalu menganggap remeh sebuah penyakit.."
"Tapi memang seperti itu,dan buktinya setelah kau datang aku merasa lebih baik.."
"Tapi kurasa ini hanya alasanmu.!!"
Pria itu menatap wajah sang kekasih dari bawah."alasan,untuk apa??"
"Agar kau bisa bermalas malasan dan bisa mengerjaiku sesuka hatimu,,"
"Jadi kau keberatan melakukan ini?"
"Bagaimana jika ya!!"
"Apa alasannya??"
"Karna kau Hari ini aku harus meninggalkan pekerjaan ku yang sangat penting,membiarkan design ku terbengkalai di ruangan kerjaku.lalu menerobos antrian panjang di sebuah supermarket membeli buah-buah ini.dan berlomba dengan waktu demi sampai di apartement mu tepat waktu."
"Kau menyesal melakukannya,,"
"Apa yang kau rasakan.."ia sedikit membungkuk.
"Kau ingin tau??"
"Katakanlah.."
10menit kemudian akira mendorong wajah steve saat ia merasa hampir mati karna tak bisa bernafas.pria itu hanya tertawa melihat sang kekasih seperti seekor ikan yang di angkat dari akuarium.sibuk menghirup oksigen sebanyak mungkin.setelah mendapatkan ciuman yang sedikit kasar itu.
"Kau selalu mencuri kesempatan steve !!"
"Tapi kau menyukainya kan??"
"Menyebalkan,,"decaknya.
"Akira.."
"Ya,"
"Kau sungguh-sungguh mencintaiku?"
"Menurutmu?"
"Ku rasa lebih dari itu."
"Kau terlalu percaya diri.."
"Tak apa,karna aku tak menyangka jika kau akan menepati janjimu,kau menunjukan padaku sebuah cinta yang dapat membuat kepahitan di hidupku berangsur hilang,senyumanmu membuatku damai,sikapmu selalu membuatku tenang.tak lagi ada rasa lelah saat aku menjalani hidupku yang masih terasa berat ini.semuanya menjadi ringan semenjak kedatanganmu.."
"Aku hanya melakukan apa yang menurutku benar,memberikan cinta tulusku ini pada seorang pria yang berhasil membuatku tak bisa tidur setiap malam karna memikirkan si pengirim bunga misterius itu."
"Sampai begitunya kau mengagumiku?"ujar pria itu dengan wajah percaya dirinya.
Akira hanya memalingkan pandangannya,,pria itu selalu membuatnya gugup.
"Tak pernah ku sangka jika wanita karir yang sangat sibuk sepertimu masih bisa meluangkan waktu untuk pria seperti ku.."
Akira mengerutkan dahinya."seperti apa maksudmu??"
"Tampan mungkin..!!"
"Kau terlalu percaya diri steve,"
"Jika aku jelek bagaimana mungkin kau mau padaku.."
"Aku tak melihat cinta dari sebuah rupa.memang benar setiap wanita pasti ingin memiliki pasangan yang tampan,keren bahkan bertubuh atletis termasuk aku.tapi bagiku semua itu bukanlah syarat utama yang harus di dapatkan.karna cinta itu tak memiliki wujud,ia hanya sebuah rasa yang dapat membentuk sebuah wujud yang kita inginkan.."
"Aku tak mengerti,,"
"Saat kau menaruh rasa cintamu dalam ruang hati yang paling dalam,membiarkan ia tumbuh dan memberikan keindahan pada seluruh jiwamu.maka kau akan merasakan jika ada sebuah hal kecil yang berubah dalam dirimu,bisa ke arah yang lebih baik juga sebaliknya.dan aku sudah membuktikan itu.ketika aku menanamkan sebuah benih ketulusan aku yakin nanti akan kudapatkan kebahagian yang sangat indah untuk itu."
"Lalu setelah bersamaku,apa kau mendapatkan kebahagiaan yang kau cari??"
"Ya,aku mendapatkannya.aku beruntung memilikimu.karna kau hadir di waktu yang sangat tepat.ketika aku sedang berjuang melawan rasa sakit hatiku,berusaha melupakan semua kepahitan yang ku alami dan saat itu kau meniupkan lagi nafas cinta untukku."
"Aku lebih beruntung lagi.."di raihnya kedua tangan akira lalu menggenggamnya di atas dadanya."saat aku lelah dan rapuh.kau hadir sebagai penguat hatiku.aku bahkan hampir putus asa karna cinta yang sempat hilang dalam hidupku.tapi di saat yang bersamaan kau hadir dalam wujud yang berbeda namun aku masih bisa merasakan jika cintamu melebihi apapun yang paling indah di dunia ini.dan harus ku akui jika kau telah menumbuhkan kembali benih-benih cinta yang sempat tertunda,aku bahagia karna kau berhasil melakukannya.."
"Dan setelah aku berhasil menunjukan semua itu,apakah hanya ini yang kau berikan padaku.sikapmu yang sangat manja dan kadang menyebalkan..!!"
"Kau ingin aku menunjukan yang lebih,,"ia bangkit dan memposisikan tubuhnya duduk berhadapan.
"Lakukanlah jika menurutmu itu perlu,,"
Pria itu kembali mendaratkan ciuman kilas di bibir akira,kali ini berhasil membuat wajah wanita itu merona."lihat wajahmu,,!!!"
Ia justru memalingkan wajahnya ke samping menyembunyikan rasa malunya.pria itu benar-benar membuat  jantungnya serasa berhenti berdetak.pesona serta sikapnya yang lembut membuatnya semakin luluh.tangan kekar itu kembali meraih wajah akira yang semakin nampak memerah.
"Steva,jangan memandangku seperti itu."lirihnya,bahkan ia tak mengangkat pandangannya.
"Apa ada yang salah?"
"Tidak.."
"Hey,,tatap aku.!"steve kembali meraih wajah wanita itu.
"Ya sudah.."jawabnya lalu menunduk lagi.
"Memangnya kau tak suka?"
"Aku hanya merasa risih jika kau terus menatapku seperti itu.."
"Mengapa?"
"Aku malu saat kau menatapku dalam jarak sedekat ini.."
Jawaban itu justru membuat steve menggelakan tawanya,terlebih saat melihat akira yang semakin gugup."semua ini membuatmu malu?"
Akira mengangguk."kenapa?"
"Tatapanmu sangat tajam,dan jika aku membiarkan mu menatapku seperti ini aku merasa jika kau akan membunuhku dengan pandangan itu."
"Apa kau baru saja memuji jika mataku begitu indah??"
Siall !! ,,lagi-lagi ia terpatahkan oleh ucapannya sendiri,tatapan ini sungguh membuatnya hampir mati.!!,akira tak menjawab.dan di saat itupula steve memberikan sebuah ciuman yang sangat lembut untuk menenang kan kekasihnya itu.ia menarik tengkuk akira membuat wanita itu tak dapat berontak.dan hanya dapat memejamkan kedua matanya merasakan getaran hati yang semakin bergejolak..
"Cukup !!!"lirihnya dengan nafas yang masih memburu.steve mendelik."ada apa??"
"Aku hanya tak ingin kita terlalu larut dalam hal ini."
"Kau ini aneh sekali akira,bukankah setiap wanita menginginkan hal ini.."
"Ya kau benar,mungkin aku sedikit berbeda,,lalu mengapa kau mau menjalani ini denganku?"
"Apa akupun harus menjawab pertanyaan itu."
"Tentu..!!"
"Baiklah akan ku jawab,karna justru perbedaan yang ada dalam dirimu itulah yang membuatku tertarik,kau memiliki sesuatu yang tak dimiliki wanita lain kebanyakannya."
"Hanya itu??"
"Sebenarnya masih banyak.tapi aku tak bisa menjelaskannya satu persatu.."
"Apa kaka mu sudah mengetahui tentang hubungan kita ini??"
"Belum,"
"Mengapa??"
Akira beranjak,ia berjalan menuju sebuah rak besar yang banyak terdapat buku-buku yang tersusun rapih,jari-jarinya menari di setiap buku itu mengambil lalu menyimpannya lagi.
"Aku belum siap mengatakan hal ini.."
"Apa ada alasan??"
"Aku tak ingin menyinggung perasaannya,kau bahkan tau jika Kiana sampai saat ini belum menikah.aku sendiri tak mengerti mengapa,"
"Apa dia terlalu pemilih pada pria?"
"Aku tak melihatnya seperti itu,bahkan selama ini tak terhitung berapa banyak pria dari kalangan elit,pembisnis besar bahkan tak jarang mereka yang memiliki jabatan penting di kota ini yang menaruh hati padanya.mereka datang dengan harapan dapat meminangnya.tapi tak satupun dari mereka yang mampu meluluhkan hatinya.semuanya ia tolak dengan sebuah senyumah yang tak dapat di artikan."
Steve memutar bolamatanya keatas lalu membuangnya kembali ke arah luar."apa ia tak pernah mengatakan padamu tentang keputusannya itu.."
"Dia hanya bilang jika ia akan menikah saat hatinya benar-benar membutuhkan itu.aku tak pernah menyangka jika ia akan mengalami trauma yang begitu dalam pada seorang pria.."
"Trauma,,"lirihnya.
"Ya,dulu aku pernah melihatnya tersenyum bahagia.tepatnya 7 tahun yang lalu.kaka hampir saja menikah dengan seorang dokter asal london,namun aku sendiri tak mengerti mengapa ia memilih untuk membatalkan pernikahan itu lalu memutuskan untuk berpindah ke negara ini.dan sejak saat itu aku tak pernah melihatnya berhubungan lagi dengan seorang pria.senyuman indah itu menghilang entah kemana.selama hampir 26 tahun ini aku tinggal hanya berdua dengannya.namun selama itupula aku tak pernah benar-benar mengenalnya dengan baik.kepribadiannya sangat tertutup bahkan padaku sekalipun,selama ini ia hanya menghabiskan waktunya untuk bekerja,dua hal yang paling penting dalam hidupnya yaitu aku dan karier nya.tak ada yang lain,bahkan cinta..aku tak pernah tau apa dia menginginkan hal itu..!!"
"Lalu sejauh mana kau mengenal ia yang sesungguhnya.?"
"Lebih dari seorang kaka,ia sahabat juga ibu bagiku.dia akan mendengarkan semua keluh kesahku,merangkulku saat kesulitan membuatku lemah,dan tersenyum saat aku berhasil menggapai impianku..ia memberikan segalanya.bahkan seluruh hidupnya.walaupun tak jarang aku merasa jika ia terlalu overprotektif padaku,aku sadar jika ia tak akan melakukan itu tanpa alasan.tapi sejauh ini aku sering merasa jika ia menyembunyikan hal yang tak aku ketahui."
"Maksudmu??"
"Entahlah,aku pun tak mengerti.tak pernah sekalipun ia mengatakannya begitupun denganku.."
"Apa jika ia tau tentang hubungan kita ini,dia akan merasa tersinggung??"
Akira menggeleng pelan."Dia tak pernah mengatakan hal itu selama ini,bahkan tak jarang justru ia memintaku segera menikah.."
"Lalu?"
Akira menoleh,"lalu apa?tentu saja aku menolak.karna aku tak akan menikah sebelum melihatnya menikah lebih dulu..karna memang seperti itulah seharusnya,"steve mendekat lalu menarik tubuh akira dalam pelukannya.
"Kau sangat menyayanginya.."
"Sangat..!!"
"Percayalah..jika kebahagiaan juga akan datang padanya suatu hari nanti.."
Ia mengangguk,sedangkan steve justru menatap tajam ke arah luar seraya membelai lembut rambut sang kekasih..
"Lalu bagaimana dengan urusan kita??"
"Urusan yang mana?"
"Apa secepat ini kau lupa?"
"Yah,aku lupa."gumamnya.
Pria itu memberikan kode dengan mengangkat-angkat kedua alisnya.sadar akan hal itu Akira segera mengalihkan pembicaraan dengan berjalan menuju meja untuk membereskan piring yang berjajar disana.
"Hey,jangan coba-coba membuat ku marah."
"Steve,,kau memaksaku?"
"Akan ku lakukan jika perlu.."
"Tapi kau sedang sakit."
"Lalu...??"
"Aku tak ingin merasa kurang puas karna kau melakukannya dalam keadaan sakit."
"Apa ?!!.jadi kau meragukanku?"
"Ku rasa seperti itu.."
"Baiklah..."dalam hitungan detik Steve mengangkat tubuh sang kekasih dan menghempaskannya di atas ranjang besar miliknya.
"Apa yang kau lakukan??"
"Membantumu mengingat semuanya.."
"Taaapppii..."ujarnya gugup saat melihat pria itu sudah mulai melepas satu demi satu kancing kemejanya..
"Sebentar Steve.."
"Mmmm tidak.ku rasa ini akan memakan waktu cukup lama.."potongnya cepat seraya menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka.
.............................
Kiana's bouley..

BEHIND A NAMEWhere stories live. Discover now