Part 1 : The Beginning Of ...

Start from the beginning
                                        

Sebuah tangan menangkap tubuh Fino, ketika dirinya nyaris saja bertabrakan dengan lantai dingin. Aldy lah yang memegangi tubuh sepupunya itu, perlengkapan perang yang sudah dilepaskan oleh ketiganya membuat mereka jadi tak susah untuk bergerak.

Di kerajaan, siapapun yang sudah memasuki kawasan aman kerajaan dilarang keras mengenakan pakaian perang, terkecuali ketika hendak berlatih atau menguji kemampuannya. Hal yang sama juga diperlakukan bagi Fino, ia memberikan semua armor yang dipakainya pada penjaga gerbang kerajaan tadi.

"Hei, kau kenapa?" Tanya Aldy pada Fino yang nyaris tak sadarkan diri.

"Mu....Musuh bebuyutan kita.... kembali ...."

Perkataan lemah dari Fino membuat Aldy tertegun, ia sesegera mungkin berdiri untuk menopang tubuh sepupunya itu. Niko yang ikut melihatpun menjadi heran sendiri, pasalnya selama ini Fino jarang sekali terkena penyakit apapun itu.

"Saya akan mengantarkan Fino untuk beristirahat. Nanti saya akan kembali lagi kesini," ucap Aldy

Pak guru tersebut hanya mengangguk dan membiarkan Aldy pergi sambil memapah tubuh Fino keluar dari ruang belajar. Di sepanjang perjalanan, pikirannya mulai kacau ketika mengingat perkataan Fino mengenai 'musuh bebuyutan' mereka yang sudah lama menghilang kini kembali.

"The Devils is back, huh?" Gumamnya sambil terus berjalan.

Seorang pelayan membukakan pintu kamar Fino tepat ketika Aldy sudah berdiri di depan pintu kamar. Ia segera meletakkan tubuh sepupunya itu di kasur dan membiarkan pelayan yang bertugas untuk selanjutnya. Sebuah pertanyaan yang terlontar dari mulut pelayan itu hanya dijawab singkat oleh Aldy yang kemudian pergi menuju ruang belajarnya.

Para pelayan tersebut langsung memencar menuju berbagai arah untuk mengambil keperluan obat-obatan. Ada yang ke lantai bawah untuk mengambil sebuah baskom, ada yang ke lemari untuk mengambil handuk kecil, dan lainnya.

Di ruang belajar, Aldy yang sudah kembali duduk pun menjadi sasaran utama Niko untuk bertanya mengenai apa yang terjadi pada Fino, namun Aldy hanya membalasnya dengan perkataan singkat sambil mencoba tersenyum, meski Niko tau itulah salah satu alasan mengapa ia agak takut ketika berbicara kepada Aldy yang mirip seperti Gay.

"Ya, pelajaran hari ini selesai. Kita bertemu esok hari, ya," ucap sang guru

"Bisa kah kita bertemu lusa, pak? Karena besok sepertinya saya dan kedua saudara saya ingin melakukan pengecekan tempat di arah selatan. Bagaimana?" Tanya Niko

"Baiklah jika itu mau kalian, jadi besok kelas diliburkan. Baiklah kalau begitu saya pamit, permisi,"

Setelah guru tadi keluar dari ruang belajar, Niko segera melompat dari tempat duduknya, kemudian menduduki meja yang berada di depan Aldy. "Sebenarnya ada apa dengan Fino? Dia sakit?" Tanya Niko pada Aldy.

"Entahlah, akupun tak yakin. Sudahlah cepat sana bersiap dan bersihkan dirimu, kita bertemu di jam makan malam," ucap Aldy

Niko hanya dapat terdiam sambil terus memandang punggung Aldy yang berjalan keluar ruang belajar dengan tanda tanya besar. Dirinya sangat ingin pergi untuk menemui Fino dan menanyakannya sendiri, tetapi entah mengapa seperti ada yang melarangnya. Tapi siapa? Siapa?

"Niko. Lihat Fino dimana?" Tanya Veranda yang melewati ruang belajar tepat ketika Niko mulai keluar dari ruangan tersebut.

"Saat belajar dia pingsan dan kemudian dibawa Aldy ke kamarnya. Kurasa dia masih disana, kak,"

"Ah begitu. Yasudah makasih banyak infonya," Ve memutar arah dan kemudian menaiki tangga rumahnya menuju lantai atas.

~oOo~

Simple Story : Devils Return!Where stories live. Discover now