1

445 21 3
                                    

"Alieeeeee, gue suka sama Loo. Gue mau Lo jadi pacar gue." Ucap perempuan yang tak lain dan tak bukan, Prilly Anastasya Gabriella.

"Nggak, udah berapa kali sih gue bilang sama lo! Gue nggak suka sama lo!" Ucap Lelaki tampan bernama Aliando Abison Syarief yang langsung pergi meninggalkan Prilly.

"Gue nggak akan pernah nyerah buat dapetin lo Ali!" Teriak Prilly yang membuat seisi koridor menoleh padanya.

Ya, perempuan cantik bernama Prilly Anastasya Gabriella yang sudah lama mengagumi bahkan mencintai lelaki tampan yang banyak di kagumi hampir seluruh kaum hawa yang berada disekolah ini. Aliando Abison Syarief.

SMA favorit yang dibangun oleh papi Prilly sendiri, SMAN Nusa Bangsa.

***

Bel istirahat akhirnya berbunyi, siswa siswi berebut keluar kelas untuk segera mengisi perutnya yang sedari tadi demo meminta jatah makan. Prilly yang tak mood sengaja tak pergi ke kantin dan memilih menemui Ali yang pastinya sekarang berada di kelasnya. Memang Prilly dan Ali tak sekelas, Ali kelas XII-A dan Prilly kelas XI-B. Tetapi semangat Prilly untuk menemui pria itu tak pernah luntur sekalipun, meskipun dirinya selalu dibentak Ali hanya karena masalah sepele ia tak menanggapinya serius, meskipun Ali juga tak mencintainya ia yakin suatu saat nanti Ali akan membalas rasa cintanya melebihi rasa cintanya kepada Ali saat ini.

"Hai alieeeeee, kenapa lo nggak kekantin sih. Nanti kalo lo sakit gimana?" Ucap Prilly yang tiba tiba sudah berada didepan kelas Ali yang kebetulan Ali juga sedang keluar kelas.

"Aduh, apes gue ada dia!" Gumam Ali yang hampir tak didengar oleh Prilly.

"Aliiiiieeeee kenapa diem aja sih, gue tuh suka sama lo!" Ucap Prilly tersenyum manis dan bergelayut manja di lengan Ali.

"Lo kenapa sih, gue bilang nggak mau ya nggak mau!" Bentak Ali yang sudah lelah dengan sikap Prilly yang seenaknya sendiri meminta Ali untuk menjadi pacarnya.

Prilly yang dibentak seperti itu semakin mempererat pegangan tangannya pada tangan Ali.

"Gue nggak akan pernah nyerah buat dapetin lo li!" Ucap Prilly yang membuat Ali mendesah pelan

"Sorry pril, gue nggak cinta sama lo. Dan selamanya gue akan tetep jadi temen lo, bukan pacar lo." Ucap Ali yang menekan kata pacar lo dan pergi meninggalkan Prilly.

"Gue akan bikin lo luluh Li, gue janji itu." Ucap Prilly yang meneriaki Ali karna Ali mulai menjauh.

Dari belakang seseorang menatap Prilly dengan pandangan yang sulit diartikan, Prilly yang merasa diperhatikan pun mulai menoleh dan mencari siapa yang memperhatikannya.

"Hei Bal, ngapain lo disini? Tumben kesini?" Tanya Prilly yang melihat Iqbal memperhatikannya.

"Nggak, nggak papa kok pril. Gue mau kekelas." Ucap Iqbal yang menjauhi Prilly.

"Aneh banget sih Iqbal, kenapa tiba tiba dia ngejauhin gue coba?" Tanya Prilly pada dirinya sendiri.

Dari kejauhan Iqbal melihat Prilly yang mulai menjauh pun menatap punggung  Prilly nanar.

-Skip-

Setelah bel masuk berbunyi, Prilly tak masuk kekelas nya melainkan pergi kekelas Ali untuk menunggu bel pulang dan mengajak Ali pulang bersama. Meskipun masih ada dua jam pelajaran lagi, Prilly tak apa menunggu Ali diluar kelas. Meski satu hari penuh dia menunggu Ali pun ia lakukan, karena Prilly sangat mencintai Ali.

"Hei bie, ngapain kamu disini? Cepat kembali ke kelas, atau kakak akan bilang ke papi." Ujar Verell a.k.a kakak Prilly yang tiba tiba saja sudah berada dibelakang Prilly.

"Ih kakak apaan sih, aku maunya disini kak" rengek Prilly yang membuat Verell memutar bola matanya malas. Kalau begini Verell tak akan bisa memarahi Prilly, karna itu salah satu senjata Prilly untuk membujuk kedua kakaknya dan mami papi Prilly.

"Dek, apa kamu nggak kasian sama mami papi yang nahan malu sama wali kelas dan staf disini, kamu itu anak pemilik sekolahan ini dek.. masa kamu keluar masuk seenaknya saat jam pelajaran kayak gini karna kamu anak pemilik sekolah? Pastinya kamu nggak mau bikin mami papi kecewa kan?" Tanya Verell yang membuat Prilly diam membeku.

"Iya kak aku tau, tapi bie masih pengen disini nungguin Ali pulang" rengek Prilly lagi.

"Gini aja deh, kamu sekarang masuk kelas biar nanti kakak bilangin Ali kalau pulang sekolah jalan jalan sama kamu. oke?" Ucap Verell yang langsung membuat mata Prilly berbinar.

"Mau kak mau, oke oke sekarang aku kekelas. Dadah kakak" ucap Prilly antusias dan berlari menuju kelasnya.

"Inget ya, kalau masuk permisi sama minta maaf dulu ke guru pengajar yang ada dikelas." Pesan Verell pada Prilly sebelum Prilly benar benar masuk kekelas nya.

Tok tok tok

"Permisi Bu, maaf saya terlambat." Ucap Prilly yang membuat seisi kelas menoleh. Mereka terkejut karena Prilly yang biasanya langsung masuk tanpa permisi sekarang permisi dan meminta maaf pada Bu Fanya.

"Oh, iya silahkan Prilly. Tak apa, silahkan masuk." Ucap Bu Vanya. Sebenarnya Bu Vanya tau jika Prilly itu anak yang baik, tapi dikarenakan sesuatu masalah pribadi yang membuat Prilly seperti ini.

Prilly segera menempati tempat duduknya yang berada dibelakang pojok sebelah kiri, dia sendiri tanpa ada seseorang yang menemani nya duduk. Sebenarnya Prilly ingin sekali mempunyai sahabat tetapi karena sifat semena menanya itu Prilly menjadi dijauhi oleh sebagian temannya.

Prilly fokus mendengarkan Bu Vanya yang menerangkan mata pelajaran matematika didepan, saat sedang fokus didepan Prilly tak sengaja melihat siluet bayangan Ali dan seorang perempuan berjalan bersama. Mata Prilly memanas, ia segera bangkit dan tanpa izin ia langsung keluar menuju ketempat Ali yang sudah mulai menjauh. Ia mengikuti kemana perginya Ali, dari kejauhan tampak Ali yang sangat bahagia bersama gadis ituu. Ya gadis yang bersama Ali itu bernama Tyas, gadis cantik yang lugu dan pendiam. Sangat beda jika dibandingkan dengan Prilly.

Setelah Prilly mengikuti Ali dan Tyas, ternyata mereka berdua berhenti ditaman belakang sekolah sambil terus mengembangkan senyum bahagia diwajahnya. Prilly mengintip apa saja aktivitas yang mereka lakukan selama ditaman. Mengapa Ali dan Tyas membolos pelajaran hari ini, bukan nya mereka salah satu murid teladan disekolah ini? Apa mungkin ada hal penting yang ingin mereka bicarakan?

Prilly maju satu langkah untuk melihat mereka lebih dekat lagi. Ali menggenggam  tangan Tyas dan mulai berbicara sesuatu dengan tatapan serius. Samar samar Prilly mendengar bahwa Ali menyatakan cinta pada Tyas yang langsung diterima dengan senang hati oleh Tyas, Prilly yang melihat kejadian itu mulai menghampiri mereka berdua.

"Oh, kalian malah disini ya enak enakan. Peluk pelukan, cocuiiitt." Ucap Prilly yang memang sudah muak melihat Tyas.

Tyas yang disindir seperti itu pun hanya bisa menunduk.

"Apa mau gue bilangin BK? Hm, oh ya satu lagi. Buat lo cewek ganjen pergi sekarang dan jauhin Ali!" lanjut Prilly.

Ali menatap Prilly geram, kenapa ada dia selalu saja ada masalah yang menimpanya. Ali muak dengan semua yang Prilly lakukan, kenapa ia hanya bisa mengancam dan berbuat semena-mena pada semua orang. Apa dia belum cukup sebulan yang lalu membuat onar dengan mengumumkan pada seluruh sekolah bahwa Ali itu pacarnya.

"Lo itu apa apaan sih hah! Kenapa semua acara gue lo rusak gitu aja! Gue nggak suka sama cara lo yang kayak gini pril! Lo cuma bisa ngerusak kebahagiaan orang lain! Dan satu lagi Tyas bukan cewek ganjen!" Ucap Ali yang langsung menarik tangan Tyas menjauh dari Prilly.

Mata Prilly memanas, air mata yang ia tahan dari tadi akhirnya keluar juga dengan derasnya. Jika ia harus memilih, mending ia tak pernah mencintai Ali daripada ia harus mencintai tapi sesakit ini.

Halo ini cerita baru aku, semoga suka ya:) jangan lupa vote sama commentnya. See u all:*

My AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang