10

426 69 6
                                    

Saat diluar ruang Dewan, Hanbin berpaspasan dengan Wonwoo. "Eh Wonwon, udah nemu si bogel?" tanyanya.

"Eh, Bin, udah nih, sekarang gue mau nganterin dia pulang dulu," jawab Wonwoo seadanya karena masih berusaha mengatur napasnya. Mengingat ia berlari kecil untuk mencapai ruang Dewan.

"Kenapa tuh anak?" lanjut Hanbin bertanya. "Kakinya bengkak, abis keseleo. Jadi mau gue anterin pulang. Biar istirahat," jelas Wonwoo.

"Asik benerlah lo. Gue doain deh biar Dahyun sadar. Betapa cintanya lo sama dia. Biar kaga friendzone-an mulu. Kasian gue ngeliat lo," ucap Hanbin polos membuat Wonwoo geram dan maju mencoba menendang Hanbin. Untung Hanbin menghindar. Cowok itu lalu berlari kecil menuju kelasnya dengan melambai-lambaikan tangan ke Wonwoo.

"Kapan sih lo musnah Bin!" teriak Wonwoo tiba-tiba membuat Hanbin tersandung. Wonwoo tertawa dengan puasnya. "Mampus lo!"

 Karena tak mau membuat Dahyun menunggu lama, Wonwoo pun langsung memasuki ruang DS.



.

"Wonwoo mana sih? Udah seabad gue tungguin," keluh Dahyun merasa bosan karena Wonwoo tak kunjung datang. Gadis itu lalu merogoh tasnya. Berniat mengambil ponselnya.




"Loh? Hp gue... hp gue mana ya?"

Setelah memeriksa seluruh bagian tasnya, Dahyun tetap saja tidak menemukan ponselnya.

"Oiya!! Gue lupa... Hp gue kan belom gue ambil tadi. Ah sial! Gara-gara si Jaemin nabrak gue nih tadi pagi," Dahyun baru sadar jika ia melupakan ponselnya yang terlempar akibat kejadian tadi pagi. "Day Day.... kenapa hp sendiri bisa lo lupain sih? Emang bege lo Day," rutuk gadis itu sendiri.


.



Vernon menghentikan langkahnya ketika ia melihat gadis itu di depannya.

Iya, siapa lagi kalau bukan Dahyun. Saat hendak menuju ruang DS, Vernon tak sengaja melihat Dahyun sedang duduk sendiri diujung jalan. Namanya juga Vernon, ia mana berani melewati Dahyun begitu saja. Walaupun kepribadiannya dingin, cowok satu ini juga bisa merasa panas jika sudah berada didekat wanita yang ia suka. Meskipun saat ini ia berdiri lumayan jauh dari Dahyun, tetap saja cowok itu merasakan sesuatu yang aneh.

.

"Itu...Vernon kan?" gumam Dahyun saat ia kebetulan menoleh ke arah kanannya. Ia melihat Vernon, namun masih belum yakin.

Untuk memastikan, gadis itu lalu berteriak memanggil Vernon sambil melambaikan tangannya. "Vernon!!"

.

Baru saja membalikkan badannya ingin menghindari Dahyun, langkah Vernon terhenti karena suara teriakan Dahyun memanggilnya.

"Lah anjir! Dahyun malah manggil gue!"

Vernon sempat bingung, karena sudah tertangkap basah ia pun memutuskan untuk menghadapi Dahyun. Cowok itu menarik napas panjang lalu dikeluarkan. "Ver, bersikap normal. Lo pasti bisa. Mangat!" katanya menepuk-nepukkan kedua pipinya memberi semangat pada dirinya.

.

Dahyun tersenyum, ternyata ia tidak salah orang. Itu benar Vernon.

Vernon berjalan mendekati Dahyun, dengan tenang. Sebenarnya, ia berusaha untuk tenang.

"Hai Ver! Ternyata bener elo," sapa Dahyun saat Vernon tiba didepannya.

"Lo ngapain?" tanya Vernon dingin.

"Gue nungguin si Wonwon nih. Lama banget tuh anak," jawab Dahyun merungut kesal. "Lo mau kemana? Ke kelas? Atau mau ke ruang Dewan?" lanjut Dahyun kini bertanya.

"Mau ke ruang----"

"Eh Day, kaki lo kenapa?" Vernon tiba-tiba memotong kalimatnya sendiri setelah tak sengaja melihat kaki Dahyun diperban dan kelihatan sedikit bengkak.

Gadis itu lalu mencoba menyembunyikan kakinya, "i-ini, tadi pagi, ada sedikit masalah heheh," lanjut Dahyun sedikit terbata-bata.

"Lo nggak apa-apa? Udah diobatin kan? Mau gue anterin ke UKS? Atau lo mau gue anterin pulang aja?" lanjut Vernon bertanya. Sikapnya kini benar-benar menunjukkan bahwa ia sedang khawatir. Sampai-sampai ia berani menawarkan untuk mengantar Dahyun pulang. Ke-nervous-an nya di awal malah sudah hilang entah kemana.

Kelakuannya itu cukup membuat Dahyun bingung. Karena tak pernah sekalipun Dahyun melihat Vernon mengkhawatirkan sesuatu. Apalagi mengkhawatirkan dirinya. Bahkan, bisa bicara dengan Vernon sedekat ini saja membuat Dahyun merasa senang. Dahyun pikir selama ini Vernon membencinya. Karena biasanya, Vernon pasti selalu menghindar untuk bertatap muka dengan Dahyun. Tapi kini, semua prasangkanya tentang Vernon telah berubah.

Ternyata Vernon memang orang yang baik. Meskipun diluar ia terlihat begitu dingin. Namun hatinya benar-benar hangat.

"Ver, lo itu ternyata baik banget ya.."

Deg
.
.
.







Kalimat itu begitu saja keluar dari mulut Dahyun seraya angin yang bertiup begitu kencang membuat rambut panjangnya terbang dengan indah.

Gadis itu tidak sadar jika saat ini ia menatap Vernon dengan kagum, senyuman diwajahnya terlihat begitu jelas. Membuat Vernon kewalahan mengendalikam dirinya. Jantungnya kini berdetak sangat cepat. Tiba-tiba tubuhnya merasa panas. Biasanya ia tak berani menatap Dahyun, namun saat ini mereka saling menatap satu sama lain.

"Anjir...ini bukan mimpi kan? Ini nyata kan? Ini....gue kan?" gumam Vernon dalam hati tak percaya bahwa dirinya kini sedang menatap Dahyun.

Keduanya sama-sama terdiam dalam tatapan mereka.



Sampai seseorang datang.



"Vernon? Ngapain lo disini?" tanya Wonwoo ketika ia sampai di tempat Dahyun duduk menunggunya.








###
TBC

Ah!!! Abang Wonwon ganggu aja
Lagi romantis-romantisan malah dateng Wonwon huhu
Padahal Vernon udah ada peningkatan dikit tuh hwhwhwhwhw

Wkwkwk jangan lupa KOMEN dan vote nya yahhhhh

Stay tune!!

[#3 SEVIT SERIES] MY CAPTAIN AMERICAWhere stories live. Discover now