Ellena Reinadeth Sridjaja, shopaholic sejati yang tidak bisa hidup sehari tanpa belanja.
Hobinya menghabiskan uang.
Cita-citanya pun hanya ada satu, yaitu menikahi pria kaya dan hidup bahagia selama-lamanya.
Terobsesi untuk mencari "pohon uang", a...
Dimusuhi Melvern seperti sedang di hukum guru fisika Ellena yang terkenal killer sewaktu SMA, menyiksa batin dan pikiran.
Dulu sekali, setiap Ellena lupa mengumpulkan PR atau tidak sempat menyontek PR fisika Shanly, dia selalu saja menjadi langganan tetap untuk lompat kodok keliling lapangan 20 putaran.
Tapi bedanya guru fisika dan Melvern adalah lompat kodok keliling lapangan 20 putaran hanya menguras tenaga, tidak menguras hati. Dan Melvern benar-benar membuat Ellena tidak bisa berhenti memikirkannya.
Bagaimana bisa Ellena tidak kepikiran? Melvern adalah pribadi yang murah senyum kepada semua orang yang bahkan saat marah pun dia akan tetap tersenyum. Tapi sikapnya kepada Ellena tidak seperti itu dan semenjak kejadian surat hutang itu, Ellena merasa si bos culun sedang menghindarinya. Bukan hanya merasa, tapi pria itu benar-benar sedang menghindarinya!
Pria itu jadi sangat sulit untuk di dekati. Setiap Ellena masuk ke ruangan, pria itu langsung keluar. Kalau Ellena mencarinya, pria itu akan menghilang kemana. Jika Ellena memanggilnya, pria itu akan berpura-pura tidak mendengar.
Mungkin semua itu hanya kebetulan. Ellena meyakinkan dirinya dengan pikiran positif. Tapi beberapa menit kemudian dia berubah pikiran saat melihat Melvern menyahut saat Miranda memanggilnya. Apa-apaan si culun itu? Padahal saat Ellena memanggilnya, dia pura-pura tuli! Ini benar-benar positif si bos memang sedang marah besar padanya.
Merasa Melvern tidak mau bicara padanya, Ellena mulai memutar otak. Dia meminta bantuan Miranda untuk menyerahkan laporan keuangan yang harus di cek oleh Melvern. Saat Miranda bertanya kenapa Ellena tidak menyerahkannya sendiri, Ellena beralasan kalau dia sakit perut.
Ellena beringsut keluar ruangan pergi ke toilet agar Miranda tidak curiga, padahal sesungguhnya Ellena bersembunyi di balik tembok. Menunggu Melvern melihat pesan yang dia selipkan di dalam laporan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tadi Ellena sengaja lewat di depan Melvern dengan langkah kaki yang sengaja dibuat terdengar keras agar Melvern meliriknya walaupun hanya sekali. Tapi apa yang dia dapatkan? Melvern sama sekali tidak meliriknya! Pria itu bersikap seolah Ellena adalah makhluk astral kasat mata.
Pria itu tampak tenang sekali mengetik sesuatu dan tidak terusik sedikit pun mendengar suara sandal Ellena yang gaduh. Jika pria itu benar-benar tuli hanya pada saat berhadapan dengan Ellena, mungkin Ellena harus merekomendasikan dokter THT untuknya.
Ellena mengintip dari celah jendela yang berada tepat di seberang Melvern. Miranda tampak kembali ke tempat duduknya setelah menyerahkan laporan. Dan senyum Ellena mengembang saat melihat Melvern membuka halaman kedua laporan tersebut dan menatap selembar sticky notes berwarna pink.
Jangan marah lagi, bos. Anda bisa terkena hipertensi kalau marah terus. =)
Sekali lagi gengsi Ellena terlalu tinggi untuk sekedar mengucapkan 'maaf', dan dia percaya diri sekali kalau rayuan mautnya barusan pasti berhasil meluluhkan hati Melvern saat melihat Melvern tersenyum saat membaca pesannya.
