Bab 15 - Job Tambahan

9.3K 880 39
                                    


Bab 15 – Job Tambahan

-Author POV-

"Jika tidak ada yang mau menawarkan diri kalian bisa kembali bekerja" ujar Pak Andra dan semuapun bangkit dari kursinya. "Kecuali Lucita" tambahnya. Lucitapun kembali duduk dengan wajah lesu.

"Gue punya firasat buruk" gumam Lucita pelan dan menatap para penyiar lain yang sudah keluar dari ruang rapat termasuk Bunga.

Pak Andra menatap Lucita lekat membuat Lucita sendiri resah, "Apa benar dengan kabar yang tersebar di radio ini soal kelebihan kamu?" tanya Pak Andra dengan wajah serius. Lucita memutar bola matanya, ia sendiri bingung harus menjawab apa. "Lucita?" panggil Pak Andra.

"Eh, iya Pak" jawab Lucita polos. "Emh ... emh ... iya Pak, saya bisa lihat apa yang orang lain gak bisa lihat" jawab Lucita yang akhirnya berkata jujur.

Pak Andra tersenyum sambil menjentikan jarinya, "Kalo begitu kamu adalah orang yang tepat untuk jadi penyiar acara ini" ucap Pak Andra bersemangat.

Lucita meremas-remas tangannya yang mulai basah dengan keringat, meskipun suhu di ruang rapat ini dingin tetap saja Lucita merasa kepanasan. "Kalo saya nolak ada sanksi gak Pak?" Lucita balik bertanya dan Pak Andra menjawabnya dengan gelengan. "Oh kalo gitu saya nolak ya Pak, kayanya Alif lebih cocok bawain acara kisah misteri" cerocos Lucita.

"Kamu mau saya bayar berapa supaya mau jadi penyiar acara itu?" tanya Pak Andra to the point.

"Maksud Bapak? Saya yang ngajuin gajinya?" tanya Lucita dengan nada heran, Pak Andra mengangguk pasti membuat Lucita berpikir keras sekarang antara menerima tawarannya atau menolak mentah-mentah rejeki nomplok ini. "Kasih saya waktu ya Pak" pinta Lucita.

"Tidak bisa Lucita, kamu harus menjawabnya sekarang ... kamu bisa langsung siaran minggu depan dan sekarang mari kita buat kesepakatan gajinya secara tertulis" ujar Pak Andra membuat mata Lucita berbinar.

"Oke Pak saya ambil kerjaan itu, tapi apa bisa saya memilih operator untuk acara itu?" tanya Lucita.

Pak Andra tersenyum, "Silahkan, kamu bisa pilih siapa saja sesuai dengan keinginan kamu dan tentunya dia juga akan mendapat kenaikan gaji juga" ucap Pak Andra.

Lucita tertawa licik kali ini, "Alif, Pak saya mau Alif yang menemani saya di acara kisah misteri" jawab Lucita yang sangat mengetahui sifat Alif yang penakut lebih dari dia sendiri.

"Tumben kamu tidak minta Bunga ... Oke kalo begitu kamu bisa keluar dan tolong panggilkan Alif untuk kembali masuk ke sini" pinta Pak Andra diangguk Lucita yang bergegas bangkit dari kursi lalu keluar dari ruang rapat.

Saat Lucita keluar dari dalam ruang rapat ia terperanjat, pasalnya ia dikagetkan oleh para penyiar dan operator yang berdiri menunggunya di depan pintu, "Gila, loe semua ngagetin gue!" bentak Lucita mengusap-ngusap dadanya. "Selain hantu ternyata kalian juga berhasil ngagetin gue!" gerutu Lucita kesal.

"Gimana? Apa kata Pak Andra?" tanya Bunga penasaran.

"Alif, loe disuruh Pak Andra masuk ke dalem tuh!" ucap Lucita lalu berjalan meninggalkan teman-temannya.

Alif terdiam, ia masih tidak percaya jika Pak Andra memanggilnya ke dalam ruangan. "Kalo Lucita nolak ini artinya gue yang jadi penyiarnya ya?" tanya Alif pada rekan seprofesinya. "Mati gue" ucap Alif.

Bunga terkekeh, "Daebak!" lalu ia pergi menyusul Lucita.

"Loe kudu kuat Lif!" pesan Melky menepuk-nepuk bahu Alif.

IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang