Edisi 9

6.9K 503 9
                                    

Tivana pov
Aku merebahkan kepalaku ke dada Mama..kupejamkan mataku. Aku merasa penat. Hanya dada Mamaku yang bisa menbuatku tentram. Apalagi saat Mama mengelus~elus rambutku..rasanya damai sekali.

Sejenak kulupakan kegalauanku. Aku seperti kembali ke masa kanak~kanak. Tanpa beban, taunya hanya dimanja.

"Anak mama satu ini.. selalu manja dari dulu hingga sekarang,"goda Mama sambil menowel hidungku.

Ehmmm..aku makin mempererat pelukanku pada Mama. Kami berpelukan diatas tempat tidur mama yang empuk, hangat dan berbau wangi.

"Datanglah..kapan saja kamu merasa capek Tiv."

Perkataan Mama justru membuat air mataku bergulir. Hih, cengengnya aku bila berhadapan dengan Mama.

"Ma..bagaimana menurutmu kalau aku bercerai?"tanyaku sambil tetap memejamkan mataku.

Kurasakan dada Mama terhentak..kemudian napasnya kembali bergelombang hanya terasa lebih kencang dibanding tadi.

"Apa betul itu yang kamu inginkan?"tanya Mama bijak.

Aku menghela napas berat..

"Pernikahan ini salah Ma. Sejak awal salah! Alvaro sudah mencuri pernikahan yang seharusnya milikku dan kak Ardian. Dia mencuri kebahagiaanku!"jawabku pedih.

"Segala sesuatu yang dimulai dengan kesalahan bukan berarti berjalan dengan salah. Saat kau menjalaninya, Mama melihatmu begitu bahagia..kau  tak pernah bersinar sebahagia itu sebelumnya. Dan Alvaro..mama lihat dia sangat tulus dan mencintaimu."

Benarkah?? Aku belum pernah sebahagia itu? Dan Alvaro mencintaiku sedalam itu? Hatiku meragu..kemudian aku teringat Kak Ardian..

"Lalu bagaimana dengan Kak Ardian Ma? Ia korban dari pernikahanku.. bagaimana aku menebusnya? Ehm..ia memintaku menceraikan Alvaro dan kembali padanya."

Mama bangkit dari tidurnya dan ia mendudukkan aku di hadapanku. Ia menatapku dengan intens.

"Kau sudah melukainya sekali..jangan sampai kau melukainya lagi Tiv."

"Jadi Mama mendukung aku kembali padanya?"

"Bukan. Mama meminta kau mempertimbangkan dengan sangat sangat sangat hati~hati. Jangan sampai kau melakukan kesalahan yang akan melukai kalian bertiga."

"Huh, apa peduliku dengan Alvaro! Kami hanya cocok untuk urusan ranjang saja!" gerutuku kesal.

Wajahku langsung memanas begitu menyadari aku keceplosan ngomong.

"Kau merendahkan dirimu sendiri, Tiv!" Ucap Mama memperingatkan,"Mama tau kau tak akan melakukan hubungan intim dengannya tanpa adanya perasaan apapun padanya, meskipun kau lupa ingatan kau tetap punya perasaan kan?"

Bahkan saat ingatanku kembali Alvaro masih bisa membujukku dengan mudah bermain cinta dengannya! Apakah aku memiliki perasaan padanya? Atau sekedar nafsu saja...kuakui Alvaro memang lihai bermain cinta. Mengingatnya saja membuat jantungku berdenyut lebih cepat!
Tidak! Aku bukan tipe wanita yang menyerahkan tubuhku karena nafsu belaka.

"Mama tahu perjuanganmu mendapat cinta Ardian..wajar kau tak mau melepasnya begitu saja. Tapi pertimbangkan juga Alvaro. Kau harus adil padanya Tiv. Kasihan juga dia. Kau tahu masa lalunya yang kelam?"

Aku menggeleng. Perkataan Mama menyadarkan aku satu hal. Aku tak tahu apa~apa tentang Alvaro, suamiku sendiri ..

"Mama tahu darimana?"

"Bi Yem yang menceritakan pada Mama. Alvaro anak yang tak dikehendaki siapapun. Ibunya wanita Indonesia. Alvaro anak hasil perkosaan. Ayahnya bangsawan Yunani. Dia sudah punya istri dan anak saat Alvaro lahir. Ibunya berusaha menggugurkannya namun tak pernah berhasil. Alvaro lahir dari hasil kebencian dan dendam ibunya.. dia tak pernah diperlakukan dengan baik. Ibunya bekerja menjadi pelacur dan tukang mabok. Saat mabok ibunya sering menyiksa Alvaro..bila tak mabok ibunya menganggapnya tak ada! Bahkan dia pernah meninggalkan Alvaro selama seminggu di rumah. Bayangkan saat itu Alvaro masih berusia 7 tahun. Dia bisa saja mati, untung ada tetangganya yang baik hati. Seorang nenek pensiunan pelacur namun berhati emas..ia yang sering diam~diam memberi makan Alvaro. Saat nenek itu meninggal Alvaro tak pernah mendapat kasih sayang dari siapapun. Tragisnya yang membunuh nenek itu adalah ibu kandung Alvaro saat dia mabuk! Ibunya di penjara...saat itu Alvaro berusia 9 tahun. Dia menghidupi dirinya sendiri..dia menjadi anak jalanan. Dia menjadi kuli..pengemis..apa saja. Dia menjadi liar. Hingga ayahnya menemukannya dan membawanya ke Yunani. Hidup bersama keluarga barunya juga membuatnya menderita. Tak ada yang menghendaki kehadirannya! Ayahnya tak memperdulikannya, ibu tiri dan saudara tirinya sering menyiksanya! Alvaro tumbuh tanpa kasih sayang dan menjadi anak pemberontak. Usia 18 tahun ia kabur dari rumah ayahnya. Ia bekerja apa saja.. lebih keras dari  siapapun hingga kini ia sukses dengan usahanya sendiri."

04. Stealing Marriage (Completed)Where stories live. Discover now