Tiga : Putus

161K 11.7K 415
                                    

Citra memaksakan matanya untuk tetap terbuka lebar saat menerima mata kuliah dari Dokter Wirawan. Demi apapun matanya terasa sangat berat. Ini semua gara-gara insiden menegangkan tadi malam. Sekembali dari rumah sakit ia tidak bisa langsung tidur wajah Desi yang melotot terus terbayang, alhasil ia baru bisa tidur selepas shalat subuh. Ia merutuki dirinya yang penakut, padahalkan dia anak FK kalau sudah terjun langsung ke dunia medis hal seperti semalam pasti lumrah akan ia hadapi. Ih... kenapa ia sekarang malah merasa menyesal masuk FK? Masa calon dokter penakut?

Citra langsung menceritakan apa yang terjadi di kossan-nya pada Zahra setelah kelas Dokter Wirawan selesai.

"Astagfirullah, Mbak Desi yang kerja di Bank?" tanya Zahra saat mendengar cerita mengenai Desi dari Citra.

Citra mengangguk, "Iya, Ra. Kata Riani Mbak Desi kayanya nekat minum  racun serangga gara-gara ia punya masalah pelik di tempat kerjanya."

"Masalah apa? Kok sampe nekat minum racun serangga?" muka Zahra terlihat sangat penasaran.

"Katanya dia ngilangin uang nasabah hingga ratusan juta, terus sekarang dia dituntut sama atasannya untuk segera ngegantiin uang itu."

"Kok bisa?"

Citra mengangkat bahunya, "Aku juga bingung kenapa bisa sampe gitu. Ngeri yah kerja megang uang orang."

Zahra bergidik ngeri.

"Oh iya, Ra. Hari ini aku mau jenguk Mbak Desi. Kamu mau ikut nggak?"

"Aku minta ijin dulu yah sama Mas Ali. Kalau diijinin aku bakal ikut," Zahra mengambil ponsel dari dalam tasnya, ,"Bentar yah aku telepon Mas Ali dulu."

Selagi Zahra menghubungi suami tercintanya, Citra memilih untuk merebahkan kepalanya di atas tangannya yang dia lipat di atas meja. Tanpa perlu diundang rasa kantuknya datang lagi.

"Ra ngantuk. Aku tidur dulu yah. Kalau kelas Dokter Sabrin mulai jangan lupa bangunin aku yah."

Zahra mengangguk.

"Iya Mas. Kayanya habis kelas Dokter Sabrin deh perginya," ucap Zahra kepada suaminya melalui ponsel, "Rumah sakit Azra. Iya kata Citra di sana dirawatnya. Emang Mas praktek di sana? Kok aku baru tahu," Zahra menggigit bibir bawahnya. Mendengarkan setiap kata yang kini tengah di ucapkan oleh suaminya, "Nggak apa-apa Mas jemput aku sama Citra di kampus? Iya aku tunggu yah Mas."

Citra yang belum benar-benar tidur mendengarkan apa yang Zahra ucapkan kepada suaminya, "Dokter Ali mau ngenterin kita?" tanya Citra. Matanya masih dalam keadaan terpejam.

"Iya. Kata Mas Ali sekalian soalnya dia juga kebetulan ada praktek hari ini di sana."

"Oh Dokter Ali praktek di sana. Satu rumah sakit dong sama si tukang siomay? Semoga aja hari ini aku nggak ketemu sama dia." gumam Citra dalam keadaan setengah sadar efek ngantuk berat.

"Tukang siomay? Kamu pengen beli siomay?" tanya Zahra saat ia mendengar Citra menggumamkan kata tukang siomay berulang kali.

Citra yang sudah diambang menjemput dunia mimpi hanya mengangguk.

"Yasudah nanti setelah kelas Dokter Sabrin kita beli Siomay dulu baru nanti kita ke rumah sakit."

Lagi-lagi Citra hanya mengangguk masih dalam keadaan mata terpejam.

Air Mata Cinta | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang