Mata Chaewon membulat sempurna saat pria yang entah muncul dari arah mana itu mendekap tubuhnya erat setelah sebelumnya memakai jaket Chaewon yang tergeletak tak jauh dari tempatnya. Hangat, pria itu sedikit banyaknya telah memberi kehangatan pada tubuh Chaewon.

Kalian mendengar sesuatu? Jantung mereka berdetak seirama. Yang membedakan, pria itu lah yang menyebabkan jantung Chaewon berdetak tak beraturan. Sementara pria itu, berlari sejak tadi karena enggan untuk tertangkap oleh dua orang pria bertubuh kekar yang berpakaian serba hitam senada.

Wajahnya ia sembunyikan di ceruk leher Chaewon. Tak ingin terlihat oleh dua pria yang sedari tadi mengejarnya tanpa kenal lelah. Panas. Kalori dalam tubuh Chaewon memanas. Ini pertama kalinya ia merasakan jantungnya berdetak cepat setiap berinteraksi dengan seorang pria selain mendiang ayahnya. Selama 17 tahun ini, hanya ayahnya lah yang mampu membuat darah Chaewon berdesir lebih cepat.

Clak~ Satu tetes

Clak~ Dua tetes

Clak~ Tiga tetes

Dan tetesan-tetesan selanjutnya. Gerimis datang mengundang sejuta hasrat dalam jiwa.

***

Beberapa gerombolan manusia sebaya dengan pakaian serupa serentak melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah. Lebih dari 20 pasang mata fokus pada sosok perempuan yang tengah menjewer seorang pria berpakaian serupa dengan mereka tanpa kenal ampun. Mulutnya komat-kamit memaki Moon Joowon, salah satu siswa terpandai di Jeguk High School ini.

~Plaaak~

Sebuah tamparan keras berhasil Chaewon daratkan tepat di pipi kiri Joowon setelah sebelumnya berhenti melangkah. Mata Joowon membelalak sempurna. Ini pertama kalinya Chaewon menamparnya. Meski dirinya sering membuat Chaewon geram atas tingkah badungnya, Chaewon tidak akan seberani itu untuk memukul atau bahkan menampar Joowon seperti tadi. Joowon hanya geming. Tak berani menatap netra mencekam milik Chaewon.

"Kau ini kenapa? Apa perkataanku kurang jelas? KENAPA MASIH MELADENI BOCAH-BOCAH TENGIK SEPERTI MEREKA!?" Emosi Chaewon meluap.

"Sekarang lihat dari buah kelakuanmu.  Kau nyaris membuat nyawa seseorang melayang, Joowon!" Chaewon semakin bersungut-sungut. Joowon masih diam enggan untuk menanggapi. Bibir tipis Chaewon masih asik meledak-ledak.

Kiss The RainWhere stories live. Discover now