15 menit berlalu,tanpa suara tanpa gerakan..kiana hanya mengunci tubuh orang itu dalam pelukannya,,kini nafasnya kembali teratur,tubuhnya tak lagi gemetar..kini kesadaran mulai kembali pada dirinya.di bukanya perlahan mata itu,,aneh,ada sesuatu yang aneh yang dirasakannya,,pelukan itu kini mengendur,sesaat sebelum ia sadar jika bukan tubuh sadna yang sejak tadi ia peluk..tapi.!!!
Bughh,!!!
Tubuh kekar itu tersungkur membentur pintu,,
"Apa yang kau lakukan??"bentaknya.
"Kau !!siapa kau??mengapa kau memelukku??"
Pria itu terus mengelus-elus sikutnya yang sedikit memerah karna membentur pintu besi di belakangnya.
"Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu nona,,"
"Aaakku..!!"kiana gelagapan.
"Siapa kau?dan apa tujuanmu datang kesini??"
"Aku hanya..."
"Tunggu !!sepertinya aku pernah melihat mu??"pria itu memicingkan matanya menatap wajah kiana dengan teliti,membuat wanita itu hanya diam mematung.."ah,ya..aku mengingatmu.kau yang tempo hari menabrakku di depan sebuah apotik  dan membuat camera digital ku hancur seketika.."pria itu mengangguk seraya mengacungkan telunjuknya."dan kau pergi begitu saja tanpa memperdulikan aku..keterlaluan??"lanjutnya.
"Apa,,tapi aku tak ingat apa-apa??"
"Hahh,,kau tak ingat?apa kau mengalami amnesia nona?tempo hari kau menabrak dan merusakan barangku tanpa meminta maaf,dan sekarang kau tiba-tiba datang ke rumah ini lalu memelukku tanpa permisi,benar-benar tak sopan.."ocehnya.
"Maaf,aku tak bermaksud menabrakmu saat itu,aku hanya terburu-buru.dan barusan,aku hanya tidak tau jika kau yang membuka pintu,,karna.."
"Karna kau fikir saat aku membuka pintu kau bisa memelukku bahkan melakukan lebih dari itu.maaf!! maksudku bisa saja kau bermaksud merayuku begitu?tapi maaf nona aku bukan pria seperti itu??"

Plaakk!!!

Tangan lembut itu melanyangkan sebuah tamparan cukup keras di pipi pria itu,dia terkejut dan hampir tak percaya,mengapa wanita yang ada di hadapannya tiba-tiba jadi sangat menakutkan..hatinya menjadi tak menentu terlebih saat melihat kiana mulai menangis,apa mungkin perkataanya menyakitkan hati wanita itu.
"Maaf jika perlakuanku tak sopan,tapi ku ingatkan padamu.jika apa yang kau fikirkan itu salah.."pekiknya.
Kiana berjalan mundur dan menjauh dari hadapan pria itu,,dengan tatapan tajam.kemudian ia berbalik dan berlari menjauh.
"Nona tunggu !!"panggilnya lagi.
Kiana tak memperdulikan itu,ia terus berjalan seraya menyeka air matanya kasar,bukan ketenangan yang ia dapatkan.justru kesedihan yang kembali ia rasakan.."aku benci semua pria..!!!"
Namum sebelum ia sampai pada mobilnya,terlihat mobil lain tiba di halaman itu,nampak seorang wanita yang di baluti kemeja putih itu turun dan segera berlari ke arah kiana..
"Kiana?apa yang terjadi padamu,,"sadna memeluk kiana yang masih menangis.
"Sadna.."
"Ada apa??"
Kiana menggeleng,kemudian menoleh pada pria yang masih berdiri di ambang pintu.merasa aneh,sadna pun ikut menoleh..!!
"Vinod,,"bathinnya.
"Sadna aku harus segera pergi.."
"Tapi kiana,,"tahannya.
Wanita itu tak menghiraukan,ia melepaskan pelukan itu kemudian masuk ke dalam mobilnya lalu segera meninggal kan tempat itu.
_____________

"Aku sungguh tak percaya!!"ujar seorang pria yang masih bersandar di dinding seraya melipat kedua tangannya.
"Itulah kenyataannya vinod,,"sadna mengangkat tubuh membenarkan posisi duduknya.
"Sejak kapan ia mengalaminya,??"
"Sudah sangat lama,sampai aku sendiri tak lagi mengingatnya.."
Pria itu menurunkan kakinya,yang sejak tadi ia lipat dan menahan tembok di belakangnya,kemudian ikut duduk di samping sadna..ruang tamu itu mendadak hening,ruangan yang terdapat dua buah sofa besar berwarna putih,juga dua buah rak kaca yang berjajar di sudut kanan ruangan.
"Aku bertemu dengan kiana sekitar 5 tahun yang lalu,saat aku mendapat tugas pertamaku sebagai seorang psikolog,dan kiana lah pasien pertama yang harus aku tangani.awalnya aku tak pernah menduga jika ia menderita ancietas yang sudah sangat parah,karna selama itu aku melihat keadaan nya baik-baik saja,lebih tepatnya aku melihat hanya dari luar,namun setelah ia mulai berkonsultasi denganku.barulah aku menyadari betapa rapuhnya ia saat itu.."
"Ancietas !!!..separah itukah??"pria itu terhenyak, kembali heran.
"Kurasa mungkin sudah sangat parah,aku tak pernah menduga jika dia mengalami hal itu,ku lihat kiana wanita yang kuat,dia sangat baik,yah!!walaupun dia sangat tertutup.tapi siapa sangka di balik itu,ia mengalami gangguan dalam jiwanya yang memang masih cukup rendah.tapi itu sangat berpengaruh pada kondisinya..penyakit itu akan menimbulkan rasa ketakutan,kecemasan,juga kehawatiran yang berlebihan.bahkan bisa di sebut telah membatasi normal..kondisinya akan sangat lemah saat ia kembali merasakan hal-hal itu...ia terlihat gugup,bahkan rasa takutnya bisa menyebabkan tekanan dalam dirinya.dan sepertinya tadi ia kembali merasakan hal itu menyerang jiwanya.."
"Semua itu tentu ada sebab awalnya,,sebagai psikolognya kau pasti sangat tau latar belakangnya.sampai ia mengalami ancietas??"
"Aku bukan hanya bertugas sebagai psikolog pribadinya,,bahkan setelah lama ia bersamaku kami menjadi semakin dekat,sampai-sampai sebuah hubungan persahabatan terjalin.dan selama itu pula ia hanya menceritakan hal-hal kecil yang menjadi penyebabnya. Namun sampai saat ini ia tak pernah benar-benar menceritakan  hal yang sesungguhnya menjadi titik awal penyakit itu??"
"Banyak faktor yang memicu,sehingga seseorang dapat mengalami ancietas,bisa dari faktor genetik,medis..dan kehidupan pribadinya sadna?aku merasa jika alasan ketiga yang sangat berpengaruh padanya.."
Sadna terdiam,ia seperti sedang mengolah ucapan pria di hadapannya itu."aku sempat berfikir seperti itu juga,,karna setiap kali ia mengalami sesuatu yang buruk dalam hidupnya,maka dalam jangka waktu yang cepat keadaannya akan semakin drop,ketakutan yang berlebihan kembali menyerangnya.bahkan ia sering mencemaskan hal-hal yang sebenarnya tak perlu ia fikirkan.tapi aku tau bagaimana kiana,dia tak ingin orang lain benar-benar tau seperti apa hidup yang sebenarnya ia alami.."
"Apa selama itu juga,kau tak melihat perkembangan yang di tunjukannya.?"
Wanita itu menggeleng lemah,ia melepaskan syal yang masih melilit di lehernya sejak tadi."segala cara telah ku coba,tapi hingga detik ini aku belum melihat perkembangan dari diri kiana,justru keadannya semakin memburuk.malah aku sempat berfikir untuk mundur vinod!! Tapi hatiku tak membenarkan niat ku untuk itu,aku telah menyayanginya seperti saudaraku sendiri.dan itulah alasan kuatku untuk bertahan sejauh ini.."
"Keputusanmu sangat tepat sadna,,sikap mu sangat mulia,lagi pula dukungan moral dan suport dari keluarga terdekatnya itu sangat penting,jika di ingat proses penyembuhan pada pasien penderita ancietas itu akan memakan jangka waktu yang cukup lama.."
Sadna kembali tertunduk,ia menatap lantai yang ia sentuh dengan kedua kakinya,
"Sayangnya kiana sudah tak memiliki itu,tidak ada keluarga juga saudara.ia tinggal di sini hanya dengan seorang adik yang ia rawat dan besarkan seperti anak sendiri,,ia tak pernah memikirkan hal lain,selain kebahagiaan akira.tapi sayangnya akira tak pernah mengetahui kondisi kiana yang sebenarnya??"
"Apakah setertutup itukah dia menyembunyikan semua ini?"
"Terkadang aku sangat menyesali sikapnya,namun aku tak bisa berbuat lebih untuk itu..tujuan utama ku membantunya keluar dari keadaan buruk yang sedang ia alami,tanpa memaksanya kembali pada hal yang sudah ia lupakan.."
Pria itu menoleh,kemudian kembali mengitari pandangannya,,"hal apa yang sebenarnya ia lupakan??mengapa aku merasa jika hal itu yang justru menyebabkan ia seperti ini.."
"Aku sudah lama menduga hal itu,,tapi kiana selalu bilang.jika ia ingin sembuh tanpa harus kembali mengingat hal-hal yang sudah ia lupakan.."
Sesaat keduanya nampak hening,pria itu beranjak dari sofa,lalu berjalan pada sebuah rak yang terbuat dari kaca dengan begitu banyak buku yang tersusun rapih di dalamnya.
"Aku merasa bersalah dengan ucapanku tadi,,"pria itu berujar dengan nada bersalah.
"Aku tau,dan bisa ku pastikan ia akan kembali terpukul karna itu,,aku sangat mengerti.jika dia sudah memutuskan untuk datang ke sini bahkan tanpa mengabariku sebelumnya,ia pasti sedang mengalami masalah yang cukup sulit dan membuat kondisinya semakin tak baik.."
"Sangat di sayang kan jika wanita secantik dia harus mengidap pebyakin seperti itu."lirihnya,
Sadna mendongkakan wajah,,lalu menatap wajah pria itu yang tengah menatap kaca dengan pandangan kosong..sadar akan hal itu,vinod dengan cepat mengalihkan pembicaraan."ada apa??"
"Aku hanya sedang berfikir,,"
"Hufft,!!"
"Vinod"
Pria itu membalikan tubuhnya,,
"Apa kau mau membantuku??"
"Apa yang bisa ku bantu untukmu sadna??"
"Aku tau,sebenarnya kau sangat faham dengan semua ini.kau pun tentu tau bagaimana cara yang tepat mengatasinya.."
"Maksudmu??"vinod melipat kedua tangannya.
"Bantulah aku untuk menyembuhkan kiana,agar dia terlepas dari ancietas nya.."
Pria itu tak menjawab,ia justru memalingkan wajahnya dari sadna,wanita itu bangkitdan menghampirinya..
"Aku tau kau bisa,kau bahkan lebih memahami ini dari ku,kau seorang psikiater,apa kau tak merasa iba pada kiana.."
"Tapi maaf sadna,kali ini aku tak bisa,"
Sadba meraih bahu pria itu dan membalikkan tubuhnya agar berhadapan.
"Kau tak bisa terus seperti ini,apa yang terjadi pada seema bukan sepenuhnya kesalahanmu.kau pun tak bisa mengorbankan propesi mu karna itu.dan apa kau ingat,jika aku bisa menjadi seorang psikolog,karna kau !! Aku selalu ingin sepertimu vinod,kau hebat,kau kakak sepupuku yang paling ku kagumi.kau harus melupakan kegagalan yang pernah kau alami."
Vinod menatap wajah sadna dalam kemudian menariknya dalam pelukannya..
"Vinod.."
"Heumm."
"Kau mau kan..??"
"Akan ku coba,aku tak pernah bisa menolak permintaanmu sadna.."
"Aku tau !!"
______________
Akira masih melamun di ruang kerjanya,hatinya masih terasa tak tenang memikirkan kejadian yang ia alami malam itu,mengapa semuanya terasa begitu nyata..ketakutan itu,rasa cemas itu.sangat sangat nyata di rasakannya.tangisan yang ia dengar,raut kesedihan yang memancar di setiap sudut tempat itu tak bisa di artikan hanya dengan sebuah kalimat.kemanakah ia pergi malam itu??rumah itu,,ia merasa jika ada sebuah tarikan yang membawanya hingga sejauh itu.
"Hufft !!!"ia menghembuskan nafasnya kasar,kemudian menoleh ke arah kaca besar di ruangan itu,ia bangkit dan berdiri menghadap keluar,memandang bebas ke jalanan yang cukup padat sore itu,kendaraan tampak ramai berlalu lalang,di bawah langgit yang masih nampak cerah sore ini.dan seharusnya semua itu bisa ia nikmati seperti mereka,tapi itu tak akan terjadi untuk seorang akira.matanya kini mengarah pada sebuah halaman luas di samping gedung.tepat seminggu lalu ada seorang pria yang berdiri dan menatap ke arahnya..tentunya itu benar,ia tak hanya salah melihat,apalagi sampai berhalusinasi.
"Dimana dia??"gumamnya.

Tok..tok !!!
"Masuklah!!"akira menoleh ke arah pintu yang baru saja di ketuk.
"Permisi nona,tuan jhon memanggil anda keruangan."ujar seorang pria.
"Baiklah,aku akan segera kesana !!"
"Baiklah nona,aku permisi."
"Tunggu !!"tahannya.
"Ya. "
"Apa tak ada kiriman bunga untukku hari ini,?"tanyanya lirih.
"Sepertinya tak ada,apa kau ingin aku mencarikan bunga untuk mu??"
"Tidak..terimakasih billy.."pria itu lalu keluar dan meninggalkan akira yang masih nampak melamun.
"Kau membuatku bingung,selama beberapa bulan ini kau mengirimi aku bunga hampir setiap hari,tanpa nama,tanpa aku tahu maksud di balik itu.dan kini sudah hampir satu minggu kau menghilang begitu saja.kau tidak tau jika aku sudah terbiasa untuk itu !!"lirihnya.
Di balik itu tanpa ia sadari,seorang pria justru tersenyum saat menyadari jika akira sudah sangat penasaran di buatnya.pria itu memetik setangkai mawar merah yang belum mekar,mencimnya kemudian meremasnya sampai hancur,,ia pun berjalan meninggalkan gedung itu dengan tak sedikitpun melepaskan  senyumannya..di tengah suasana terik..ia terus berujar mengucap sebuah nama.
"Akira,akira,akira..!!!"
*******

Malam yang sangat dingin ini,guyuran hujan mulai membasahi sekitar jalan,sehingga jalanan itu terlihat putih oleh genangan air.seorang perempuan melajukan mobilnya dengan kecepatan kencang,hampir menembus kabut malam yang sudah terlihat gelap,dengan tubuh yang masih gugup,ia tak sekalipun mengalihkan pandangannya ke arah depan,tak di hiraukannya suara bisikan angin yang hampir memecah telinga.juga saat beberapa kali matanya menangkap sesuatu yang melintas dari kaca mobilnya,,semakin hatinya tak tenang.maka semakin kencang pula kakinya menginjak pedal gas,,

1 jam berlalu,mobil sedan itu kini memasuki pekarangan rumah yang sangat besar,,mobil itu berhenti dengan rem yang begitu nyaring seakan berperang dengan waktu.membuat wanita itu tersungkur ke depan...

Bughh!!!..

Ia membanting pintu mobil itu dengan cukup kencang,,lalu dengan cepat ia melangkahkan kaki nya memasuki rumah besar itu,,langkah demi langkah terdengar begitu tak beraturan,,di lemparkannya tas yang sejak tadi tergantung di lengannya,,ia mengambil posisi duduk di bawah ranjang seraya memeluk lututnya erat,,
Seketika suara-suara aneh itu kembali ia dengar,membuat tubuhnya semakin bergetar,,suara itu berasal dari kaca jendela nya...ia tak bisa berfikir apakah itu suara rintikan hujan!atau suara yang lain....
Semakin erat ia memeluk lututnya,kemudian membenamkan wajahnya di antara kedua lutut itu...
"Tidak,,bukan aku yang melakukannya,aku tak melakukan apa-apa..bukan aku..!!"racaunya gugup.
Telinganya semakin tak jelas menangkap setiap suara yang terdengar di sekitarnya..suara yang terkadang lirih dan menyedihkan..juga terkadang memekik dan menakutkan...
"Haahhhh,,!!"ia terkejut saat ada yang menyentuh pundaknya..
"Kaka,apa yang terjadi padamu??"
"Akira...!!",wanita itu langsung menarik tubuh sang adik lalu di peluknya erat untuk beberapa saat
"Mengapa kau tampak ketakutan seperti ini??katakan padaku kak?"
Kiana hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Tidak..aku hanya kelelahan"lirihnya.
Wanita itu tersenyum kecil,dengan wajah pucatnya,,
"Tunggulah disini,akan ku buatkan teh hangat untukmu.."ujar wanita itu,kemudian bangkit dan keluar kamar tanpa menoleh lagi,kiana hanya menatap tubuh sang adik itu yang sudah menghilang di balik pintu dengan tatapan yang masih nanar.
Suasana kembali hening,,hatinya masih tak tenang,,tiba-tiba ia mendapat sebuah pesan di ponselnya..dengan gerakan lemas ia meraih ponsel yang ada di dalam tasnya.

[Kak,mungkin aku akan pulang telat,mobilku ada sedikit masalah,dan jika hujan tak kunjung henti aku memutuskan untuk menetap di apartemen katty,,jaga dirimu."akira"]

Kiana terbelalak,ia membekap mulutnya dengan tangan yang gemetar. kemudian membanting ponsel itu sejauh mungkin..matanya tak henti menitikan air mata,kembali ketakutan memenuhi seluruh jiwanya.bagaimana mungkin ia mendapatkan pesan dari akira,,lalu siapa wanita yang baru saja keluar dari kamarnya???

(To be countinued)

(Sempetin komen sama ngasih lope" nya❤❤❤)

BEHIND A NAMENơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ