Edisi 1

11.5K 751 8
                                    

Tivana pov

Aku tersadar...dan menatap langit~langit kamar yang putih.

Dimana aku?

Sepertinya di rumah sakit..

"Sayang, kamu sudah sadar?"

Terdengar suara pria di sampingku.

Aku menoleh padanya dan tak dapat mengenalinya. Dia pria yang sangat tampan ..seperti orang Yunani. Terlihat sangat percaya diri dan berkuasa..

"Siapa anda?"tanyaku bingung.

"Sayang...mengapa kau tak dapat mengenaliku? Aku suamimu..Alvaro Dimitri!"

Hah?? Aku sudah bersuami?

Mengapa aku tak bisa mengingat pernikahanku sendiri?

Kepalaku terasa pening..

"Tenang sayang..kau baru tersadar setelah koma 1 bulan. Pasti kepalamu pening kan?"

Aku koma? Mengapa? Aku tak dapat mengingat sama sekali apa yang terjadi!

Dan kepalaku sakit tiap kali aku berusaha mengingat sesuatu.

"Nyonya anda baik~baik saja?" Tanya Dokter yang memeriksaku.

"Kepala saya sakit Dok..mengapa saya tak dapat mengingat apapun?"

Dokter memandangku khawatir..

"Kita akan mengadakan pemeriksaan lanjutan..sementara ini anda jangan banyak berpikir. Istirahatlah yang tenang Nyonya."

Aku mengangguk mengiyakan.

'Suamiku' menggengam tanganku dengan lembut..betulkah dia suamiku?

Mengapa aku tak bisa mengingat figur luar biasa seperti ini?

Pasti banyak wanita yang bersedia bertekuk lutut untuk mendapatkannya!

Menyadari tatapan menyelidiku, Alvaro menoleh padaku dan tersenyum mesra padaku..

"Sudah puas mengagumi suamimu sendiri?"tanyanya menggoda.

Pipiku terasa panas mendengar ucapannya.

Bagaimana proses perkenalan kami dulu? Siapa yang suka duluan? Siapa yang menyatakan cinta duluan? Aku jadi penasaran..

"Boleh aku bertanya?"

"Anything..anytime my darling."

"Apakah saat perkenalan kita aku yang mengejar~ngejarmu? Siapakah yang menyatakan cinta duluan..apakah aku?"

Meledaklah tawa Alvaro mendengar ucapanku..

Dia mengacak~ngacak poniku dengan gemas..

"Tak penting siapa yang mengejar~ngejar, siapa yang menyatakan cinta duluan..yang penting kita saling mencintai dan kini telah menikah," jawabnya diplomatis.

"Tapi aku pengin tau,"kataku merajuk.

"Baiklah..yang mengejar duluan aku. Yang menyatakan cinta duluan aku. Yang meminta menikah aku..Puas Nyonya Alvaro Dimitri?"

Uh syukurlah, itu memang aku.

Meski tak dapat mengingat, aku tau pasti aku bukan tipe wanita agresif yang suka ngejar~ngejar cowok meskipun dia setampan dan secemerlang suamiku ini.

"Tivana!" Seru seorang wanita yang berlari ke arahku.

Dia memelukku erat dan kurasakan air matanya membasahi pipiku. Siapa dia?

"Tivana..ini Mama, Nak."

"Mama???"

Kurasa aku betul~betul gegar otak ! Bahkan mamaku sendiri aku tak dapat mengingatnya...

04. Stealing Marriage (Completed)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon