1. Kehidupan Baru

275K 4.9K 98
                                    

ERIENA LAURA' S POV.

Namaku Eriena Laura, 21 tahun, saat ini aku sedang dalam misi melarikan diri..

Kulangkahkan kakiku entah kemanapun aku pergi.. aku bahkan tidak tahu kemana kakiku membawaku melangkah hingga sejauh ini..
Aku pergi dari kampung halamanku karena menolak sebuah perjodohan gila yg orangtuaku inginkan.
Perjodohan gila. Ya memang benar..
Mereka ingin menikahkanku dengan seorang kakek kakek tua yg sebenarnya lebih pantas menjadi kakekku daripada harus menjadi suamiku..
Karena sebuah perjanjian hutang yg tidak bisa mereka penuhi, pria tua bangka itu menginginkanku untuk menikah dengannya..

Untuk itu aku memutuskan pergi dari rumah dan kini aku sampai di tengah keramaian kota tanpa arah dan tujuan yg pasti.

Aku tidak tahu harus bagaimana sekarang.
Apakah ada seseorang yg dengan senang hati membantuku mencari pekerjaan dan juga tempat tinggal?
Yang aku dengar di kota besar seperti ini tidak ada yang gratis. atau bahasa lainnya, tidak ada orang yang mau menolong dengan cuma cuma..

"Hai manis.. kau mau kemana? Mau temani kami?" Dua orang berpenampilan menakutkan menghadang jalanku dan mencoba menyentuh pipiku.
Reflek aku mundur karena takut terjadi sesuatu yg tidak benar padaku. Aku terus berjalan mundur dan menjauhi mereka.

Tapi mereka malah melangkah semakin dekat.
Aku ketakutan dan berbalik dan berlari sekuat tenaga.
Aku harus bisa lolos dari mereka atau kehormatanku yg akan benar benar hilang oleh mereka.

Seseorang mencekal lenganku menghentikan lariku dan dia berdiri membentengiku dari kedua orang menyeramkan itu.

"Pergi.. jangan ganggu temanku" ucapnya datar.
Kedua orang itu pergi begitu saja dan membiarkanku lolos.
Pria yang kini berada di depanku kini menatapku dengan tatapan menilai.

Apa dia benar benar orang baik?

"Hm.. terimakasih.. aku..." ucapku ketakutan dan perlahan melangkah mundur takut jika dia juga sama jahatnya.

"Namaku Justin.. kau siapa?" Tanyanya mengulurkan tangan kanannya dan kubalas dengan jabatan tangan.

"Aku Laura... Eriena Laura.." jawabku gugup.

"Sepetinya kau bukan orang sini" Tebaknya.

"Benar.. aku dari kampung.. aku baru sampai" kataku..

"Baiklah.. kemana tujuanmu? Biar aku yang mengantarkanmu" ujarnya..

"Aku tidak tahu.. aku tidak memiliki siapapun disini.. aku mau cari kerja dan tempat tinggal" ucapku pelan.

"Baiklah.. untuk sementara kau bisa tinggal di tempat adikku.. dia pasti senang kau menemaninya" ucapnya.. aku mendongak menatap pria itu. Benarkah dia mau membantuku?

"Kau sungguh-sungguh mau membantuku?" Tanyaku memastikan.

"Tentu saja.. sepertinya kau gadis yang sangat baik" pujinya.. aku tertunduk malu mendengarnya. Dia bukan hanya baik tapi juga bisa membuatku malu seprti ini.

"Ayo" ujarnya menarik pergelangan tanganku dan membawaku ke sebuah bangunan tinggi besar yang ia sebut dengan apartemen adiknya..

"Hey kakak.. dia siapa?" Tanya seorang gadis seumuran denganku setelah ia membuka pintu apartemen miliknya.

"Dia Laura.. dia akan tinggal disini menemanimu.." jawab Justin..

"Benarkah? Kau baik sekali mau mencarikanku teman.." ucap gadis itu.

"Laura.. ini adikku.. namanya Alicia.. panggil saja licia.." ucap justin memperkenalkanku pada gadis di depanku yang katanya adalah adiknya..

"Hai.. aku Laura.." ucapku..

"Hai.. aku Alicia.. ayo masuk... kakak makasih ya... tolong tutup pintunya dari luar" ucap alicia yang menarikku ke dalam apartemen miliknya dan membiarkan justin yang menggerutu kesal di luar sana..

"Kenapa? Kamu tidak perlu merasa sungkan padanya... oh ya.. berapa umurmu lau?" Tanyanya..

"Hm.. 21 tahun" jawabku.

"Wah.. kita seumuran.. aku juga sama 21 tahun... nah ini kamar kamu.. kamu bisa pakai baju baju aku.. tidak apa apa kok" katanya..

"Tapi.. aku sudah banyak merepotkanmu.. kamu baik sekali Alicia" ucapku.

"Sudah ku bilang Lau.. kamu tidak perlu merasa sungkan.. anggap aja ini rumah kamu" ucapnya..

"Lalu kenapa kamu mau menampungku disini?" Tanyaku bingung..

Alicia duduk di pinggiran ranjang dan menarikku duduk di sampingnya..
"Karena aku tinggal sendirian disini.. aku butuh teman.. dan kamu.. kamu mau kan menemaniku?" Tanyanya.

"Ya.. tapi apa aku bisa melakukan sesuatu untukmu? Maksudku untuk membalas kebaikanmu" kataku memohon.

"Tidak.. jangan lakukan apapun.. kamu cukup menemaniku saja hidup disini" ucapnya.

"Tapi... biarkan aku membantumu bersih-bersih, mencuci dan memasak untukmu.. aku akan merasa tidak enak jika kau tidak membiarkanku melakukannya untukmu" kataku.

"Hm.. baiklah.. tapi..." katanya menggantung..
Aku menatapnya menunggunya melanjutkan kata katanya..

"Kau bukan pacarnya kak justin kan?" Tanyanya..
Aku menahan tawaku.. bagaimana mungkin seorang justin mau pacaran dengan orang sepertiku..

"Bukan.. aku baru mengenalnya tadi" jawabku..

"Baguslah.. jadi aku tidak akan takut lagi di mata-matai olehnya.. pria menyebalkan" katanya..

"Benarkah? Aku rasa dia sangat baik" kataku..

"Ah sudah-sudah.. kamu istirahat saja.. aku juga mau istirahat.. ohya.. mandilah dulu.. kamar mandinya di sebelah sana.. dan aku akan menyiapkan pakaian untukmu.." ucapnya keluar dari kamar berukuran besar yg katanya kamarku..

DEVAN PUTERA ANINDITO'S POV.

Aaaarrggghhh...
Papa sama mama benar benar membuatku gila.. setiap aku mengunjungi mereka karena merindukannya, pertanyaan yg sama juga selalu mereka lontarkan padaku..
"Kapan kamu akan membawa kekasihmu pulang dev?"

Kekasih?
Ayolah.. aku adalah pria bebas setelah lulus kuliahku...
Playboy mungkin itu adalah sifatku yg dulu.. tapi sekarang.. aku sama sekali tidak tertarik untuk menjalin hubungan dengan wanita manapun..
Mereka hanya menginginkan harta saja.. benar benar jalang..

Aku jauh lebih tertarik untuk menghabiskan malamku bersama jalang jalang kusewa tiap malamnya untuk menghangatkan ranjangku di apartemen mewah milik papa yg di berikan padaku sebagai hadiah aku diangkat sebagai direktur utama di perusahaan papa..

Seperti yg ku katakan, aku lebih suka menghabiskan malamku bersama wanita jalang yg kusewa, saat ini aku tengah menikmati permainanku memasukki lubang terukutuknya yg terasa nikmat bagi juniorku..

"Ini bayaranmu dan kau tentu tidak lupa pil KB-mu bukan.. sekarang pergilah," ujarku datar saat aku menyelesailan permainan panas barusan..

"Kau tidak ingin aku menemanimu tidur dev?" Tanya jalang itu mencoba merayuku..

"Aku tidak tertarik.. pakai bajumu dan segeralah pergi.. sebelum aku panggilkan satpam" ucapku dingin.

"Kau sangat angkuh dan sombong dev.. kau akan mengemis cinta seorang jalang sepertiku suatu saat nanti"
Dia bangkit dan memungut pakaiannya untuk di pakainya dan keluar dari kamar apartemenku...

Aku keluar dan mengunci pintu utama dan kembali ke kamar untuk mencoba memejamkan mataku..

Kata kata jalang itu?
Aku bahkan sudah sangat sering mendengarnya dari banyaknya jalang yg pernah ku tiduri..

Ada yg menyumpahiku akan menikahi seorang jalang, mengemis cinta, dan hal hal menyangkut kehidupan gelap wanita jalang...

Konyol...
Mana ada yg seperti itu...
Kalaupun aku jatuh cinta.. aku tidak akan jatuh cinta pada seorang pelacur sekalipun..

TBC..

PART PERTAMAnya masih pendek ya..
Di tunggu votemand-nya.. sangat berpngaruh loh untuk update yg berikutnya.. semakin banyak votmand semakin cepat updatenya...

See you next chapter...

Jangan Panggil Aku "Pelacur" (Tersedia Bentuk EBOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang