Chapter 20

2.7K 215 8
                                    

Setelah beberapa kali memberikan Luhan nafas buatan, akhirnya denyut jantung dan pernafasan gadis itu mulai stabil.

"Aku sudah memberinya obat, cepat panggil ambulans, mungkin saja dia alergi pada udara dingin."

"Kau yakin? Setauku dia tidak memiliki alergi semacam itu," ucap Jongin. Laki-laki itu pun sadar kalau ia sudah salah bicara.

"Apa kau mengenalnya?"

"Ah, tentu saja tidak, aku baru pertama kali melihatnya. Maksudku, bukankah dia terlihat seperti orang Korea? Suhu disana saat musim dingin tidak jauh berbeda dengan disini bukan?"

"Kau benar, itu masuk akal, mungkin ia alergi pada bahan makanan, kau awasi dia, aku akan menghubungi ambulans," Sehun pun segera berdiri dan keluar dari ruangan itu.

Luhan membuka matanya perlahan-lahan, namun kepalanya terasa nyeri, gadis itu pun mengedipkannya beberapa kali. Sebuah lampu berwarna putih yang tepat berada di atasnya membuat pandangannya sedikit kabur.

Ia pun memalingkan pandangannya kearah samping, sebuah monitor kecil yang menunjukkan detak jantung diletakkan disitu.

Kenapa ada benda ini, seharusnya kan benda itu ada di...

Gadis itu membelalak saat menyadari dimana ia berada, ia segera bergerak dari posisinya dan turun dari kasur. Namun lantai rumah sakit yang sangat dingin dan kakinya yang telanjang membuatnya terkejut dan akhirnya ia pun terjatuh.

"Ouch!" pekiknya.

Saat ia hendak berdiri, seseorang berjongkok di hadapannya dan mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri, tanpa mendongak, Luhan segera menggenggam tangan orang itu dan kembali ke atas kasur.

"Kau baik-baik saja?"

"Ne, terima ka... ya! Kim Jong—" Luhan terkejut saat melihat seorang laki-laki di hadapannya, namun sebelum ia dapat mengutarakan rasa terkejutnya itu, Jongin langsung menutup mulut gadis itu dengan tangannya.

Gadis itu langsung menepis telapak tangan Jongin dari mulutnya, ia menatap laki-laki itu dengan marah, bagaimana bisa ia menutup mulut seseorang begitu saja.

"Ya! Kenapa kau menutup mulutku?!" ucapnya kesal.

Wajah Jongin terlihat panik. "Ya, Xi Luhan, diamlah. Aku akan menjelaskan semuanya, tapi untuk saat ini kau harus tetap tenang dan pura-pura tidak mengenalku, oke?" ucapnya setengah berbisik.

"Mwo? Apa yang terjadi? Kenapa aku harus berpura-pura tidak mengenalmu? Kenapa aku bisa berada di rumah sakit?"

"Itu..."

Tiba-tiba seorang laki-laki bertubuh tinggi menghampiri mereka, ia mengenakan jas dokter berwarna putih dan mengenakan sebuah name tag bertuliskan 'Dr. Oh, ER Chief'

"Bagaimana keadaanmu?" ucapnya.

"A... aku baik-baik saja, apa yang terjadi?"

"Kau pingsan di pinggir jalan dan hampir mati, mungkin itu yang bisa kukatakan."

"Mwo? Pingsan?!"

"Ne, tenanglah, kita berada di rumah sakit. Nona Xi, apa kau memiliki alergi pada sesuatu?"

"Lagi-lagi dia memanggilku nona Xi," ucapnya pelan.

"Apa? Aku tidak bisa mendengarmu dengan jelas," ucap Sehun.

"Ah, aniyo. Sepertinya tidak, aku makan dengan baik, tidak pernah terjadi apa-apa."

Sehun terdiam sejenak lalu berjalan ke samping gadis itu. "Geurae, aku akan memeriksamu sekarang."

love is not for us ; hunhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang