7. Hallucination?

Start from the beginning
                                    

Menyadari akan hal itu, Kinar langsung menutup buku hariannya, kemudian memeluk buku harian itu. Kevin menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Kemudian, berusaha mengalihkan pandangannya ke arah lain, seakan tidak terjadi apa-apa.

Kinar tertawa kecil, tawanya tiba-tiba menghilang saat sesuatu terlintas dibenaknya, apa dia bisa lebih lama lagi melihat wajah Kevin yang ceria seperti ini? Ia takut kejadian 2 tahun lalu terjadi lagi, Kevin tak seharusnya mendekati Kinar.

Apa Kinar harus merelakan cintanya lagi?

Kinar tidak tahu, ia tak pernah tahu apa yang harus ia lakukan.

Bu Nana datang, membuat suasana riuh kelas kembali sepi, Kinar mencoba melupakan segala pikiran anehnya itu, kemudian mengalihkan pandangannya pada Bu Nana.

"Bagaimana dengan hapalan yang Ibu berikan kemarin? Sudah hapal semua?" ucap Bu Nana, membuat kelas kembali berbisik-bisik.

"Ya ampun, gue lupa hapalan!" Ucap Kevin sambil berbisik pada Kinar.

Kevin menepuk keningnya.

Tadi malam Kevin kelelahan dan tidak membuka bukunya sama sekali.

Bodoh, pikirnya. Kinar hanya tersenyum kecil.

"Belum hapal Bu..." Ucap teman-teman Kevin serempak. Berharap hari ini Bu Nana berbaik hati, dan bisa menunda tugas hapalan hari ini.
Bu Nana menggelengkan kepalanya.

"Tata nama senyawa itu pelajaran kelas X, masa begitu saja tidak hapal? Ibu mau tes dulu satu-satu ya. Kalau ada yang bisa jawab 5 pertanyaan dari Ibu, baru yang lainnya bisa ditunda. Kalau tidak ada yang bisa jawab, Ibu kasih waktu 5 menit untuk membuka buku, lalu hapalan di depan kelas." Ucap Bu Nana.

Hampir seisi kelas membuka mulutnya melongo ketika mendengar ucapan dari Ibu Nana yang membuat jantung mau copot itu, kecuali Kinar, tidak terlihat ekspresi terkejut dari wajahnya.

Kinar menuliskan sesuatu di sebuah kertas.

'Kamu pasti bisa'

Lalu memberikannya pada Kevin.

'Kamu'?

Kevin mengucek matanya berulang-ulang, takut apa yang dilihat matanya itu salah.

Kamu?

Tak henti-hentinya Kevin menggumamkan hal itu.

Kata ganti kamu-aku menurutnya sangat sakral, menunjukkan sebuah ikatan yang lebih dari kata akrab. Bahkan Kevin tak pernah menggunakan kata ganti itu pada mantan-mantannya, kecuali keluarga. Kinar, apa dia menyukai Kevin? Ah, bodoh. Tidak mungkin hanya denga kata ganti itu Kevin bisa menyimpulkan kalau Putri Salju itu menyukainya, pemikiran bodoh.

Mungkin saja Kinar tak biasa menggunakan kata ganti gue-lo.

Kevin tertawa gugup, "Aku, eh maksudnya gue gak sepintar yang lo bayangkan." Ucapnya berbisik pada Kinar.

Kinar tahu kemampuan Kevin, laki-laki itu bisa mengingat semua isi buku yang ia baca di perpustakaan, walaupun Kevin tak pernah serius membacanya. Dia jenius. Melihat Kevin membuat Kinar teringat akan seseorang yang kemampuannya setara dengan kemampuan Kevin.

Kinar tersenyum kaku.

"Kalau bisa jawab, langsung angkat tangan saja daripada Ibu yang tunjuk. Yasudah, pertanyaan pertama rumus Kimia untuk nama senyawa Besi (III) oksida. Siapa yang tahu?" Tanya Bu Nana menunggu jawaban dari murid-muridnya.

Semua orang berbisik-bisik, mereka seperti amnesia akan pelajaran kelas X.

Kevin terdiam sejenak, "Fe2O3?" Tanya Kevin ragu pada Kinar.

Love Without WordsWhere stories live. Discover now