Prad, siapa?

7 0 0
                                    

Pagi ini ruangan terlihat sepi, hanya ada Jun yg berada dekat jendela sedang melihat pemandangan ke luar jendela, Kota Gede tersibuk kedua di negeri ini, gedung gedung tinggi dan jalanan yg penuh sesak oleh kendaraan yg hilir mudik sudah jadi hal biasa. Sebuah tower yg sangat tinggi berdiri megah di antara gedung-gedung, Begitu gagah seakan menantang matahari yg malu-malu menampakan dirinya.

"Kau sudah bangun rupanya." ucap seorang yg baru masuk keruangang ini ktika melihat Jun.

Jun hanya menoleh tanpa menjawab, dan padanganya kembali keluar.

Orang yg masuk ini adala Prad, dri kalimatnya ia bangun lbih awal dri Jun dan mereka tidur di gedung ini.

Prad melangkah mendekati Jun membawa piring berisi makanan untuk sarapan di tangan kanan, dan segelas kopi hitam di tangan kiri.

Prad meletakan piring itu di meja kayu atau bisa juga di sebut rak buku karena berisi banyak buku buku tipis maupun tebal, dgn ukuran Dan warna yg bermacam-macam. Di dekat Jun berada.

"Makanlah, ini masih hangat. Aku mendapatkanya dri tong sebelah sana."

Ia mengatakanya sambil menunjuk tong sampah dkat pintu masuk dgn jari jempol tanpa menoleh k tong itu.

"Hei hei kenapa kau serius sekali anak muda, memangnya kau sedang melihat apa?"

ia bertanya sambil melihat keluar jendela juga sebentar, lalu menarik kursi dan duduk di sebelah Jun, jika Jun menghadap ke jendela, Prad menghadap ke arah sebaliknya.

"Kenapa apa kau tidak betah tinggal disini ?" tanya Prad menengadah sambil pejamkan matanya.

Prad melirik yg di tanya, tpi Jun tetap diam.

"Apa kau khawatir tentang pekerjaan dan rumahmu mu ?"

Jun tetap diam tak menghiroukan. Sementara Prad meminum kopinya selagi menunggu jawaban. Ia meletakn cangkirnya di meja yg ad di dekatnya. Begitu ia melepas cangkir itu ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah kesal.

*plaaack...bhugh*

Prad memukul bagian belakang kepala Jun, kepala Jun lalu menghantam bibir jendela.

"Jawab kalau orang bertanya bodoh, apa kau tuli hah?"

Prad berdiri memaki di belakang Jun.

Jun mengangkat krpalanya menoleh ke arah Prad, terlihat benjolan di keningnya, Prad seketika terkejut dan merasa bersalah. Tapi.

*bhuugh* tangan kanan Jun telah melesat dan mengenai tepat di perut Prad, Prad mundur dua langkah seketika menahan sakit.

"Diam kau bodoh aku tidak ingin bicara dgn siapapun !"

triak Jun murka, terlihat lucu dgn benjolan di kepalanya.

"Apa kau gadis sedang datang bulan hah?, Lalu aku harus bicara dgn siapa?, asal kau tahu aku paling tidak suka di diamkan begitu."

triak Prad lebih keras sambil mencengkram kerah baju Jun.

"Bicara sendiri sana!!, jangan libatkan orang lain dlm obrolan bodohmu."

jawab Jun lantang balik mencengkram kerah Jas yg di pakai Prad.

"Obrolan bodoh kau bilang !! Aku lbih tua darimu. Hormatlah sedikit bodoh!!"

"Untuk apa menghormati orang tua bodoh sepertimu hah?"

Keadaan semakin memanas, mereka terus saling mencengkram kerah dan menempelkan jidat mereka berdua lalu saling menatap tajam dan sangar. Ini mirip dgn adegan drama korea, bedanya mereka berdua Menggunakan jidat bukan bibir.

"Diam kau bodoh !!* Jun berteriak mendengar monologku

*apa barusan dia denger?, serius ini.*

" Aku dri tadi diam bodooh.!!" Prad yg menjawab.

"W bukan ngomong ke Lu bodoh!!."

Postur badan Prad yg tinggi memmberikan keuntungan baginya, Jun trdorong sdikit kbelakang, tapi Jun tak mau kalah ia dgn sekuat tenaga menahan.
mereka tidak sadar bahwa seseorang mendekat dan sudah berada di sisi sebelah kanan mereka berdua.

*phlaaak...kiss(sensor)*

"Berhenti mendebatkan siapa yg paling bodoh!!"

ucap Liss, setelah memukul kpala Jun dan Prad dri blakang sehingga kpala mereka berdorong dan bibir mereka bersentuhan, memaparkan adegan dewasa.

"Hueeegh!!" mereka bereaksi seperti mau muntah.

*Jujur sajalah kalau kalian menikmatinya !!*

Jun terlihat memegang vas bunga lalu melemparkanya kearahku dan aku berhasil menghindar dgn kondisi seperti itu alhasil lemparanya sangat lemah.

#dhuaagh#

*** (hening)
Ato: "maaf bgi pembaca, narator sedang tidak sadarkan diri mungkin butuah waktu untuk membuatnya bangun. Jadi mohon bersabar"

Padang rumput di daerah ini begitu luas dgn hewan hewan mamalia yg hilir mudik kesana kemari, memilih rumput yg berkwalitas baginya. Ternyata hewan juga memiliki selera atau ekspektasi terhadap makanan. Padang ini di kelilingi barisan pohon besar berbagai jenis mengelilinginya, ini seperti animal world di acara Jendela dunia, atau national geografic. Seperti sebuah kehidupan damai yg orang-orang inginkan, tpi sebenarnya tak senyaman itu. Sesekali hewan hewan itu mndongakan kepalanya, waspada akan pemangsa atau predator yg bersembunyi dan tiba-tiba menyerang. Itu sering terjadi, sebuah adegan kejar-kejaran yg mengerikan dimana aku pikir untuk apa menayangkan hal itu, itu benar-benar mengerikan. Sebaiknya jangan ditayangkan. Bagaimana kalau ada anggota keluarganya yg menonton, itu melanggar hak asasi hewan.

#byuurr#

*ada apa? Apa yg terjadi? Kenaapa aku ada di atas kasur 2x1m. Berwarna blaster merah putih pudar di makan usia, dgn suara aneh yg di hasilkanya. Dan pemandang ruangan yg tak asing bgiku. Dengan keadaan basah. Aku harus bergegas melanjutkan ceritanya, gawat ini serius*

Mari kita lanjutkan ceritanya.

Li.. *errm..errm* entah kenapa kakiku gemeteran ketika hendak menyebut nama wanita itu, mungkin itu efek bangun tidur, okeh kita mulai lagi.

Li..Liss berjalan dgn santainya menuju sofa yg berjejer membentuk huruf U dan di tengahya ada meja dri kaca tebal di atasnya ada vas bunga dgn bunga hiasan yg warna warni.

Ruangan ini sepertinya berguna untuk ruang tamu, dgn tata letak yg rapih dan bersih. Rak rak buku dri kayu dgn warna kayu alam, dgn uk setinggi pinggang orang dewas dan panjang yg bervariasi. mengelilingi ruangan ini, hanya menyisakan ruang kosong di setiap bawah jendela berukuran besar. Tembok ruangan ini di cat warna cream ada 2 pintu masuk keruangan ini. Dan juga ornamen ornamen pelengkap lain yg tak perlu di jelaskan.

"Hei wanita sialan. Apa yg barusan kau lakukan hah?"

Jun berteriak keras stelah itu menutup dan menggosok-gosok bibirnya.

"Benar kau Liss, jangan berlebihan bgitu. mungkin itu ciuman pertamanya !"

ucap Prad tenang sambil melirik Jun.

"Sialan kau Prad bisa-bisanya kau tenang begitu."

"Tidak juga, sebenarnya agak hambar dan sedikit kasar, tapi lumayan."

Bhugh* suara sebuah perut yg dihatam dgn kekuatan penuh. Prad tersungkur tak berdaya, ternya Liss sudah berada di dekatnya.

*sungguh menakutkan wanita itu* bisiku sangat pelan.

Liss dengan tenang kembali kesofanya. Jun yg melihat itu hanya bisa diam tak bergerak, sia-sia saja melakukan perlawanan. Kosekuensinya terlalu menakutkan.

"Jadi, apa kalian sudah selesai?" Liss bertanya dgn nada datar dan dingin.

"Sss...sudah" jawab Jun pelan.

Liss bangkit dari duduknya dan melangkah menuju pintu ruangan hologram, ia membuka dan menutup pintu dengan kasar.

Prad tergeletak seperti tak bernyawa, wajahnya membiru.

"Hei Prad..praad!! Ya ampun Dia sudah out. Wanita itu benar-benar menakutkan." gumam Jun.

*aku setuju dgnmu Jun, dia sangat menakutkan.*

Peristiwa Allinnotes nightWhere stories live. Discover now