Halo semua, saya Fino akan membalas komen kalian :d berhubung masih dikit komennya, jadi langsung aja ya.
Untuk LenXias
Yaha.. trio pangeran BTS akan selalu ada di sini. Ya gak thor? *nyenggol author*
Author : hmm ya.. *batuk*
Haha maaf semuanya, sepertinya author lagi sakit, jadi gabisa lama2 ngobrolnya.
Langsung aja dimulai ya ceritanya! Bekicot!!
Warning : Typo Bertebaran!
Fino mengepalkan tangan kanannya, berusaha untuk meredam amarah. Sementara gadis itu masih saja terkekeh seakan-akan menganggap remeh kekuatan Fino.
"Perkenalkan. Heheheh... aku..." gadis tadi tersenyum kecil. "Elaine Hartanto," ucapnya
"I....Ilen ...."
"Ileeeeenn!!!! Ih! Disuruh beli susu aja susah banget sih!! Aku capek tau ngejar kamu!!"
Suara gadis lain terdengar begitu keras, tak berapa lama kemudian Elaine menatap gadis yang tak bukan adalah sahabatnya itu yang sedang berlari kearahnya.
"Kalian berdua ..." Fino menggantungkan kalimatnya, otaknya masih mencerna apa yang sedang terjadi disini. Yang satu Elaine, seorang gadis mungil berambut hitam panjang yang dikuncir kuda. Dan satu lagi, gadis sipit dengan rambut agak kecoklatan.
"Ndel, apa sih sabar sebentar dong." Ucap Elaine
"Astaga. Fino?!" Gadis yang dipanggil 'Ndel' oleh Elaine berteriak sambil menutup mulut dengan sebelah tangan.
Fino tersenyum saja untuk membalas panggilan Andela tadi, kemudian ia menatap sekeliling yang sudah berantakan tak berbentuk lagi. Kemudian ia kembali menatap Elaine.
"Kamu, yang benar saja?" Tanya Fino
Elaine tertawa kecil begitupun dengan Andela. "Iya aku emang sering ngerusakin desa ini, sebenernya sih itu kedai nya gak sengaja kena juga,"
Fino menggelengkan kepalanya, lalu menatap kearah kedai yang sudah hancur tiga per empatnya. Elaine kembali tertawa kencang melihat perubahan raut wajah Fino yang merupakan teman lamanya itu.
***
Di sisi lain, Veranda dan juga Shania sedang berjalan beriringan dengan menggunakan kuda masing-masing. Desa yang berada di arah Barat ini tak terlalu ramai, para penduduk lebih memilih untuk berdiam diri di dalam rumah.
Sluuuuurrrrttt....
Sebuah anak panah meluncur dengan sangat kencang dari arah yang tidak diketahui. Shania lah yang pertama kali menyadari akan hal tersebut, ia segera mengangkat tangan kirinya keatas atau lebih tepatnya kearah Ve.
Shuuushhhh...
Sebuah angin berhembus dengan cukup kencang, membuat anak panah yang sebelumnya mengarah pada Veranda kini berbelok dan menancap di tanah. Ve membelalakkan kedua matanya ketika mendengar suara anak panah menancap itu, kemudian ia menoleh kearah Shania.
"Maaf, Ve. Cuma itu yang bisa kulakukan,"
"Terima kasih," ucap Ve.
Beberapa prajurit tampak bersiap dengan serangan yang mungkin akan datang ketika melihat tangan kanan Ve terangkat keatas sambil mengepal. Ve memang mengangkat tangannya itu untuk mencari tahu apakah ada sesuatu yang bergerak melalui angin di sekitar.
"ARGHHHH...!!!"
Teriakan seorang prajurit membuat Ve menoleh kearahnya. Tubuh prajurit tersebut terkena sebuah anak panah berwarna merah dengan sebuah kertas yang menempel di sekelilingnya. Ve segera turun dari kuda yang ditungganginya kemudian mencabut anak panah tersebut.
YOU ARE READING
Simple Story : Devils Return!
FantasyLet's Go To #400 in Fantasy !! Please support me and support my story if you like it. How to do that? Just slap the Vote Button guys! 😙 Perjuangan untuk menyatukan kembali para sahabat yang terpisah, untuk para sahabat yang telah bermusuhan juga un...
