SATU

52 3 0
                                    

Uko berlari bagai dikejar anjing menuju sekolahnya yang tercinta saat melihat Pak Yatno penjaga gerbang sekolah mulai menutup gerbang yang beratnya amit -amit . Walaupun badannya termasuk sedikit gendut tapi jangan salah dan jangan meremehkan,Uko memiliki kemampuan untuk berlari dengan sangat cepat sampai kadang - kadang membuat dirinya sendiri heran juga. Pak Yatno tersenyum dan membiarkan gerbang terbuka sedikit untuk gadis manis itu.

" Telat lagi mbak Uko ?"

Uko atau lengkapnya Keyko Arisda mengatur nafasnya seraya megap -megap mencari udara segar untuk memenuhi paru-parunya yang mendadak seperti kehabisan stok oksigen lalu mengangguk-anggukkan kepalanya.

" Maafh...Pak....sayah telath lagih....tadih bisnyah mogok...terush pesanan ibu banyak..."

" Yo wis, masuk sana nanti malah disetrap lho kalo gurunya sudah masuk kelas " ucap pak Yatno yang punya kumis segede gaban yang bisa bikin anak kecil menangis tujuh hari tujuh malam tapi memiliki hati selembut salju, cie........

Uko tersenyum kemudian menepuk pelan pundak orang tua yang selalu baik pada dirinya lalu bergegas masuk ke kelas masih dengan nafas yang tersenggal - senggal.

Untungnya kelas masih ramai bertanda Pak Binsar guru matematika yang galaknya minta ampun itu belum datang. Vanya dan Uci, sahabat-sahabatnya langsung nyengir melihat kedatangan dirinya. Mereka sudah terbiasa dengan keterlambatan Uko. Habis sering siiih......

" Tadi malem begadang lagi ya ?" Tanya Uci yang dijawab dengan anggukan lemah Uko seraya duduk disebelah gadis berlesung pipi itu.

" Ada pesenan kue banyak dari kelurahan, kasian ibu kalo sendirian " jawab Uko sambil menyenderkan kepalanya di meja .Tangannya menggosok gosok dadanya karena sedikit sesak, maklum lari dari tempat perberhentian bis kesekolah kan lumayan jauh. Nampak kelelahan di mata gadis yang sebenarnya indah tapi sekarang kelihatan layu. Kadang Uci sampai gak tega ngeliat Uko yang begitu kecapekan namun yang bikin kagum adalah semangat pantang menyerah gadis itu .

Ibu Uko memang punya bisnis kue kecil - kecilan untuk menunjang perekonomian keluarga sedangkan bapaknya cuma seorang guru SMP honorer dengan penghasilan tak seberapa.

" Uko, udah ngerjain PR belooom?" tanya Vanya sambil menowel bahu Uko ," Pinjem dong , ntar aku belikan bakso deh" rayunya.

Tanpa banyak berkomentar Uko mengeluarkan buku milliknya yang selalu tersampul rapi dan memberikan pada gadis hitam manis berkuncir itu.

" Ih Vanya nih, bukannya ngerjain sendiri malah nyontek mulu kerjaannya ,kebiasaan tauuuu" tegur uci dan dijawab dengan cengiran khas Vanya.

Uko akhirnya ngobrol ngalur ngidul dengan Uci sambil sesekali menjawab saat Vanya bertanya karena guru mereka belum juga masuk. Tak lama Anggit sang ketua kelas masuk dan mengumumkan kalau guru killer itu gak masuk ,kelas langsung menjadi ramai seperti pasar wage deket rumah Uko.

" Ke kantin yuk, Ko " ajak Uci sambil menyisir rambut pendeknya

" Gak ah, aku tadi udah makan, lagian mendingan aku tidur aja " jawab Uko sambil bersiap-siap merebahkan kepalanya ke meja.

Uci mengendikkan bahunya maklum dia gak pengen memaksa, lalu ia pergi dengan Vanya yang akhirnya gak jadi menyalin PR setelah mendapat iming - iming bakso satu mangkok. Padahal tadi katanya dia mau nraktir Uko tapi apa daya setelah dipaksa juga Uko tetap gak mau karena dia lebih memilih tidur. Semalam dia kurang tidur banget sampai matanya terlihat sebuah lingkaran hitam mirip gerhana.

Uko tidur dengan nyenyak sampai mulutnya sedikit terbuka. Saat sahabat-sahabatnya balik dari kantin hampir saja tawa mereka meledak. Gimana gak, Uko tidur kayak orang gak sadar abis. Pelan Uci meletakkan pisang goreng kesukaan Uko didepan gadis itu. Jam ke tiga dan ke empat adalah pelajaran fisika, pelajaran yang paling dibenci oleh Uko karena ia menyadari ia memang lemah untuk pelajaran hitungan namun ia tidak akan menyerah begitu saja. Ia selalu serius untuk bisa. Saat Bu Linda tengah menerangkan tentang evolusi ,ketukan di pintu menghentikan proses belajar mengajar di kelas itu. Pak Roni kepala sekolah masuk diikuti sesosok tubuh jangkung dibelakang beliau. Kelas yang tadinya sepi mendadak ramai. Suara kali ini didominasi oleh cewek cewek, sedangkan para cowok - cowok asyik menaksir naksir tinggi murid baru itu. Sang murid baru hanya tersenyum di sebelah sang KepSek seraya memandang teman-teman barunya.

Soulmate ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang