-12-

1.1K 124 3
                                    

"Prill,gue sayang sama lo. Lo mau gak jadi pacar gue?"

Prilly terdiam. Ia tak tau harus berkata apa.

"Ali nembak gue. Ini kesempatan dong buat gue jalanin rencana gue.tapi..." Batin Prilly.

"Prill?"

Prilly terbangun dari lamunan nya dan menatap Ali yang menatap nya dengan penuh harap.

"O--ok gue mau," jawab Prilly akhirnya.

Mata Ali berbinar dan bibir nya membentuk senyuman lebar.

"Beneran,Prill?"

Prilly mengangguk dengan senyum kecil nya.
Ali langsung keluar dari mobil Prilly dan berlari langsung ke kos2an nya. Prilly merasa bersalah memikirkan alasan nya menerima Ali. Maafin gue,Li.

••••••••

Pagi ini,Ali sudah siap dengan baju polos putih lengan panjang,celana jeans, sepatu putih pemberian kakak nya kemarin,dan juga tas selempang yang tergantung di pundak nya. Karena motor nya di tempat Prilly jadi hari ini dia menumpang dengan Bisma untuk mengantarkan nya ke toko bunga Prilly terlebih dahulu untuk memperbaiki motor nya di bengkel.

Mereka berdua;Ali dan Bisma tengah dalam perjalanan menuju toko bunga Prilly. Karena pagi ini Jakarta macet sekali mereka sampai di toko bunga Prilly jam 9 pagi. Mereka berdua tidak peduli telat terus dimarahin bos nya yang penting menurut mereka adalah sesama harus saudara saling membantu. Di depan toko Prilly terlihat seorang perempuan sedang menyusun bunga-bunga untuk dijual. Ali menghampiri wanita itu.

"Mbak?" Ali menepuk pundak perempuan itu.

Perempuan itu menoleh ke arah Ali.

"Ya? Ada yang bisa saya bantu mas?"

"Prilly nya ada, mbak?"

"Oh,Kak Prilly sebentar ya,Mas."Perempuan itu berlalu untuk memanggil Prilly.

Tak berapa lama Prilly keluar dan seketia Ali langsung merasa gugup.

"Kenapa,Li?"tanya Prilly yang sudah di hadapan Ali.

"I-itu g-gue mau ngambil motor."

"Oh motor ambil aja garasi."

Ali langsung mengambil motor nya di garasi dan mendorong nya tapi ia berhenti di hadapan Prilly dulu.

"Thank's ya,Prill." Prilly membalas nya dengan anggukan lalu Ali mendorong motor nya kebengkel motor terdekat diiringi dengan Bisma yang menjalankan motor nya sangat pelan.

"Itu siapa sih,Li?"tanya Bisma.

Ali tidak menjawab ia hanya tersenyum manis.

"Gue nanya woy!"

"Manusia,"Jawab Ali

"Gue serius."

"Gue juga serius."

"Serah lo aja."

Akhirnya mereka sampai di bengkel,Bisma sudah pergi ke tempat nya bekerja sedangkan Ali ya pasti menunggu motor nya.

•••••••••••

Kay,Reggie,Acid sudah pulang tinggal Prilly sendirian di ruangan nya ia tengah santai sedang bermain game di laptop nya.Saat sedang asik-asik nya pintu toko yang masih terbuka berbunyi membuat Prilly langsung menghentikan game nya dan mengambil tongkat kayu Baseball yang terletak di pojok ruangan. Prilly keluar secara pelan-pelan dan terlihat dari belakang seorang lelaki memakai baju panjang dan tas selempang yang bertengger di pundak nya. Prilly berjalan dan memukul lelaki itu dari belakang dengan keras sehingga membuat lelaki itu langsung pingsan.

Prilly membalikan badan lelaki itu dan ternyata;

"ALI?!"

Ditangan Ali terdapat cappuccino dengan sebuah note yang sudah tertempel disitu. Prilly menepuk-nepuk pipi Ali agar ia bangun tapi tidak ada hasil ia mengambil minyak kayu putih yang terletak di tempat obat-obatan lalu ia menyodorkan minyak kayu putih ke hidung Ali agar ia bangun. Tak berapa lama kemudian Ali terbangun dan memegangi kepala nya yang pusing.

"Eghh.."rintih Ali merasakan sakit di kepala nya.

"Ali."

Ali menoleh ke orang yang memanggil nya.
Ali tersenyum saat disebelah nya adalah si gadis Cappuccino.

"Prill."Ali mencoba duduk lalu mengambil cappuccino yang tergeletak di lantai tapi tak tumpah karena penutup nya rapat lalu memberikan nya pada Prilly.

Prilly mengambil cappuccino itu dengan senyuman. Lalu membaca note yang tertempel disitu.

"Kapan ke Cafe lagi? :)"

Prilly tersenyum membaca tulisan di note itu.

"Tadi tuh aku mau naruh di meja kasir takut ganggu kamu kerja,"jelas Ali membuat Prilly memandang nya heran. Mengerti tatapan heran Prilly---Ali pun menjawab;

"Biar kayak orang pacaran beneran,"ucap Ali disertai senyum manis nya.

"Apaan sih lo."Prilly memukul pelan lengan Ali.

"Kok masih pakai 'lo-gue' sih? Pakai 'aku-kamu' dong biar kayak pacaran beneran,yang sd aja udah pakai 'ayah-bunda' masa kamu yang udah gede gini manggil 'aku-kamu' aja gak mau?"

Prilly terkekeh mendengar ucapan konyol Ali.

"Iya iya,udah kamu pulang sana,"Ucap Prilly membuat Ali tersenyum lebar.

Ali berdiri diikuti Prilly yang juga ikut berdiri---Ali mengenggam tangan Prilly lalu menatap mata Prilly dalam--Prilly juga membalas tatapan Ali.

"Prill,aku tau kamu baru kenal sama aku dan aku juga baru kenal sama kamu. Tapi cinta aku udah kenal lama sama kamu sebelum aku kenal sama kamu dan kamu kenal sama aku."

"Aku terlalu pengecut buat nyapa atau kenal sama kamu waktu itu. Aku terlalu pengecut waktu itu. Dan sekarang aku bukan seorang pengecut lagi,aku udah berani sekarang--berani untuk nyatain perasaan aku dan sekarang kamu jadi pacar aku. Aku gak akan tinggalin  gitu aja orang yang udah buat aku gak jadi pengecut gitu aja,kalau pun aku tinggalin aku punya alasan kuat kenapa aku ninggalin orang itu dan orang itu kamu."

Ucapan Ali membuat Prilly tersenyum senang dan merona di pipi nya. Ucapan Ali benar-benar tulus.

"Aku jaga omongan kamu."

Ali tersenyum lalu mencium tangan Prilly dengan lembut seolah menyampaikan perasaan nya yang tulus.

"Aku pulang dulu."Ali mengelus rambut Prilly lalu keluar dari toko bunga dan langsung menaiki motor meninggalkan toko bunga milik Prilly.

Selepas Ali pulang,Prilly memegang pipi nya yang pasti kini sungguh merah,ia menutup mulut nya untuk tak berteriak. Prilly bersiap-siap untuk pulang tak lupa ia membawa Cappuccino yang dibawa Ali tadi,ia mengunci toko bunga lalu mengambil mobil nya yang diparkirkan di garasi. Jakarta malam ini tak begitu macet mungkin karena ini sudah jam 10 malam orang-orang sudah tiba dirumah untuk melepas penat.

Prilly sampai dirumah,ia langsung masuk ke kamar nya tanpa memperdulikan abang nya;Raffi dan Kakak Ipar nya;Gigi yang sedang mengobrol di ruang santai. Prilly menaruh Cappuccino pemberian Ali di nakas samping kasur nya lalu berbaring di kasur nya dengan senyum yang dari tadi terukir di bibir nya.
Satu nama yang memenuhi pikiran nya saat ini ALI--Ya Ali pelayan Cafe tampan dengan bulu mata lentik nya itu sedang memenuhi pikiran nya. Seketika senyum Prilly memudar mengingat alasan nya menerima Ali. Ia merasa bersalah dengan alasan nya menerima Ali setelah ucapan tulus Ali tadi.

••••••••••••••

Yo!
Lama gak update ya?
Hehehe
Sorry.
Maaf kalau typo!

Jangan lupa Vote and Comment nya,yo!
Kalau gak vote gak bakalan gue next..
Canda deng

Pencandu Rindu.
1900

Gadis Cappuccino Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang